Liputan6.com, Jakarta - "Baru kali ini enggak bisa marah diledek Dik Malay, karena fakta ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜," begitu bunyi salah satu komentar warganet Indonesia mendapati WNI yang tinggal di Malaysia pamer bayar pajak enam persen. Narasi ini muncul di tengah riuh penolakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen.
Melalui cuitan di X, dulunya Twitter, Rabu, 18 Desember 2024, pengguna yang diduga tinggal di Selangor, Malaysia itu memamerkan struk belanja minuman di sebuah outlet teh terkenal per 25 November 2024. Ia terlihat membeli minuman tersebut di cabang gerai di TRX MRT Station, Kuala Lumpur.
Advertisement
Menurut struk, ia membayar 8,68 ringgit (sekitar Rp31 ribu) ditambah pajak enam persen 0,52 ringgit (sekitar Rp1,9 ribu), sehingga totalnya sekitar Rp33 ribu. "Ini pajak di Malaysia, murah kan?? Indonesia pajaknya besar, tapi negaranya miskin! ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ¤£ðŸ¤£," cuit pengguna tersebut.
Advertisement
Alih-alih bereaksi "normal," warganet Indonesia sepakat. Beberapa di antaranya malah meminta informasi lowongan pekerjaan, supaya bisa pindah ke Negeri Jiran. "Bang, info loker ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜," kata salah satunya. "Ada job vacancy tak kat Malay bidang hospitaliti? Kalau ada saya nak pindah kat Malay please info," sambung yang lain.
"Kak ada info loker engga? cape tinggal di indo ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜," pengguna lain menyepakati. Sebagian warganet malah meminta tolong warganet Malaysia untuk ikut mengkritisi kebijakan pajak di Indonesia. "Boleh lah kerahkan rakyat Malaysia buat mengejek pajak Indonesia dan kemelaratan ini. ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜," tulis seorang warganet terkait kenaikan PPN 12 persen.
Ajak Wisata ke Kuala Lumpur karena Lebih Murah
Tidak sampai di situ, pengguna X it juga merekomendasikan untuk lebih baik berwisata ke Kuala Lumpur, karena "lebih murah." "Pokoknya nih yaa untuk yang first time traveler especially, mending liburan naik pesawat ke Kuala Lumpur aja dulu. Harga murah vibes luar negeri ga semrawut. Gau sah naik pesawat tujuan domestik lagi, TITIK NO DEBAT."
"Soalnya kena pajak 12% wkwkwkwk kalo yg domestik hahahahaa," imbuhnya. Warganet lain menimpali, "Belum pernah sesetuju ini sama orang malaysia, omonganmu benar, dan sebagai hadiahnya, kau ambil lah semua pejabat di negaraku, nanti ongkir aku yang tanggung."
Terkait hitungan pajak, pengguna berbeda ikut bercerita, "As for another pov, ini bukti pembelanjaan yang gue beli di KL. Ada beberapa produk yang gak ada pajaknya (bisa jadi udah include sama harga barang), tapi biasanya brand yang sama, harganya jauh lebih murah di sini tetep."
"Thank you for speaking the truth saudara serumpun~please mock our government more often," sebut yang lain. "Baru kali ini di ejek tapi ga marah ðŸ˜ðŸ˜ ayo kata-katain pemerintah indo bang ðŸ˜," seorang warganet menyepakati.
Melansir VAT Calc, Jumat (20/12/2024), Malaysia sebenarnya menaikkan tarif Pajak Layanan dari enam persen jadi delapan persen per 1 Maret 2024. Namun, beberapa layanan tetap pada tarif lama enam persen. Tarif Pajak Penjualan terpisah untuk sebagian besar barang tetap pada 10 persen.
Advertisement
Kpopers Ikut Demo
Selain di dunia maya, aksi menolak PPN 12 persen juga disuarakan melalui demo di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, kemarin, Kamis, 19 Desember 2024. Di antaranya, ada Kpopers, sebutan penggemar Kpop, yang ikut turun memprotes kebijakan yang rencananya mulai berlaku 1 Januari 2025 tersebut.
Melansir Antara, aksi ini diorganisir relawan Anies Baswedan, Humanies Project, yang bekerja sama dengan Nctzen Humanity, sebuah gerakan masyarakat sipil yang sebelumnya juga terlibat dalam pengawalan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Himawan, tim kampanye Humanies Project, menjelaskan bahwa aksi ini melibatkan sekitar 300-400 peserta yang mayoritas berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. "Kenaikan PPN ini akan sangat berdampak pada komunitas Kpopers. Kami sering membeli album, merchandise, dan tiket konser dari luar negeri," katanya.
Dengan kenaikan PPN, harga barang-barang tersebut akan semakin tinggi, termasuk tiket konser yang sudah mahal saat ini. Menurut Himawan, Kpopers jadi salah satu yang terdampak kenaikan PPN, lantaran aktivitas konsumsi mereka melibatkan banyak barang impor.
Terdampak Kenaikan PPN 12 Persen
Bahkan, kenaikan pajak juga diprediksi akan memengaruhi layanan streaming, seperti Netflix dan Viu, yang kerap digunakan para pencinta drama Korea. Himawan menjelaskan, aksi mereka dipersiapkan secara spontan hanya dalam satu hari, namun berhasil menggalang dukungan besar dari berbagai fandom.
Peserta aksi membawa spanduk kreatif bertuliskan nama fandom mereka, lightstick grup favorit masing-masing, bahkan sambil bagi-bagi freebies, barang yang biasanya diberikan secara gratis saat konser maupun fan meet. Tidak hanya itu, konsumsi berupa air mineral dan nasi kotak hingga ambulans ikut disediakan Humanies Project.
Himawan mengatakan, gerakan ini sebenarnya terinspirasi aksi serupa di Korea Selatan, baru-baru ini. "Kami merasa momen ini tepat untuk menyuarakan keresahan kami, apalagi regulasi konser di Indonesia saat ini masih belum jelas," katanya.
Menurut dia, harga tiket konser sering kali melampaui UMR, dan kenaikan PPN pasti akan memperburuk keadaan. "Kami ingin kenaikan ini dibatalkan karena komunitas kami akan sangat terdampak. Konser dan barang Kpop sudah jadi bagian dari gaya hidup dan hiburan kami. Jika kebijakan ini tetap diterapkan, beban finansial kami akan semakin berat," demikian orasi peserta aksi.
Advertisement