Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat naik pitam hingga menggebrak meja saat rapat dengan Dinas Kebersihan dan operator kebersihan, Kamis 8 Mei 2014 kemarin. Amarahnya meluap saat mengetahui jumlah pegawai honorer Dinas Kebersihan DKI melonjak dari 3.500 pekerja menjadi 10.721 orang.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptatri Ediningtyas pun menjadi sasaran kemarahannya.
Namun saat dikonfirmasi, pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku sebenarnya kemarahannya tidak ditujukan kepada Kadis Kebersihan. Melainkan kepada Kepala Bidang Pengendalian Sampah, Made Indrayasa yang dianggapnya menyewakan truk sampah dan melarang sistem angkut sampah per sekali jalan.
"Sebenarnya sih saya nggak marahin dia (Bu Tyas). Saya marahin si Made. Sampah numpuk atau sewa truk sembarangan kamu bisa hitung nggak? Kan konyol tuh, saya nggak mau lagi pakai sistem hitungan absen, saya maunya per wilayah," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Sementara mengenai laporan daftar nama pegawai honorer yang ditulis tangan, Ahok mengatakan sebenarnya Kadis Kebersihan menyanggupi perbaikan daftar nama tersebut selama 3 hari. Namun, ternyata Made kembali meminta agar diberi kelonggaran waktu hingga 2 minggu.
Karena itu, mantan Bupati Belitung Timur itu menduga Made dan pegawai Dinas Kebersihan lain memang sengaja mempersulit proses perhitungan jumlah pegawai honorer dinasnya. Bahkan, ia menuding mereka sengaja ingin menipu Kadis kebersihan yang baru menjabat selama 2 bulan itu.
"Bisa juga dia (Kadis Kebersihan DKI) ditipu dari anak buahnya, kebersihan kan udah satu geng lama nih. Ternyata susah diharapin orang dalem untuk berani ngelawan semua. Dia kan mau dikadalin, ditanya-tanyain tulis tangan," tukas Ahok.
Dalam rapat evaluasi kontrak Dinas Kebersihan dan usulan kontrak berbasis kinerja bersama para operator kebersihan Kamis 8 Mei 2014 kemarin, Ahok mendapat laporan jumlah petugas kebersihan di Jakarta berjumlah 10.721 orang. Padahal, pada masa kepala dinas sebelumnya, jumlah petugas hanya 3.500 orang.
Ahok menilai, jumlah yang tiba-tiba membludak itu patut diduga ada permainan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan perusahaan swasta dalam pengangkutan sampah. Terlebih, Kepala Dinas Kebersihan saat ini Saptastri Ediningtyas melaporkan jumlah itu dengan corek-coretan tangan.
Salah seorang perwakilan swasta mengaku untuk satu kota hanya butuh sekitar 834 orang petugas. Terlebih, perwakilan swasta ini mengaku pegawainya tidak diterima Dinas Kebersihan padahal sudah 30 tahun bekerja.
Mendengar pengakuan itu, kemarahan Ahok memuncak. Ahok spontan menggebrak meja di hadapan para peserta rapat. "Bapak salah ini! Ada permainan ini. Saya minta data ini ada nama orang yang dicoret. Coret semua orang yang baru masuk," tegasnya.
Melihat kejanggalan itu, Ahok meminta Dinas Kebersihan melengkapi data 10.721 petugas kebersihan dengan nama, alamat, dan nama jalan yang menjadi tanggung jawab petugas itu.
Ahok memberi waktu 2 minggu ke depan untuk melengkapi data itu. Jika tidak, Ahok mengancam akan memutasi 90% pejabat di Dinas Kebersihan. (Mut)
Alasan Ahok Marah Gebrak Meja Rapat
Ahok itu mengaku sebenarnya kemarahannya itu tidak ditujukan kepada Kadis Kebersihan.
Diperbarui 09 Mei 2014, 17:55 WIBDiterbitkan 09 Mei 2014, 17:55 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Keren, Aneka Kerajinan Tangan Warga Binaan Rutan Maumere
Reaksi KH Quraish Shihab usai Real Madrid Dihajar Arsenal di UCL, Singgung Ancelotti
Hasil Liga Champions: Barcelona Lumat Borussia Dortmund 4 Gol, PSG Bungkam Aston Villa
Warga Depok Bingung Muncul Opsen Pajak di Lembar STNK Usai Pemutihan, Ini Penjelasannya
350 Kata Semangat Pagi yang Menginspirasi untuk Memulai Hari
Sungai Tamborasi, Keajaiban Alam 20 Meter yang Mengalir ke Teluk Sulawesi
Cara Membuat Chia Pudding Timun Kelapa, Menu Sarapan untuk Bantu Menurunkan Berat Badan
Profil Ryan Adriandhy, Komika yang Kini Sukses Debut sebagai Sutradara Film Jumbo
Mengenal Fosil Duonychus, Nenek Moyang Kukang
Tradisi Minum Air Bekas Cuci Kaki Ibu, Apakah Dibenarkan dalam Islam? Buya Yahya dan UAS Menjawab
Sakit Hati Bikin Pemuda Kalap dan Bunuh Bapak Kandungnya
Respons KPK soal Wacana Memiskinkan Keluarga Koruptor