Akhir Drama Penculikan Bayi di RSHS Bandung

Drama penculikan bayi `merah` itu pun berakhir sudah. Bayi malang itu ditemukan di sebuah rumah kontrakan. Berikut kisahnya:

oleh Kukuh Saokani diperbarui 30 Mar 2014, 00:07 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2014, 00:07 WIB
Bayi diculik ditemukan
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Bandung - Pasangan Toni Manurung dan Lamaria Boru Manurung boleh berlega hati, sebab buah hati mereka yang lahir pada Selasa 25 Maret 2014 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah kembali ke pangkuan. Setelah diculik tak lama lahir oleh suster gadungan.

Drama penculikan bayi 'merah' itu pun berakhir sudah.

Bayi malang itu ditemukan di sebuah rumah kontrakan, yang terletak tak jauh dari rumah sakit tempat bayi itu hilang pada Jumat 28 Maret 2014 pukul 21.30 WIB.

Beruntungnya lagi, kondisi bayi yang diculik kala sang ibu masih tergolek lemas di ruang bersalin itu masih dalam keadaan sehat.

"Sehat kondisinya setelah ditemukan," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul di kantornya, Bandung.

Meski demikian, bayi cantik yang kini diberinama Valencia Yusdita itu mengalami penurunan berat badan, setelah berpisah dari ibu kandungnya selama 4 hari.

Saat dilahirkan pada 25 Maret 2014, berat Valencia 3,4 Kilogram. Namun setelah ditemukan 28 Maret 2014 malam, berat bayi malang itu turun menjadi 3,3 Kilogram.

Hal tersebut diketahui setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, yang dilakukan oleh pihak RSHS.

"Kondisi bayi bagus. Tetapi mungkin selama 3 hari dalam masa penguasaan penculik ada sedikit penurunan berat badan," kata Direktur Umum dan Operasional RSHS Bandung Edi Sampurno.

Selain itu, bayi Valencia juga masih diobservasi tim dokter RSHS.

Drama Penangkapan

Penangkapan tersangka penculik bayi Desi Ariani dilakukan pada Jumat 28 Maret. Kronologi drama penangkapan bermula dari pukul 20.30 WIB, saat polisi yang melakukan penyelidikan mulai mengintai rumah kos yang ditempati Desi.

Sebelumnya polisi menerima laporan intelijen yang menyebut Desi mengaku baru melahirkan, namun sudah bisa melakukan aktifitas yang tidak dapat dilakukan oleh wanita yang baru melahirkan.

Saat rumah kos tersangka penculik bayi Desi Ariani didatangi petugas, perempuan berusia 32 tahun itu pun sempat mencoba melakukan bunuh diri. Ia mencoba bunuh diri dengan cara melompat dari  jembatan layang Pasupati.

Polisi menggerebeg rumah kos Desi. Polisi mendapati Desi di rumah kos itu dan mulai menginterogasinya. Polisi juga mencocokkan bayi yang diaku Desi sebagai anaknya dengan bayi pasangan Toni dan Lasmaria.

Setelah polisi mencocokan ciri-ciri dengan bayi Toni dan Lasmaria yang hilang, Desi meminta izin kepada polisi untuk membeli kopi di warung yang terletak di depan rumah kos. Polisi mengabulkan permintaan itu. Desi menuju ke warung dengan kawalan polisi, namun dia melarikan diri dan mencoba bunuh diri dengan melompat dari flyover Pasupati setinggi hampir 13 meter.

"Ya sempat melompat. Dan kini tersangka masih mendapat perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul saat dihubungi Liputan6.com.

Kini, Desi masih menjalani perawatan dan belum bisa dimintai keterangan. Namun sudah bisa berkomunikasi, meski sempat berada dalam kondisi kritis setelah terjun dari Jalan Layang Pasupati saat akan dibekuk polisi pada Jumat malam 28 Maret.

"Penculiknya (Desi) dalam kondisi stabil. Sekarang masih ada di IGD," kata Direktur Umum dan Operasional RSHS Bandung Edi Sampurno di kantornya.

Dugaan Motif

Sampai saat ini memang belum dilakukan pemeriksaan secara intensif terhadap Desi si penculik bayi Valencia. Namun dugaan motif Desi melakukan aksi nekatnya, adalah hal itu demi membuktikan bahwa tersangka hamil oleh suaminya bernama Swara Mardika.

Desi tinggal di wilayah Jalan Pasirkaliki, RT 02/11, Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Ia tinggal bersama suaminya, Swara Mardika dan sang mertua.

"Lokasi tempat indekosnya sekitar 50 meter dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung," tutur Kanit Reskrim Polsekta Sukajadi, Achmad.

Achmad menduga, lokasi tempat tinggal yang dekat memudahkan Desi untuk meninjau lokasi RSHS Bandung. Ia juga dengan mudah mengetahui kelemahan serta kelonggaran penjagaan. Sehingga ia hapal jam-jam saat tak ada pengamanan ketat.

"Sepertinya sudah tahu, waktu kosong jam berapa. Waktu lengah kapan. Buktinya dia tahu si anak lahir pagi. Membuktikan bahwa dia sudah meninjau terlebih dulu," ungkap Achmad.

Sementara itu, dalam rekaman CCTV, Desi terlihat mengenakan jas putih layaknya seorang dokter saat menculik bayi Valencia. Jas itulah yang mengecoh Toni Manurung dan keluarganya serta para petugas rumah sakit.

Usut punya usut, jas putih dan tas besar yang dipakai Desi saat menculik bayi pada 25 Maret itu merupakan barang pinjaman dari seorang tetangga. Keterangan itu diperoleh polisi setelah memeriksa suami Desi, Sawara Mardika.

"Kita sudah periksa suami pelaku. Menurut keterangan suaminya, jas tersebut pinjam dari tetangga dan sudah lusuh," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Martinus Sitompul di RSHS.

Pemeriksaan

Polisi masih kesulitan mengorek informasi dari wanita bernama lengkap Desi Ariani, tersangka kasus penculikan bayi Valencia Yusnita Manurung. Meski sudah bisa berkomunikasi, Desi memilih bungkam saat ditanya penyidik soal penculikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tersebut.

"Saat bicara kasus ini, yang bersangkutan (Desi) menolak. Jangan bicarakan itu, kemudian pura-pura tertidur," beber Kombes Pol Martinus.

Akibat menculik bayi Valencia, Desi akan dijerat dengan pasal 328 KUHP dan pasal 83 Undang-undang (UU) No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dia terancam hukuman 15 tahun penjara.

"Dia (pelaku) diancam hukuman lebih dari 5 tahun untuk KUHP. Kalau Undang-undang Perlindungan anak, ancaman hukumannya minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun," papar Martinus.

Martinus mengungkapkan, pemeriksaan kepada Desi akan dilakukan setelah perempuan yang berpura-pura jadi dokter itu sembuh dari masa perawatannya di Instalasi Gawat Darurat RSHS Bandung. Polisi tidak akan memaksa melakukan pemeriksaan karena mengutamakan kesehatan Desi yang nekat terjun dari Jalan Layang Pasupati.

Sementara itu, ayah bayi Valencia, Toni Manurung mengaku ingin bertemu dengan Desi yang telah menculik buah hatinya. Dia ingin Desi bertaubat dan tidak mengulangi perbuatannya.

"Saya tahu penculiknya sudah ditangkap polisi. Nanti kalau ketemu, saya akan bilang semoga cepat-cepat bertobat," ucap Toni.

Baca Juga:

`Suster` Penculik Bayi Gentayangan

Janji Ahok Menuju DKI 1

Akhir Perjalanan MH370

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya