Liputan6.com, Jakarta - Wisma Habibie dan Ainun atau Wisma Habibie Ainun (WHA) yang terletak di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan (Jaksel) sudah kembali dibuka untuk publik. Rumah pribadi sekaligus rumah kepresidenan BJ Habibie dan Hasri Ainun Habibie telah ditransformasi menjadi Wisma Habibie Ainun yang bisa dikunjungi masyarakat secara eksklusif.
Rumah itu menawarkan berbagai ruangan penuh sejarah dari Presiden Ke-3 RI tersebut dan bukti cinta abadi dengan sang istri Ainun Habibie. Dilansir dari akun Instagram @wismahabibieainun dan Antara, Kamis, 16 Januari 2025, salah satu ruangan pertama yang dapat dikunjungi melalui tur sejarah ini adalah Ruang Pendopo.
Baca Juga
Ruangan ini adalah tempat diadakannya makan malam dan hiburan musik jazz keroncong untuk menjamu tamu. Nuansa Jawa dan gebyok sangat kental di ruangan ini, yang merupakan pilihan desain dari Ainun Habibie yang menyukai ornamen Jawa, kayu, dan kaca.
Advertisement
Ruangan ini pernah menjadi lapangan tenis keluarga, tapi ada kejadian yang tidak dijelaskan secara rinci hingga akhirnya dijadikan ruang pendopo seperti sekarang sejak 1992 lalu. Ruangan pendopo ini juga menjadi saksi sejarah di mana Habibie bersama Ginanjar Kartasasmita merumuskan persiapan alih kekuasaan sehari sebelum Habibie dilantik menjadi presiden ketiga RI.
Ruangan ini juga menjadi saksi lahirnya benih-benih demokrasi di Indonesia salah satunya undang-undang kebebasan pers dan pertemuan kabinet terakhir Orde Baru berlangsung. Di ruangan ini juga terdapat lemari yang berisi penghargaan lencana tanda jasa yang diterima Habibie dan Ainun sepanjang hidupnya, seperti Bintang Republik Indonesia Adipurna.
Selain ruangan pendopo, pengunjung juga bisa masuk ke ruang Bhineka Tunggal Ika. Di sana ada panel-panel budaya yang merupakan simbolis lima pulau besar di Indonesia, yaitu Galungan (Jawa), Kapal Pinisi (Sulawesi), Rumah Gadang (Sumatera), Batang Garing (Kalimantan) dan Ukiran Suku Asmat (Papua)
Jembatan Pencerahan dan Perpustakaan
Di lantai tepat di pintu masuk, terdapat ornamen peta Indonesia dan kekayaan alam flora dan fauna laut serta di atap ada ornamen yang menggambarkan kekayaan flora dan fauna Indonesia darat dan udara. Keluar dari area Bhineka Tunggal Ika yang mencerminkan budaya, area selasar menuju perpustakaan juga terdapat panel keagamaan yang meliputi Hindu-Budha, Islam dengan gambar Masjid Baiturrahman, panel yang menceritakan pedagang Tiongkok, serta Kristen dengan gambar Katedral dan Gereja Blenduk.
Visual ini memperlihatkan keberagaman agama yang hidup berdampingan dengan harmonis. Untuk menuju perpustakaan, terdapat dua kolam ikan besar yang di tengahnya ada jalan, yang merepresentasikan kisah Nabi Musa yang membelah laut merah. Jembatan ini juga disebut Jembatan Pencerahan yang diartikan pentingnya menghubungkan iman dan taqwa dari panel budaya dan agama dengan iptek dari perpustakaan yang ada di depannya.
Di dalam perpustakaan Wisma Habibie Ainun terdapat sekitar 5.000 koleksi buku. Habibie memang dikenal dengan pemikirannya mengenai teknologi dan dikenal sebagai teknokrat ulung, tapi ia juga menaruh perhatian besar pada bidang budaya. Semua buku yang ada di perpustakaan ini bahkan merupakan buku budaya dan tidak ada buku tentang teknologi atau teknik.
Perpustakaan ini diresmikan pada 11 Agustus 2009. Di sini juga terdapat miniatur pesawat yang dibuat Habibie yaitu N250 dan CN235, serta lukisan potret Habibie-Ainun yang merupakan karya dari seniman legendaris Basuki Abdullah.
Anda juga bisa mengunjungi Taman Intelektual yang merupakan taman terbuka. Di sini ada patung yang melambangkan nilai intelektualitas seperti 'The Thinker' karya Rodin dan The Thinker versi abstrak cyladic, patung Ganesha simbol kecerdasan, dan patung Bodhisattva.
Advertisement
Saksi Bisu Cinta Habibie dan Ainun
Di sini juga tempat Habibie di masa tuanya sering berjalan kaki mengitari taman tersebut Di sini juga banyak tanaman yang juga merupakan kegemaran ibu Ainun yang menyukai bunga-bunga dan rindangnya pohon.
"Sejatinya, Wisma Habibie dan Ainun adalah rumah pribadi sekaligus kepresidenan Bacharuddin Jusuf Habibie dan Hasri Ainun Habibie yang mencerminkan nilai-nilai mendalam mereka, cinta, intelektual, dan demokrasi," kata Duta Wisma Habibie dan Ainun, Nadia Habibie, dilansir dari kanal News Liputan6.com,.
Dia mengatakan, rumah yang menjadi saksi bisu cinta Habibie dan Ainun tersebut dibuka untuk umum mulai hari Kamis, 16 Januari 2025.Menurut salah seorang cucu BJ Habibie ini, Rumah Pendopo yang berdiri sejak 1978 di dalam kompleks Wisma Habibie dan Ainun menjadi saksi sejarah.
Di masa Reformasi, dari ruangan tersebut lahir lebih dari 200 perubahan regulasi, rapat-rapat penting dalam detik-detik yang menentukan perjuangan demokrasi, serta dedikasi mereka untuk bangsa hingga akhir hayat.Nadia menjelaskan, pihak keluarga memutuskan untuk menjalankan amanat terakhir Habibie agar rumah pribadinya bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.
"Terlebih dari Wisma Habibie dan Ainun, ada banyak pelajaran yang bisa didapat dari mendiang Habibie dan Ainun. Ini Kembali lagi ke nilai-nilai eyang," ucap dia. "Dulu, eyang selalu berkaca kalau dia memang sukses, tapi kesuksesannya bukan diartikan dalam hal kaya atau tajir melainkan kontribusinya pada negara," sambungnya.
Inspirasi Desain Rumah
Menurut Nadia, Wisma Habibie dan Ainun rumah yang dirancang oleh Ainun ini mencerminkan nilai-nilai mendalam mereka yaitu cinta, intelektual, dan demokrasi.
"Keberagaman budaya, alam, dan keyakinan ditampilkan dalam simbol-simbol seperti panel budaya dari lima pulau besar, flora dan fauna Indonesia, serta panel agama yang menggambarkan harmoni keyakinan juga ditonjolkan dalam wisma ini," papar dia.
Selain itu, lanjut dia, filosofi cinta dan persatuan yang dipegang Eyang Habibie dan Ainun menjadi kompas moral yang menginspirasi desain rumah ini, termasuk perpustakaan yang melambangkan pencerahan intelektual dan karya besar mereka bagi bangsa. Nadia mengatakan, di Wisma Habibie dan Ainun, kita dapat menyaksikan manifestasi dari imtaq dan iptek yang digagas oleh Habibie dan Ainun.
"Sinergi positif antara budaya dan agama yang menghasilkan Iman dan Taqwa membimbing manusia menuju kehidupan yang penuh kebaikan," ucap Nadia. "Jika diseimbangkan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, akan membawa diri kita semua untuk menjalankan hidup yang lebih bermakna, sehingga dapat berkontribusi positif disekitarnya," pungkasnya.
Advertisement