Mengejar Aurora Borealis di Rusia Mulai Populer untuk Isi Libur Akhir Tahun, Berapa Bujet yang Perlu Disiapkan?

Aurora borealis di Rusia menjadi alternatif turis Indonesia untuk melihat langsung fenomena alam langka itu saat libur akhir tahun.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 07 Sep 2024, 07:45 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 07:45 WIB
Foto Aurora Borealis yang indah
Siapa yang tidak ingin melihat aurora yang indah? Pengalaman sekali seumur hidup ini bisa kamu dapatkan dengan mengunjungi Lapland di Finlandia (Foto: Unsplash.com/ Vincent Guth)

Liputan6.com, Jakarta - Libur akhir tahun tinggal beberapa bulan lagi. Anda perlu menyiapkannya dari sekarang agar bujet bisa terkendali dan rencana perjalanan lebih matang. Dari sederet destinasi yang tersedia, mengejar Aurora Borealis menjadi salah satu aktivitas yang mulai populer di kalangan wisatawan Indonesia.

Fenomena alam yang disebut juga cahaya utara (northern lights) itu muncul di langit ketika partikel bermuatan bertabrakan dengan gas di atmosfer Bumi di sekitar kutub utara. Berdasarkan buku Northern Lights: The Science, Myth, and Wonder of Aurora Borealis, George Bryson, (2001), Aurora Borealis memiliki warna hijau, biru, dan ungu. Kadang-kadang juga terlihat merah atau kuning.

Banyak wisatawan menganggap fenomena itu hanya bisa disaksikan di Norwegia, padahal ada tempat lain untuk menyaksikannya dengan bujet lebih hemat. Jawabannya adalah Murmansk, Rusia. Mengutip laman arctic-russia.ru, itu adalah kota terbesar di Lingkaran Arktik dan memiliki salah satu pelabuhan terbesar di Rusia.

Kota tersebut berasa di pantai timur Teluk Kola di Laut Barent. Menurut GM Tour Golden Rama Yohanes Wahyu, saat yang tepat berburu Aurora Borealis di kota tersebut adalah dari Oktober hingga Maret, yakni saat musim dingin berlangsung. Itu karena fenomena tersebut hanya terjadi pada musim tersebut.

"Range-nya minus 15 derajat Celcius sampai 4 derajat," katanya ditemui di sela pameran Golden Rama EXTRA 2024 di Jakarta, Jumat, 6 September 2024.

 

Meski begitu, tidak selalu pelancong yang datang ke Murmansk dipastikan mendapat kesempatan menyaksikan langsung fenomena alam tersebut. "Itu juga tergantung amal ibadah," ucapnya seraya bercanda. "Saya stay dua malam di Murmansk, pergi hunting hari pertama, langsung keluar. Tapi, hunting hari kedua malah sepi," sambungnya.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Alasan Turis Indonesia Meminati Tur Aurora Borealis

Mengejar Aurora Borealis di Rusia Mulai Populer untuk Isi Liburan Akhir Tahun, Berapa Bujet yang Perlu Disiapkan
Suasana pameran Golden Rama EXTRA 2024 di Lippo Mall Puri Indah. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Johan, biasa dipanggil, menyebut salah satu alasan utama tur berburu Aurora Borealis diminati turis Indonesia lantaran mereka sudah pernah mengunjungi tempat-tempat yang lebih populer di Eropa, khususnya saat musim dingin. Mereka mencari hal baru yang bisa dinikmati dalam momen liburan akhir tahun. Popularitasnya mulai naik signifikan sekitar 2--3 tahun terakhir.

"Kita udah jalani dari 2012, cuma saat itu, masih susah cari grup (rombongan) karena mungkin orang Indonesia enggak familiar. Aurora apaan sih? Tapi, semakin banyak peserta yang posting di media sosial, muncul pertanyaan apa tuh ijo-ijo, oh aurora borealis. Mulai orang cari tahu dan tertarik," ia menjelaskan.

Indonesia terbilang agak telat menikmati aktivitas tersebut dibandingkan turis dari Jepang. Kata Johan, mereka bahkan punya persiapan lebih baik saat Golden Rama memulai penjualan paket perjalanan tersebut.

"Mereka siapkan kamera, baterai cadangan, bahkan bawa SLR. Begitu keluar aurora borealisnya, mereka langsung cetrek, cetrek, cetrek. Kalau kita, foto sekali, terus dilihat dulu bagus atau enggak, pas mau foto lagi, baterai keburu ngedrop," ungkapnya.

Itu karena baterai lithium lebih cepat kehilangan dayanya di suhu minus. Maka itu, ia pun menyarankan turis yang akan mengejar aurora borealis untuk membawa kamera plus baterai cadangan.

 


Berapa Perkiraan Bujet yang Harus Disiapkan?

Aurora
Cahaya utara atau aurora borealis menyala di langit di atas sebuah rumah pertanian, Jumat malam, 10 Mei 2024, di Brunswick, Maine, Amerika Serikat. (AP Photo/Robert F. Bukaty)

Johan menjelaskan proses berburu aurora borealis dimulai pada malam hari. Peserta tur akan diajak keluar hotel mulai pukul 10 malam dan biasanya bertahan hingga pukul 2 dini hari. 

Mereka biasanya akan diajak ke lokasi pemantauan menggunakan bus agar lebih aman. "Basically paling aman naik bus... Dulu pernah dikasih naik snow mobile, gelap-gelapan dan dikawal ranger. Tapi kan orang Indonesia tidak familiar dengan itu, terang aja bisa kecelakaan, apalagi gelap gulita," imbuhnya.

Pihaknya juga menyiapkan fotografer untuk membantu pelancong mengabadikan momen. Untuk perjalanan tersebut, paket yang tersedia mulai Rp40 jutaan untuk durasi sembilan hari, belum termasuk pengurusan visa yang besarannya sekitar Rp1,5 juta per orang. Biaya itu juga belum termasuk makan.

"Rusia itu lebih terjangkau dari Norwegia karena secara biaya, sebenarnya tidak terlalu jauh dengan di kita. Sekali makan di Rusia mungkin habis Rp200 ribu, tetapi kalau di Norwegia itu bisa sekitar Rp400--500 ribu sekali makan," ujarnya.

Kekurangannya di Rusia adalah semua transaksi harus memakai uang tunai karena efek embargo ekonomi akibat perang dengan Ukraina. Karena itu, pelancong diminta membawa rubel yang cukup.

 


Pameran Golden Rama EXTRA 2024

Mengejar Aurora Borealis di Rusia Mulai Populer untuk Isi Liburan Akhir Tahun, Berapa Bujet yang Perlu Disiapkan
Made Sudono, Presiden Direktur Golden Rama Tours & Travel. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Berburu aurora borealis menjadi salah satu tren wisata terbaru yang lolos kurasi dan ditawarkan selama pameran Golden Rama EXTRA 2024 yang berlangsung di Lippo Mall Puri pada Jumat--Minggu, 6--9 September 2024. Selain di Jakarta, acara serupa juga digelar di empat kota besar lainnya, yakni Bandung, Surabaya, Denpasar, dan Makassar.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, jumlah perjalanan ke luar negeri oleh masyarakat Indonesia mencapai 7,52 juta, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan lonjakan sebesar 112 persen. Hal ini menunjukkan minat yang semakin tinggi terhadap perjalanan internasional, termasuk destinasi-destinasi musim dingin seperti Jepang, Korea Selatan, dan Eropa.

Menanggapi tren itu, mereka menawarkan produk bertema "Winter Wanderlust" untuk para pelancong yang ingin merasakan keindahan musim salju. Mereka melibatkan 32 mitra strategis, termasuk 17 maskapai penerbangan dan 15 mitra pariwisata. Promo menarik dan keuntungan tambahan berlaku bagi pengunjung yang bertransaksi dalam jumlah besar.

Madu Sudono, Presiden Direktur Golden Rama Tours & Travel, menyatakan, "Kami melihat peningkatan signifikan dalam minat terhadap destinasi musim dingin dan perjalanan grup, terutama di kalangan generasi muda dan keluarga. EXTRA 2024 adalah wujud dari upaya kami untuk tidak hanya menawarkan pengalaman yang relevan, tetapi juga untuk menjangkau lebih banyak traveler di seluruh Indonesia dengan solusi perjalanan yang mudah diakses."

Infografis Aturan Berwisata di Indonesia
Infografis Aturan Berwisata di Indonesia. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya