Jimly: Estafet Kepemimpinan Harus Salaman, Jangan Kayak Sekarang

Jimly berharap agar penyelenggaraan pemilu tahun ini dan peralihan kepemimpinan berjalan tepat waktu.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Mar 2014, 20:37 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2014, 20:37 WIB
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jimly Asshiddiqie dan Siti Fadilah Supari usai bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie berharap isu dan analisa adanya kudeta tidak terjadi. Apalagi Guru Besar Universitas Indonesia itu belum lama ini mendapat informasi dari mantan Kepala Badan Intelejen Strategis TNI Laksda Soleman B Ponto tentang adanya kudeta.

"Saya berharap mudah-mudahan itu hanya pendapat pribadi, bukan masukan yang diikuti. Karena kita sudah mengenal aturan konstitusional. Kita tidak mengenal kudeta. Semua kudeta itu inkonstitusional," kata Jimly di Rumah Kebangsaan, Jalan Pattimura, Jakarta Selatan, Rabu (26/3/2014).

Jimly berharap, agar penyelenggaraan pemilu tahun ini dan peralihan kepemimpinan berjalan tepat waktu. Dalam peralihan kepemimpinan antara presiden lama ke presiden baru dengan cara serah terima bendera merah putih antarkeduanya.

"Harapan kita mudah-mudahan kita membangun peralihan kepemimpinan ke depan harus salaman, harus dengan mantan presiden lama dan baru itu ada serah terima bendera merah putih. Itu yang harus kita sarankan," tambah Jimly.

Jimly pun mengaku, telah menyarankan ke Komisi Pemihan Umum (KPU) untuk mengadakan upacara peralihan kepemimpinan jika presiden yang baru akan dilantik.

"Saya sudah sarankan ke KPU, harus ada pembicaraan dengan sekretariat MPR, bahas upacara peralihan itu. Agar presiden lama dan baru bertemu. Ini udah baik kalau kita selenggarakan. Nah jangan seperti sekarang ini presiden lama dan baru nggak ketemu," jelas Jimly. (Tanti Yulianingsih)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya