Virus Polio Terdeteksi di Sampel Limbah Gaza, Ribuan Warga Palestina Berisiko Alami Kelumpuhan

Penemuan virus polio di sampel limbah Gaza meningkatkan risiko kelumpuhan bagi ribuan warga Palestina, menunjukkan situasi sanitasi yang buruk dan kehancuran sistem kesehatan akibat konflik.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 21 Jul 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2024, 02:00 WIB
Warga Palestina di Jalur Gaza Cuci Pakaian Pakai Air Laut
Warga Palestina menggunakan air laut untuk mandi dan membersihkan peralatan serta pakaian mereka akibat kekurangan air yang terus berlanjut di Jalur Gaza, di pantai Deir al-Balah, Jalur Gaza Tengah, Minggu, 29 Oktober 2023. (AP Photo/Mohammed Dahman)

Liputan6.com, Jakarta - Virus polio yang sangat menular ditemukan dalam sampel limbah di Gaza. Ribuan warga Palestina berisiko tertular penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Kementerian Kesehatan Gaza dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan berdasarkan pengujian, mereka menemukan sampel virus di air limbah.

"Virus polio tipe 2 (VDPV2) telah diidentifikasi di enam lokasi dalam sampel limbah yang dikumpulkan pada tanggal 23 Juni dari Khan Younis dan Deir al Balah," kata WHO pada Jumat, 19 Agustus 2024, dikutip dari CNN.

WHO mengatakan temuan ini terkait dengan 'situasi sanitasi yang buruk' yang disebabkan oleh serangan brutal militer Israel di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2024. "Penting untuk dicatat bahwa virus ini baru diisolasi dari lingkungan pada saat ini; tidak ada kasus kelumpuhan terkait yang terdeteksi," imbuh WHO.

Meski begitu, kondisi kesehatan warga Gaza, Palestina, makin rentan dengan keberadaan virus tersebut. Berbagai badan PBB, termasuk UNICEF dan UNRWA (badan pengungsi Palestina), bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat untuk menentukan sejauh mana virus ini telah menyebar.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tingkat vaksinasi polio sebelum konflik terjadi 'optimal', tetapi perang Israel melawan Palestina telah menciptakan 'lingkungan yang sempurna untuk penyebaran penyakit seperti polio'.

"Kehancuran sistem kesehatan, kurangnya keamanan, hambatan akses, perpindahan penduduk yang terus-menerus, kekurangan pasokan medis, buruknya kualitas air dan melemahnya sanitasi meningkatkan risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk polio," Tedros memperingatkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bencana Kesehatan Nyata bagi Warga Gaza Palestina

Anak-anak Palestina menderita malnutrisi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Selasa bahwa malnutrisi di Gaza utara “sangat ekstrem.” (AP Photo/ Jehad Alshrafi)

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyerukan praktik untuk meningkatkan kebersihan dan keselamatan. "Terdeteksinya virus penyebab polio di saluran air limbah menandakan bencana kesehatan yang nyata dan membuat ribuan penduduk berisiko tertular polio," katanya dalam sebuah pernyataan, menuntut 'penghentian segera agresi militer Israel'.

Polio liar telah diberantas dari Gaza lebih dari 25 tahun yang lalu, dengan cakupan vaksinasi sebelum perang mencapai 95 persen pada 2022, menurut WHO. Virus polio dapat muncul ketika cakupan vaksinasi yang buruk memungkinkan jenis virus vaksin yang diberikan secara oral yang dilemahkan untuk bermutasi menjadi versi yang lebih kuat yang mampu menyebabkan kelumpuhan, kata juru bicara program Pemberantasan Polio global WHO.

Sementara itu, rumah sakit di Gaza tengah menyatakan lebih dari 20 orang tewas setelah dua serangan udara Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsian Nuseirat pada Sabtu, 20 Juli 2024. Laporan CNN menyebutkan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. 


Klaim IDF Atas Serangan pada Warga Sipil Gaza

Militer Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza
Warga Palestina memeriksa kerusakan di sekitar bangunan tempat tinggal setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza Selatan pada 1 Desember 2023, (SAID KHATIB/AFP)

Pihak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersuara atas serangan tersebut. Lagi-lagi, mereka menggunakan dalih mengejar teroris. "Semalam, IDF menyerang sasaran teror di seluruh Jalur Gaza, termasuk teroris dan lokasi infrastruktur teroris di wilayah Nuseirat."

"IDF berupaya signifikan untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil yang tidak terlibat dan beroperasi sesuai dengan hukum internasional melawan organisasi teroris Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza yang secara sistematis dan sinis beroperasi dari dalam infrastruktur sipil," demikian pernyataan resmi IDF, dikutip dari CNN.

Pertahanan Sipil Gaza mengatakan sebuah blok pemukiman dihantam di selatan Nuseirat. Pejabat rumah sakit mengatakan mereka menerima tiga jenazah. Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan, 37 orang tewas dan 54 orang luka-luka dalam 24 jam terakhir sejak Sabtu, akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza.

"Beberapa waktu lalu, satu [blok] menara dibom," kata Mahdi Abdullah, seorang pria asal Gaza utara yang mengungsi di Nuseirat, kepada CNN. "Situasinya sulit di sini dan saya menunggu keadaan menjadi tenang sehingga saya dapat kembali ke tempat saya."

 


Israel Gunakan Rumah Sakit Kanker Satu-satunya di Gaza Sebagai Pangkalan Militer

Tak Waras, Israel Gunakan Rumah Sakit Kanker Satu-satunya di Gaza Sebagai Markas Militer
Anak-anak Palestina mengantre untuk mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza. (dok. Bashar TALEB / AFP)

Sebelumnya, Al Jazeera dan TRT World melaporkan bahwa tentara zionis menggunakan Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina yang merupakan rumah sakit kanker satu-satunya di Gaza untuk basis militer mereka selama berbulan-bulan. Atas kejahatan tersebut, Turki naik pitam. Kementerian Luar Negeri Turkiye pun mengecam serangan tentara Israel yang menargetkan Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza yang terkepung.

"Foto di pers Palestina yang menunjukkan sekelompok tentara Israel di depan Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza adalah bukti lebih lanjut pelanggaran Israel terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional," kata Kemenlu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari TRT World, Selasa, 16 Juli 2024.

"Kerusakan yang terjadi pada rumah sakit tersebut oleh pasukan Israel dan penggunaannya sebagai pangkalan militer adalah bagian dari kebijakan sistematis Israel yang bertujuan untuk memusnahkan rakyat Palestina," sambung pihak Turki. Kemenlu Turkiye memastikan bahwa pihaknya akan menyeret pihak-pihak yang bertanggung jawab atas serangan-serangan itu diadili di pengadilan internasional.

Banner Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Sumber Foto: AP Photo)
Banner Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Sumber Foto: AP Photo)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya