6 Fakta Menarik Gunung Matebean di Timor Leste yang Terdapat Reruntuhan Bangunan Peninggalan Portugis

Gunung Matebean di Timor Leste memiliki dua puncak yaitu Mane dan Feto atau puncak 'betina' dengan ketinggian 1.963 mdpl.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 12 Feb 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 08:30 WIB
Gunung Matebean di Timor Leste
Gunung Matebean di Timor Leste. (Dok: Gunung Bagging https://www-gunungbagging-com.translate.goog/matebean-mane/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Gunung Matebean yang juga sering dieja 'Matebian' adalah salah satu pegunungan terliar dan terjal di pulau Timor Leste. Gunung memiliki sejarah terkini yang menarik namun berdarah.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Selasa, 11 Februari 2025, pegunungan ini memiliki dua puncak yaitu Mane atau puncak 'jantan' dengan ketinggian 2.372 mdpl yang juga merupakan puncak sejati. Kedua adalah Feto atau puncak 'betina' dengan ketinggian 1.963 mdpl.

Mane yang lebih ke selatan lebih tinggi dari keduanya. Meskipun Matebean Mane bukanlah gunung tertinggi di Timor Leste, gunung ini adalah salah satu yang paling mengesankan di bagian terpencil Kepulauan Timur kepulauan tersebut.

Masih banyak hal mengenai Gunung Matebean selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Matebean yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Bulan Terbaik Pendakian 

Bulan-bulan terbaik untuk mendaki di Timor Leste adalah Agustus hingga Oktober ketika tutupan awan di pegunungan minimal. Sisi selatan Timor menerima curah hujan lebih tinggi daripada utara, dan pegunungan yang menghadap ke selatan menarik tutupan awan bahkan di musim kemarau. Bahkan, pemandu mungkin menolak untuk membawa pendaki ke atas gunung jika tutupan awan terlalu rendah dan hujan diperkirakan akan turun. 

2. Pendakian Hanya Sehari

Pendakian ke puncak Matebean Mate dapat dilakukan dengan mudah dalam satu hari, tapi tergantung pada cuaca. Begitu pula, Matebean Feto dapat didaki dalam satu hari yang keduanya dimulai dari Uaiboro.

Sementara itu, kedua puncak dapat dilakukan dalam tiga hari dengan berkemah di gunung. Rute mendaki gunung dilintasi oleh banyak jalur yang mengarah ke taman dan tutupan awan menghadirkan tantangan, adanya pemandu sangat penting.

3. Tempat Sembunyi Gerilyawan

Kaki Gunung Matebean di Timor Leste. (Dok: Gunung Bagging https://www-gunungbagging-com.translate.goog/matebean-mane/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc)
Kaki Gunung Matebean di Timor Leste. (Dok: Gunung Bagging https://www-gunungbagging-com.translate.goog/matebean-mane/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc)... Selengkapnya

Selama pendudukan Indonesia dari tahun 1975, gunung itu merupakan tempat persembunyian para gerilyawan di mana banyak orang mencari perlindungan dari militer di gua-gua di gunung. Mengutip dari dari Trekking East Timor, "Selama 1977-1978 banyak orang tewas di daerah ini dalam pertempuran dengan militer Indonesia."

Disebutkan pesawat datang dari Kupang mengebom dan menembaki sepanjang pagi. Pada waktu makan siang pesawat akan mendarat di Baucau, dan serangan akan dilanjutkan pada sore hari. Ada juga penembakan pusar dari pantai selatan. Ada banyak kawah bom.

Jalur tersebut melewati gua-gua yang di dalamnya terdapat mayat-mayat orang Timor yang terbunuh oleh pemboman Indonesia. Batu-batu besar telah dijepit untuk menutup pintu masuk. Informasi dari penduduk desa ada satu gua di mana sekitar 200 orang terjebak karena pemboman dan telah meninggal di dalamnya. Banyak orang juga meninggal karena kelaparan karena mereka tidak dapat merawat kebun mereka.

4. Arti Nama Gunung Matebean

Batu kapur karst beralur yang muncul di pendakian Matebean (Nicholas Hughes, Juli 2018)
Batu kapur karst beralur yang muncul di pendakian Matebean. (Dok Gunung Bagging: Nicholas Hughes, Juli 2018)... Selengkapnya

Matebean secara harfiah berarti "Arwah Orang Mati" (mate – 'kematian', bean – 'arwah'). Tempat ini penting dan istimewa bagi masyarakat Timor karena di sinilah arwah orang yang meninggal bersemayam.

Para pendaki biasanya diminta untuk berbicara dengan pelan dan menunjukkan rasa hormat kepada tempat yang paling suci ini. Cerita rakyat menyebutkan bahwa hanya arwah orang baik yang pergi ke Matebean.

5. Ada Bangunan Reruntuhan Portugis

Gunung Matebean dapat dicapai dari Bacau melalui Laga (sekitar 18 km) di pantai utara dan kemudian ke tenggara menuju Baguia (ketinggian: sekitar 450 m) sejauh 43 km. Jalan Laga-Baguia diaspal selama pendudukan Indonesia tetapi sekarang rusak dan sangat kasar.

Perjalanan memakan waktu sekitar 5-6 jam dengan mobil. Transportasi umum terbatas dari terminal bus Baucau ke Baguia – tanyakan terlebih dahulu tentang bus. Truk dengan terpal tidak teratur tetapi memungkinkan bagi mereka yang punya waktu luang.

Bangunan reruntuhan yang mengagumkan, bergaya Portugis klasik, 'Escola do Reino de Haudere', terletak di sisi kanan jalan yang sekarang dikenal sebagai 'jalan sekolah lama' di Hiberi sekitar 2-3 km sebelum Baguia. Bangunan ini awalnya merupakan sekolah Portugis yang dibangun pada awal tahun 1900-an tetapi hancur pada 1940-an selama pendudukan Jepang.

6. Puncaknya Ada Patung Kristus

Suasana di pendakian Gunung Matebean. (Dok Gunung Bagging: Nicholas Hughes, Juli 2018)
Suasana di pendakian Gunung Matebean. (Dok Gunung Bagging: Nicholas Hughes, Juli 2018)... Selengkapnya

Akomodasi di Baguia terbatas. Terdapat gues house yang dikelola orang lokal menawarkan akomodasi dan makanan mendasar namun cukup memadai. Pendaki lainnya juga bisa menginap di wisma tamu.

Puncak Gunung Matebean adalah tumpukan batu kapur karst monolitik yang besar. Di titik tertinggi terdapat patung Kristus yang kecil dan anggun.

Pada kesempatan ini, karena awan tebal, kami kehilangan pemandangan spektakuler di seluruh pulau dari pantai utara hingga selatan. Pemandangannya benar-benar menakjubkan dengan perasaan berada di puncak dunia. P

ada hari yang cerah Tasi Feto di laut utara, dan Tasi Mane di laut selatan terlihat jelas. Untuk jalan turun pendaki akan melalui rute yang sama, sebenarnya, lebih sulit daripada pendakian.

Bebatu kapur, jika basah, sangat licin yang menyebabkan beberapa orang terjatuh terlentang. Dalam kondisi seperti ini, berikan lebih banyak waktu untuk turun. Jika tidak, turunnya mungkin hanya memakan waktu sekitar 3,5 jam.

 

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya