Liputan6.com, Jakarta - Citra lumba-lumba sebagai mamalia air yang ramah tercoreng dengan kehadiran lumba-lumba liar yang agresif. Serangannya di pantai-pantai di prefekture Jepang cenderung meningkat sejak 2022. Para ahli berpendapat serangan itu dilakukan oleh lumba-lumba hidung botol di Indo-Pasifik dan diyakini perilaku agresifnya bisa makin parah.
Mengutip Kyodo, Senin, 26 Agustus 2024, sebanyak 18 orang dilaporkan terluka pada musim panas ini di pantai-pantai di Prefektur Fukui. Jumlah insiden tahun ini telah meningkat pesat dibandingkan dua tahun terakhir, dengan setidaknya satu orang terluka pada 2022 dan lima orang pada 2023, menurut penjaga pantai.
Advertisement
Baca Juga
Insiden itu termasuk yang terjadi pada Selasa pekan lalu, saat seorang siswa sekolah dasar diserang lumba-lumba yang menyebabkan 20--30 jahitan di jarinya dan membutuhkan waktu sebulan untuk sembuh, menurut Kantor Penjaga Pantai Tsuruga. Pada hari yang sama, seorang pria berusia 50-an menderita luka di kedua tangannya akibat digigit lumba-lumba saat dia berenang di lepas pantai Pulau Mizushima di Tsuruga.
Advertisement
Serangan lumba-lumba kembali terjadi pada 13 Agustus 2024. Korbannya kali itu adalah seorang pria berusia 40-an yang menderita luka ringan setelah ibu jari kanan dan kaki kirinya digigit lumba-luma di Pantai Shiraki, juga di Tsuruga.
Tadamichi Morisaka, seorang profesor cetologi di Universitas Mie, mengatakan bahwa karakteristik sirip punggung lumba-lumba yang terlihat di pantai yang sama beberapa hari sebelum kejadian cocok dengan karakteristik sirip punggung lumba-lumba sepanjang 2,5 meter yang diamati di lepas pantai Prefektur Fukui pada tahun lalu.
"Lumba-lumba mungkin datang ke pantai untuk mencari interaksi dengan manusia," kata Morisaka.
Papan Peringatan dan Imbauan untuk Wisatawan Terkait Lumba-lumba
Meskipun lumba-lumba di akuarium sering terlihat menjalin ikatan dengan manusia, seringnya berinteraksi dengan manusia dapat menyebabkan mereka mencoba menegaskan dominasinya melalui perilaku seperti menggigit dan menabrak, kata Morisaki. Karena itu, ia menyarankan agar manusia 'segera menjauhi lumba-lumba' bila mengalami situasi demikian.
Ryoichi Matsubara, Direktur Akuarium Echizen Matsushima di Sakai, Prefektur Fukui, juga memperingatkan bahwa karena beberapa lumba-lumba bisa lebih besar dari beruang, "kontak dengan mereka bisa sangat berbahaya. Sudah terlambat jika terjadi kecelakaan fatal."
Menangkap lumba-lumba pada umumnya dilarang berdasarkan peraturan pemerintah. Lagi pula, pejabat Prefektur Fukui mengatakan mereka saat ini tidak berencana untuk melakukannya dalam hal ini. Mereka hanya memasang papan peringatan yang mengimbau wisatawan untuk menjauhi lumba-lumba liar.
Beberapa pantai sudah mulai memasang perangkat yang memancarkan gelombang ultrasonik sebagai penghalau lumba-lumba dari bibir pantai. Sementara, perenang diperingatkan untuk segera meninggalkan air jika bertemu lumba-lumba.
Advertisement
Kawanan Lumba-lumba di Banyuwangi
Dalam kesempatan berbeda, seorang warga mengalami momen tak biasa karena bertemu dengan rombongan lumba-lumba yang jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan ekor. Video gerombolan lumba-lumba itu menjadi viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @enak.dolan pada Rabu, 21 Februari 2024.
Pemilik akun menyebut lokasi lumba-lumba itu berada di perairan Pantai Mustika Pancer, Banyuwangi, Jawa Timur. "Dapat video itu dari saudara saya di Pancer saat memancing," kata Mismawati, pemilik akun @enak.dolan, Jumat, 23 Februari 2024, dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com.
Perempuan asal Sidoarjo tersebut mengatakan, pengambilan video ratusan ekor lumba-lumba itu dilakukan pada Minggu, 18 Februari 2024 lalu. "Jadi, saya itu dikirim video sama Rama lewat WhatsApp. Dia bilang, 'kapan ke sini mbak? Ini aku kemarin pas mancing lihat lumba-lumbanya banyak'," ungkap Cici, sapaan akrab Mismawati.
Usai dikirimi video, Cici kemudian mengunggahnya di Instagram. Dia tak menyangka video tersebut banyak yang menonton hingga kemudian viral di media sosial. "Kami cukup sering ke Pancer. Dan beberapa kali ke Pantai Wedi Ireng dan Pulau Bedil Island," terang Cici.
Cici mengakui, beberapa kali melewati Perairan Pancer menuju dua lokasi wisata itu, seringkali menjumpai lumba-lumba. Tetapi, yang ia temui jumlahnya hanya beberapa ekor lumba-lumba saja, tidak sebanyak yang diabadikan oleh saudaranya tersebut.
Respons BKSDA atas Fenomena Lumba-lumba di Banyuwangi
Balai Konservai Sumber Daya Alam (BKSDA) Banyuwangi mengatakan kemunculan kawanan lumba-lumba di perairan Selatan Banyuwangi bukan hal yang baru. Wlayah laut selatan Banyuwangi merupakan jalur migrasi lumba-lumba. Meski begitu, Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah V Banyuwangi Dwi Putro Sugiarto menyatakan belum pernah menjumpai dan mendapatkan laporan soal kawanan lumba-lumba berenang bergerombol sebanyak yang terlihat dalam video yang viral di media sosial itu.
"Kita juga tidak bisa memastikan lumba-lumba di video itu apakah di kawasan Pancer laut Selatan Banyuwangi atau tidak, karena kan di laut lepas sepertinya," ujarnya, Sabtu, 24 Februari 2024.
Dwi memastikan kemunculan gerombolan lumba-lumba di perairan Pancer Banyuwangi itu baru pertama kali terjadi. "Biasanya lumba-lumba ini bergerak dari Bali, terus menuju ke perairan barat seperti Banyuwangi, terus ke perairan Jember dan Samudera Hindia," paparnya.
Terkait video yang viral tersebut, BKSDA tidak mau berandai-andai. Pihaknya tidak begitu tahu asal dari lumba-lumba tersebut. "Lumba- lumba ini akan terus kembali melewati jalur kalau merasa aman," kata Dwi.
Dwi menjelaskan, selain lumba-lumba, satwa laut lain juga seringkali melewati jalur Selatan Banyuwangi adalah penyu, hiu, dan paus. "Biasanya mereka akan berpindah mencari tempat yang aman. Juga terkadang untuk mencari sumber makanan," tuturnya.
Advertisement