63 Persen Wisatawan Asing ke Indonesia karena Kuliner, Sandiaga Uno Dukung Rempah Nusantara Jadi Nation Branding Indonesia

Rempah-rempah nusantara sudah dikenal sejak sebelum Indonesia ada. Ini dianggap potensi besar yang harus digarap serius.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 07 Agu 2024, 05:01 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 05:01 WIB
Ilustrasi rempah
Ilistrasi rempah (dok.pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan rempah nusantara sudah tersohor sejak Indonesia belum tercipta. Bahkan, banyak negara asing berbondong-bondong ke Nusantara demi rempah yang berujung dengan penjajahan selama bertahun-tahun.

Seiring zaman, rempah menunjukkan pesonanya dengan berhasil menggoda lidah wisatawan asing. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mayoritas wisman yang datang ke Indonesia karena ingin mencicipi kulinernya yang kaya rempah.

"63 persen wisatawan ke Indonesia karena kulinernya. Ini juga tentu karena bumbu atau rempah Indonesia," kata Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.

Bahkan, rempah bukan hanya dipakai di sektor gastronomi, tetapi juga dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif, dari batik hingga produk-produk kosmetik. Menyadari besarnya kebutuhan dan potensi akan rempah, Asosiasi Rempah Nusantara (Akren) menggelar Gemar Rempah Nusantara yang akan berlangsung pada 8--10 Agustus di The Ballroom Pondok Indah Golf Course Jakarta.

Acara yang akan diresmikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin itu akan mengundang sejumlah pemangku kepentingan, termasuk para pengusaha, pembeli dari luar negeri, serta seluruh duta besar yang ada di Indonesia. Ketua Akren Siti Nur Azizah Ma’aruf menyebut program itu adalah bentuk affirmative action dari asosiasi untuk mendukung gerakan Indonesia Spice Up the World (ISUTW) yang dicanangkan pemerintah pada 2021.

"Kami ingin Indonesia ini mengangkat kembali kejayaan rempah, Ini tidak hanya kekayaan budaya, komoditi unggulan, tetapi ini juga menjadi satu karakter, kebanggaan bangsa Indonesia," ucapnya.

"... menjadikan rempah nusantara menjadi nation branding-nya kita," imbuh Poppy Zeidra, juru bicara AKREN Indonesia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rangkul Generasi Muda Kembangkan Rempah Nusantara

63 Persen Wisatawan Asing ke Indonesia karena Kuliner, Sandiaga Uno Dukung Rempah Nusantara Jadi Nation Branding Indonesia
Gemar Rempah Nusantara. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Memanfaatkan momen HUT ke-79 RI, Azizah juga ingin menggalang semangat nasionalisme lewat rempah. Tidak hanya mengajak pelaku usaha, ajakan itu juga menyasar para generasi muda. Ia ingin semua pihak mendorong Indonesia sebagai ibunya rempah-rempah.

Langkah pertama dimulai dengan acara tersebut. Poppy menyatakan pihaknya akan menggelar gala dinner yang dihadiri para duta besar. Ia meminta Sandiaga untuk mempromosikan keistimewaan rempah nusantara di hadapan para dubes. 

Acara itu juga akan dimeriahkan dengan business matching yang mempertemukan pemangku kepentingan rempah dalam negeri dengan buyer asing. Azizah menyebut pembeli dari Rusia, Uzbekistan, China, dan Seychelles akan hadir.

"Di event ini, kami berkolaborasi dengan Seychelles, dan dihadiri menteri investasi dan entrepreneurshipnya, Miss Vidot akan hadir," imbuhnya.

Tak berhenti di acara tersebut, AKREN juga menyiapkan cetak biru untuk langkah selanjutnya, yakni mendigitalisasi ekosistem rempah. Poppy menerangkan pihaknya menyiapkan sistem aplikasi dan market place yang mengumpulkan petani, pengepul, sampai pengusaha rempah.

"Totalnya datanya sampai 3.100 petani, pengepul dan pengusaha rempah yang ada di dalam asosiasi gemah rempah nusantara. dicollaborate dengan akren, dan membuat blue print yang mempersiapkan market place-nya," ia menguraikan.


Minta Dukungan Pemerintah

Transformasi Digital Jalur Rempah Indonesia untuk Kembalikan Kejayaan Masa Lampau
Mengembalikan kejayaan rempah Indonesia di masa lampau, sebuah aplikasi jadi transformasi jalur rempah (Teknologi Cakra Internasional)

Poppy pun mengharapkan dukungan dari pemerintah untuk memuluskan proses transformasi digital rempah, dari mulai pengadaan bahan mentah, perdagangan, hingga sistem promosinya. Di hulu, pihaknya meminta dukungan Kementerian Pertanian agar semakin banyak anak milenial, Gen Z, hingga generasi alfa yang ingin jadi petani di Indonesia. 

"Kemudian untuk sistem sellingnya, kita kolaborasi dengan sistem di Kemendag untuk kemudian bagaimana 46 negara dan juga ITPC, Indonesia Trade Promotion Center, untuk bisa memberikan data-data untuk business owner yang mau ekspor rempah atau impor rempah. Dari Kemenparekraf, kami meminta support untukpromosi bagaimana rempah membumbui dunia," sambungnya.

Sebelumnya, dalam kesempatan berbeda, Menparekraf sempat menyinggung kondisi terkini Indonesia Spice Up the World. Ia mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi mengingat target yang ditetapkan di awal, yakni membuka 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan ekspor rempah 2 miliar dolar, belum tercapai.

"Kalau kita hitung dari data kemenlu baru setengah, masih banyak PR. Saya juga mengadvokasikan agar program ini dilanjutkan di pemerintahan selanjutnya... Per hari ini peluang itu ada, tapi kita harus kerja lebih keras lagi," kata Sandi.


Daftar Rempah Indonesia yang Banyak Diekspor

Rempah
Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Natasha Breen

 Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut deretan rempah khas Indonesia yang banyak diekspor ke berbagai negara:

1. Andaliman

Andaliman adalah rempah dengan rasa yang cukup pedas seperti merica. Bumbu rempah ini memiliki aroma mirip jeruk, tetapi lebih lembut. Andaliman digunakan sebagai campuran masakan khas Batak. Meskipun masih sedikit asing, andaliman sudah cukup populer di sektor kuliner dunia.

2. Cengkih

Pada masa penjajahan, cengkih menjadi salah satu rempah terpopuler dan memiliki harga yang tinggi. Tak heran jika bumbu rempah asli Maluku ini banyak diincar penjajah. Selain Maluku, daerah penghasil cengkih di antaranya Jawa Timur, Pulau Sulawesi, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur.

3. Kapulaga

Hingga saat ini, setidaknya sudah ada tiga negara utama pengimpor kapulaga asal Sumatera Utara, yaitu Vietnam, Thailand, dan Tiongkok.

4. Kayu manis

Kayu manis juga termasuk rempah Indonesia yang banyak diekspor. Bumbu rempah yang kerap digunakan sebagai tambahan roti ini memiliki aroma khas. Tanaman kayu manis banyak ditemui di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin, Jambi. Adapun beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor kayu manis adalah Singapura, Jerman, Belanda, hingga Amerika Serikat.

5. Lada

Tanaman lada banyak tersebar di Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, hingga Sulawesi Selatan. Komoditas rempah utama Indonesia ini kerap digunakan sebagai bumbu sup dan berbagai tumisan yang dapat memberikan efek hangat pada tubuh.

6. Pala

Selain dijadikan rempah-rempah, tanaman pala juga menjadi komoditas penghasil minyak atsiri. Tanaman pala banyak tumbuh di Banda dan Maluku. Pada 2016, pala menjadi komoditas rempah khas Indonesia terbesar ketiga.

7. Vanili

Berdasarkan data pada 2019, Indonesia termasuk pengekspor sekaligus penghasil vanili terbaik dan terbesar di dunia setelah Madagaskar dan Prancis. Saat ini sudah banyak wilayah di Indonesia yang membudidayakan vanili, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, hingga Nusa Tenggara Timur.

Infografis Daerah Penghasil Rempah di Indonesia
Infografis Daerah Penghasil Rempah di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya