Diminta WWF Sediakan Lahan 10 Ribu Hektare untuk Konservasi Gajah, Prabowo Subianto Janji Beri Dua Kali Lipat

Penghibahan lahan tersebut dilakukan berdasarkan permintaan WWF, yang juga turut hadir saat Presiden Prabowo Subianto bertemu Raja Inggris, Raja Charles III, pada November lalu

oleh Henry diperbarui 03 Des 2024, 07:01 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 07:01 WIB
Hari Pertama Usai Dilantik, Presiden Prabowo Subianto Terima Kunjungan Tamu Negara
Presiden Prabowo Subianto menyapa para jurnalis sebelum menerima tamu kenegaraannya di Istana Kepresidenan Republik Indonesia, Jakarta pada Senin 21 Oktober 2024. (BAY ISMOYO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto  bakal menghibahkan lahan miiliknya seluas 20 ribu hektare kepada World Wildlife Fund (WWF) untuk konservasi gajah di Provinsi Aceh. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Hasbi, dalam konferensi pers yang dihelat pada Senin, 2 Desember 2024,

Menurut Hasab Hasbi, penghibahan lahan tersebut dilakukan berdasarkan permintaan WWF, yang juga turut hadir saat Prabowo Subianto bertemu Raja Inggris, Raja Charles III, pada November lalu. "Bapak Prabowo ketika bertemu dengan Raja Inggris, yang hadir juga di sana adalah WWF, kemudian WWF meminta kepada Bapak Prabowo apakah ada wilayah konservasi bagi gajah di Indonesia," kata Hasbi. dikutip akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

Hasan menambahkan, saat itu WWF meminta kepada Prabowo lahan seluas 10.000 hektare untuk konservasi gajah. Namun saat itu, Prabowo justru akan menyumbangkan 20.000 hektare lahan pribadinya di Aceh yang nanti akan dikelola oleh WWF.

Pernyataan Hasan ini disampaikan setelah Prabowo mengadakan rapat kabinet di Istana Kepresidenan, Senin. Dalam rapat kabinet tersebut, Prabowo menyampaikan sejumlah hasil dari lawatannya ke luar negeri beberapa waktu lalu bersama Menteri Luar Negeri RI Sugiono, beserta jajarannya.

Belum lama ini, seekor anak Gajah Sumatera berjenis kelamin betina telah lahir. Anak gajah dari pasangan Gajah binaan ”Robin” dan induk bernama ”Ngatini” di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina Kabupaten Kampar, Riau pada Senin, 4 November 2024 sekitar pukul 00.50 WIB.

"Kepala Balai Besar KSDA Riau, bapak Genman S. Hasibuan, segera turun ke lokasi didampingi drh. Rini Deswita dan para mahout untuk melakukan pengecekan kesehatan dan pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penambah darah dan nafsu makan," tulis akun Instagram resmi @bbksda_riau pada Selasa, 5 November 2024.

 

Kelestarian Satwa Gajah Sumatera

Diminta WWF Sediakan Lahan 10 Ribu Hektare untuk Konservasi Gajah, Prabowo Subianto Janji Beri Dua Kali Lipat
Diminta WWF Sediakan Lahan 10 Ribu Hektare untuk Konservasi Gajah, Prabowo Subianto Janji Beri Dua Kali Lipat.  foto: Youtube MerdekaDotCom

Disebutkan bahwa anak Gajah memiliki berat sekitar 104 kg serta ukuran lingkar dada 112 cm dan tinggi bahu 83 cm terlihat sehat dan mulai menyusu pada induknya. Sang Induk Gajah Ngatini, yang saat ini berumur 24 tahun juga terlihat sehat. Ia tampak bersemangat menyantap makanan yang telah disiapkan para mahout untuknya.

"Seluruh para pihak kepentingan yang konsen terhadap kelestarian satwa gajah menyambut gembira kelahiran satwa dilindungi binaan ini yang memang telah lama dinantikan," keterangan dari pihak BBKSDA Riau.

Dengan berhasilnya kehamilan sampai satwa melahirkan cukup menunjukkan bahwa TWA Buluh Cina sebagai salah satu kawasan konservasi di Provinsi Riau masih cukup kondusif. Diharapkan upaya konservasi akan mendukung kehidupan dan kelestarian satwa liar yang dilindungi.

Disebutkan, kelahiran gajah ini merupakan bentuk komitmen serius Balai Besar KSDA Riau dalam berupaya melestarikan Gajah Sumatera di Indonesia. "Kira-kira mau diberi nama siapa ya bayi Gajah ini sobat #konservasi ?" tanya pihak BBKSDA Riau ke warganet. 

Kelahiran dan Kematian Gajah Sumatera

Gajah Sumatera Ngantini Lahirkan Bayi Gajah Betina di TWA Buluh Cina
Gajah Sumatera Ngantini Lahirkan Bayi Gajah Betina di TWA Buluh Cina. (Dok: IG @bbksda_riau https://www.instagram.com/p/DB-b_PivkSF/?igsh=YWM4aGFoeXVzNzJ0)

Berita soal kelahiran bayi gajah menjadi berita baik di antara kabar menyedihkan tentang nasib gajah Sumatera yang diberitakan mati. Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, 16 Oktober 2024, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur mencatat ada sebanyak tiga kasus kematian gajah Sumatera terjadi sepanjang Januari hingga awal Oktober 2024.

Humas Balai TNWK, Sukatmoko menyebut, gajah mati itu dua di antaranya jinak dan satu gajah liar.  "Sepanjang 2024, ini sejak bulan Januari hingga awal Oktober, TNWK mencatat ada sebanyak 3 gajah yang mati, dua gajah liar ditemukan di kawasan hutan dan satu gajah jinak ditemukan mati di penangkaran taman nasional," kata Sukatmoko dikonfirmasi, Selasa, 15 Oktober 2024.

Dia mengungkapkan, populasi gajah Sumatera yang ada di TNWK saat ini tercatat ada sebanyak 266 ekor. "Saat ini, TNWK mencatat populasi gajah liar sekitar 180 hingga 200 ekor, sementara gajah jinak berjumlah 66 ekor," katanya.

Sementara itu aktor Hollywood sekaligus peraih Piala Oscar, Leonardo DiCaprio pernah datangf ke Indonesia, tepatnya ke Aceh pada 2016 lalu. DiCaprio memajang fotonya saat bersama dua gajah di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. 

Leonardo DiCaprio dan Gajah Sumatera

Pose dengan Gajah Sumatera, Ini Misi Leonardo Dicaprio
Leo mengungkapkan kepeduliannya terhadap kondisi memprihatinkan di salah satu hutan hujan yang dimiliki negeri ini.

Selain gajah, nampak dua orang lain menemaninya. Namun ini bukan sekadar foto biasa. Lewat keterangan foto, Leo mengungkapkan kepeduliannya terhadap kondisi memprihatinkan di salah satu hutan hujan negeri ini.

Melansir kanal Health Liputan6.com, pria yang memang dikenal aktivis lingkungan ini menulis bahwa ekosistem di Leuser merupakan salah satu habitat terbaik bagi gajah Sumatera yang terancam punah. Namun sayang, adanya ekspansi perkebunan kelapa sawit membuat para gajah kesulitan menemukan sumber makanan dan air.

Ia pun tak mau tinggal diam melihat hal ini, lewat Leonardo DiCaprio Foundation ia mendukung mitra lokal dalam membangun tempat yang tepat bagi kehidupan hewan-hewan liar di Taman Nasional Gunung Leuser.

Leo diketahui menjejakkan kaki di Gunung Leuser pada Minggu, 27 Maret 2016 seperti dikutip situs resmi Taman Nasional Gunung Leuser. Selain bertemu gajah, Leo juga beruntung bisa bertemu dengan tiga orangutan Sumatera (Pongo abelii) dewasa di lokasi yang tidak jauh dari camp Stasiun Penelitian Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara.

 

Infografis Upaya Perlindungan Gajah Sumatra di Habitatnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Upaya Perlindungan Gajah Sumatra di Habitatnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya