Ada Jokowi di Soal UN, Komisi X: Kontrol Pemerintah Lemah

Dalam salah satu soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia di Jawa Tengah, ditemukan pertanyaaan terkait sosok capres dari PDIP Jokowi.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 15 Apr 2014, 10:49 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2014, 10:49 WIB
[FOTO] Hari Pertama UN di SMA 65 dan 112 Jakarta Berlangsung Tertib
Salah satu siswi SMA 65 Jakarta, terlihat begitu serius membaca soal- soal ujian nasional hari pertama pada Senin 14 April 2014. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam salah satu soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia di Jawa Tengah, ditemukan pertanyaaan terkait sosok capres dari PDIP Joko Widodo. Dalam soal tersebut, pria yang akrab disapa Jokowi itu dituliskan sebagai sosok yang bersih dan antikorupsi.

Anggota Komisi X DPR RI Jefirstson R Riwu Kore meminta isu politik tak masuk dalam UN. Sebab hal itu dapat mempengaruhi siswa SMA tingkat akhir yang juga termasuk pemilih muda.

"Itu saya pikir secara etika kita tidak bisa kita buat seperti itu, kita mengharapkan UN benar-benar meningkatkan, mengatur pendidikan anak kita, jangan dimasuki isu politik," ujar Jefirstson di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/4/2014).

Anggota Fraksi Partai Demokrat itu meminta agar Kemendikbud mencari pembuat soal tersebut dan memberikan sanksi yang membuat jera. "Kita mengharapkan ada sanksi Kemendikbud untuk pembuat, apa latar belakangnya, ke depan pemerintah harus kontrol UN. Ini satu kelemahan pemerintah dalam kontrol, soal ujian, sampai lolos berarti pemerintah tidak kontrol," tuturnya.

Menurutnya, jangan ada niat orang tertentu untuk mempolitisir para siswa. Apalagi sampai menggunakan UN untuk mendukung pihak tertentu. Sebelum pemberian sanksi, ia mendesak agar hal ini diselidiki secara pasti dulu.

"Saya tahu itu masalah teknis, kan harus ada investigasi dahulu. Apa ini pendukung Pak Jokowi, atau memang mereka punya niat lain," pungkas Jefirstson.

Soal tentang Jokowi itu dikabarkan muncul di SMA Muhammadiyah I Sukoharjo untuk siswa jurusan IPS. Berikut kutipan asli yang ada dalam salah satu soal UN yang dimaksud:

"Ir. H. Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961, merupakan alumnus UGM. Sejak 15 Oktober, Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI. Tokoh yang jujur dan selalu bekerja keras ini dikenal dengan gaya blusukannya ke pelosok ibu kota. Berbagai penghargaan telah beliau raih, antara lain ia termasuk salah satu tokoh terbaik dalam pengabdiannya kepada rakyat. Sebagai tokoh seni dan budaya, beliau dinilai paling bersih dari korupsi. Namun demikian, usahanya di bidang Upah Minimun Provinsi (UMP) mengalami kendala oleh tindakan buruh yang memanggil kembali perwakilannya saat sidang berlangsung. Buah dari pertemuan tersebut dewan pengupahan menetapkan UMP sebesar Rp 2,2 juta".

Dua pertanyaan yang harus dijawab peserta UN, adalah, pada nomor 15, tertulis, "Keteladanan Jokowi pada kutipan wacana tersebut adalah?" dan "Masalah yang dihadapi tokoh Joko Widodo berdasarkan paragraph tersebut adalah?"

Jokowi Menjawab

Terkait soal itu, Jokowi mengaku belum tahu. Ia justru bertanya balik di mana soal tersebut ditemukan. Ia pun mengaku heran mengapa kiprahnya sebagai gubernur di jadikan sebagai salah satu bahan soal dalam ujian nasional.

"Nggak tahu saya. Nggak tahu, tanya yang buat. Siapa yang buat soal itu? Ya kamu tanya yang buat lah," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin 14 April.

Jokowi menyayangkan namanya dijadikan salah satu bahan soal UN. Terlebih soal tersebut muncul saat dirinya tengah menjadi sorotan media sebagai calon presiden yang diusung PDIP. Semestinya, kata Jokowi, nama-nama yang muncul dalam soal UN bukanlah nama tokoh atau politisi yang sampai saat ini masih berkarir, namun alangkah baiknya nama dalam soal tersebut adalah figur atau tokoh pahlawan.

"Tapi mestinya pertanyaan itu kalau masalah tokoh. Sebenarnya lebih bagus yang berkaitan dengan pahlawan nasional. Ya kan, apa dari Aceh, Maluku, dari daerah yang lain. Saya kira lebih relevan. Sehingga jejak sejarah lebih tertangkap oleh anak-anak kita," tukas Jokowi. (Yus Ariyanto)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya