Liputan6.com, Jakarta - Adalah Ibrahim Salem, warga Palestina yang fotonya viral setelah ditahan selama sekitar delapan bulan di "kamp terbrutal" Israel. Di sana, pemerkosaan, sengatan listrik, dan pemukulan diklaim sebagai "hal wajar." Gambar yang bocor memperlihatkannya dalam keadaan mata tertutup, lengan di belakang kepala, dan berdiri di dekat pagar kawat berduri Penjara Sde Teiman.
Itu adalah salah satu foto pertama yang bocor dari pangkalan militer terkenal itu, tempat ribuan tahanan Palestina ditahan tanpa dakwaan dan disiksa secara rutin, menurut Middle East Eye, dikutip Jumat (9/8/2024). Salem dilaporkan bebas minggu lalu.
Ia mengatakan pada outlet tersebut, foto yang pertama kali dipublikasikan CNN itu hanyalah puncak gunung es dari pengalaman mengerikan yang dialaminya di tahanan. Tindakan brutal Israel itu diklaim meliputi pemerkosaan, disetrum, dan pemukulan berulang kali.
Advertisement
"Sebagian besar tahanan akan keluar dengan luka rektum (yang disebabkan kekerasan seksual)," kata pria berusia 36 tahn tersebut. Para tahanan akan saling mengatakan bahwa itu adalah wasir, tambahnya, tapi sebagian besar hanya menghindar untuk mengakui bahwa mereka telah diperkosa, terkadang oleh tentara wanita.
Salem berada di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara saat pasukan Israel menyerbu fasilitas tersebut pada Desember 2023. Ia berada di sana bersama anak-anaknya yang terluka parah dalam serangan Israel di rumah mereka.
Saudara-saudaranya, bersama beberapa anak mereka, tewas dalam serangan itu. "Ketika tentara datang, mereka meminta semua pria turun ke halaman," kata Salem. Namun, dokter memerintahkan Salem tetap bersama anak-anaknya di ICU.
Dipukul dan Dihina Tentara Israel
Dokter bahkan menyerahkan laporan kesehatan anak-anak Salem, memintanya melampirkan catatan kondisi kritis mereka jika tentara Israel bertanya. "Tentara datang dan bertanya pada saya, 'Apa yang kalian lakukan di sini?' Jadi saya memberikan laporan tersebut pada mereka."
"Saya memberi tahu mereka dalam bahasa Arab, 'Mereka adalah anak-anak saya. Mereka tidak dapat bergerak di ICU.' Mereka benar-benar koma, dua di antaranya, dan yang ketiga mengalami luka bakar," kenang Salem. "Tentara lain memegang laporan tersebut, membacanya, dan memberi tahu rekannya, 'Bawa dia'."
Saat Salem dibawa bersama banyak pria lain, tentara Israel memerintahkan mereka menanggalkan pakaian mereka sebelum dimasukkan ke dalam lubang besar di lokasi yang tidak diketahui. Di sana, di bawah hujan, tentara mulai memukuli dan menghina orang-orang Palestina, yang tangan dan kakinya diikat.
Salem mengatakan, hinaan tersebut, termasuk "Kami meniduri Nukhba (unit elit di sayap militer Hamas)," dan "Kami meniduri ibumu." "Mereka mendatangi pria di dekat saya dan berkata padanya, 'Angkat kepalamu.' Jadi, dia melakukannya dan mereka berkata padanya, 'Katakan, aku anak pelacur. Katakan, saudara perempuanku pelacur.'"
Advertisement
Tindak Pelecehan Seksual yang Diduga Merajalela
Sekitar 100 orang itu dibawa ke pusat penahanan di Gurun Negev. Mereka dibiarkan mengenakan pakaian dalam saat hujan turun selama dua malam sebelum diberi pakaian terusan tipis dan dibawa ke barak, katanya.
Di dalam sel, kaki para tahanan dilepaskan ikatannya, tapi mereka tidak diberi makan selama dua hari. Satu botol kecil air dibagikan pada mereka semua. Setelah itu, mereka dipanggil satu per satu untuk diinterogasi.
Terkait dugaan pelecehan seksual, meski hal itu merajalela, para narapidana jarang membicarakannya pada satu sama lain, kata Salem. Banyak yang malu mengakuinya, terutama ketika mereka diperkosa tentara wanita, yang terkadang berusia remaja.
Menelanjangi tahanan, memasukkan benda ke dalam rektum mereka, dan memegang alat kelamin mereka secara agresif saat berganti pakaian disebut sebagai praktik umum di kalangan tentara Israel. Ketika tersiar kabar bahwa seorang tahanan berusia 40-an diperkosa, Salem terus mendekatinya hingga ia menceritakan apa yang terjadi padanya.
"Ia mengatakan pada saya bahwa ia diperkosa seorang tentara wanita," kata Salem. Ketika ia bertanya bagaimana hal itu terjadi, tahanan itu menjelaskan bahwa pelecehan terjadi di hadapan tentara lain di ruangan itu.
Dugaan Pelecehan Seksual terhadap Tahanan Palestina
Tahanan itu membungkuk di atas meja dengan tangan diletakkan di depannya, diborgol. Tentara wanita, yang berdiri di belakangnya, akan memasukkan jari-jarinya dan benda-benda lain ke dalam rektumnya.
Ketika ia bereaksi atau bergerak mundur, tentara yang berdiri di depannya akan memukul kepalanya dan memaksanya membungkuk lagi. Itu adalah salah satu dari banyak cerita yang dia dengar di tahanan, Salem menambahkan.
Salem mengatakan, ia juga disentuh di bagian pribadinya oleh seorang tentara wanita dan ada benda yang dimasukkan ke dalam rektumnya di suatu waktu. Akhir bulan lalu, seorang tahanan Palestina diduga korban pelecehan seksual tentara Israel di Penjara Sde Teiman di Gurun Negev dipindahkan ke rumah sakit dalam kondisi kritis, lapor KAN pada Selasa, 30 Juli 2024.
Publikasi pemerintah Israel tersebut tidak mengungkap nama tahanan itu, hanya mengklaim bahwa ia adalah komandan unit Hamas. Melansir Anadolu Ajansı, Rabu, 31 Juli 2024, 10 tentara Israel dituduh melecehkan tahanan secara seksual di fasilitas penahanan yang terkenal kejam itu.
Sembilan tentara ditahan pada Senin, 29 Juli 2024, untuk diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan atas pelecehan tersebut. Namun, pengunjuk rasa sayap kanan, termasuk politikus, menerobos masuk ke dua pangkalan militer di Israel selatan dan tengah untuk memprotes penahanan para tentara tersebut.
Advertisement