Turis Perempuan Berpose Cabul dengan Patung Ikonis di Florence Italia, Warga Minta Pelakunya Dipenjara

Kepala polisi Florence mengingatkan turis asing yang sedang berwisata ke Florence Italia untuk menghormati landmark bersejarah mereka, baik versi asli maupun replikanya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 19 Jul 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 07:30 WIB
Turis Perempuan Berpose Cabul dengan Patung Ikonis di Florence Italia, Warga Minta Pelakunya Dipenjara
Replika patung Bacchus di Borgo San Jacopo, Florence, Italia, jadi objek foto tidak senonoh turis asing. (dok. Instagram @liubaeva1703_amore/https://www.instagram.com/p/CAKv3SylnSx/?hl=en&img_index=6/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis perempuan berambut pirang memancing kemarahan warga Florence, Italia, setelah berpose cabul dengan patung ikon kota tersebut. Ia terlihat memanjat patung Bacchus karya Giambologna di Borgo San Jacopo, Florence, sebelum mencium patung dari tembaga itu.

Perempuan yang tidak disebut namanya itu mengenakan celana denim pendek dan kaus hitam. Ia lalu mengubah posenya, mendekatkan bokongnya ke tubuh patung seolah sedang berhubungan seks saat temannya mengambil foto.

Foto-foto mereka yang diburamkan beredar di Facebook komunitas setempat. "Inilah rasa hormat terhadap Florence," bunyi keterangan dalam unggahan tersebut menyindir pariwisata di salah satu kota ternama di Italia tersebut.

Dengan segera, unggahan tersebut menjadi viral di Italia. Warganet yang tak terima meninggalkan komentar, "Kita harus memaksa wisatawan menjalani tes masuk Florence sebelum mereka menginjakkan kaki di kota itu." Ada pula yang mendesak turis tak sopan itu dipenjara agar jera.

Tak hanya itu, para tokoh juga bersuara. Menurut Patrizia Asproni, anggota organisasi warisan budaya Confcultura, tindakan tak sopan yang dilakukan turis lantaran tak ada tindakan tegas yang membuat turis asing segan. "Manifestasi kekasaran dan ketidaksopanan yang terus menerus ini terjadi karena setiap orang merasa berhak melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa mendapat hukuman," ucapnya.

Ia pun mendesak agar Florence menerapkan 'model Singapura', yakni kontrol ketat, denda sangat tinggi, dan tidak ada toleransi. Sementara, Kepala Polisi Florence Antonella Ranaldi mengingatkan agar wisatawan berlaku hormat pada cagar budaya di Florence, baik asli maupun tiruan. "Saya ragu perempuan ini, yang saya salahkan, mengetahui perbedaannya," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bukan Patung Bacchus Asli

Turis Perempuan Berpose Cabul dengan Patung Ikonis di Florence Italia, Warga Minta Pelakunya Dipenjara
Kota Florence, Italia. (dok. Alberto PIZZOLI / AFP)

Patung yang menjadi objek foto turis asing itu nyatanya adalah replika dari patung tembaga Bacchus asli yang disimpan di Museum Bargello. Patung itu dibuat seniman bernama Giambologna pada 1560an.

Replika patung menggantikan aslinya pada 2006 dan berdiri di atas air mancur marmer kuno asli yang disebut 'del Centauro'. Wisatawan yang ingin berpose dekat patung itu harus memanjat cukup tinggi.

Insiden wisatawan tak sopan itu seolah membangkitkan memori kemarahan warga Italia yang sebelumnya mendengar kabar turis asing mengukir namanya di tembook kuno di Pompeii pada bulan lalu. Turis pria yang berasal dari Kazakhstan, dilaporkan tertangkap basah merusak salah satu tembok kota, yang berada di bawah Gunung Vesuvius dan terkubur oleh letusan gunung berapi pada 79 M.

Perusak yang tidak disebutkan namanya dihentikan ketika sedang mengukir kata 'Ali' pada plester tipis di House of the Ceii, sebuah vila kuno yang mungkin milik hakim Lucius Ceius Secundus. Pihak berwenang Italia mengatakan bahwa pria tersebut diminta membayar biaya restorasi untuk menghilangkan grafiti pada tembok tersebut setelah dilaporkan ke polisi.


Tindakan Vandalisme Turis Kazakhstan

Turis Perempuan Berpose Cabul dengan Patung Ikonis di Florence Italia, Warga Minta Pelakunya Dipenjara
Kota Florence, Italia. (dok. Damini Rathore/Unsplash)

Direktur Taman Arkeologis Pompeii Gabriel Zuchtriegel, mengecam turis itu dengan mengatakan, "Tindakan tidak beradab. Berkat undang-undang baru yang didukung oleh Menteri Gennaro Sangiuliano, pelaku kejahatan harus membayar untuk restorasi tembok tersebut. Selamat kepada kolaborator kementerian dan perusahaan Ales yang segera mengintervensi. Kolaborasi yang luar biasa dengan polisi, yang kami ucapkan terima kasih atas kecepatan mereka."

Menurut laman resminya, taman kuno itiu adalah Rumah Ceii yang menjadi 'salah satu contoh tempat tinggal kuno yang langka dari akhir periode Samnite (sekitar abad ke-2 sebelum masehi). Disebutkan pula bahwa kediaman itu memiliki pemandian impluvium yang terbuat dari pecahan amphorae yang dipasang di tepinya, yang merupakan teknik umum yang digunakan di Yunani dan dibuktikan di Pompeii.

"Dinding belakang di taman kecil dihiasi dengan binatang liar, sebuah tema yang sangat sukses dalam dekorasi area terbuka. Dinding sampingnya menggambarkan lanskap bergaya Mesir dengan hewan-hewan di Delta Nil, yang mungkin menunjukkan hubungan antara pemilik rumah dan pemujaan Isis, yang tersebar luas di Pompeii pada tahun-tahun terakhir kehidupan kota itu," jelas situs tersebut.

 


Otoritas Italia Perketat Pengawasan Memasuki Libur Musim Panas

Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara di Italia, Turis Inggris Pemahat Nama di Dinding Colosseum Kini Minta Maaf
Ivan Dimitrov, turis Inggris yang berprofesi sebagai instruktur fitness terekam mengukir namanya dan kekasihnya di Colosseum Roma, Italia. (dok. Facebook Ivan Fitness and Coaching)

Kedatangan turis asing saat libur musim panas di Italia ditanggapi dengan memperketat pengawasan landmark bersejarah oleh pihak berwenang Italia. Pasalnya, mereka mengalami serangkan insiden berkaitan dengan monumen bersejarah mereka.

Seorang turis Belanda dikecam setelah 'menandatangani' tembok kuno di Kota Herculaneum yang juga tertutup abu vulkanik saat Vesuvius meletus pada 79 Masehi. Kemudian pada Agustus 2023, dua turis asal Jerman ditahan setelah mencorat-coret landmark bersejarah di Florence. 

Orang-orang tersebut dilaporkan menggunakan cat semprot hitam untuk menulis 'DKS 1860' pada kolom berusia 460 tahun di Koridor Vasari yang ikonis di Florence. Koridor itu menghubungkan Galeri Uffizi yang berharga di kota ini dan Istana Pitti dan awalnya dibangun untuk keluarga Medici yang berkuasa.

Insiden lainnya melibatkan seorang instruktur kebugaran kelahiran Bristol yang berbasis di Bulgaria terekam tersenyum saat dia merusak dinding Colosseum. Ivan Dimitrov sedang berlibur di Roma bersama pacarnya Hayley Bracey ketika tertangkap sedang mengukir kata-kata 'Ivan dan Hayley 23' ke tembok bata dengan kunci.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya