Alasan Ahok Marah Gebrak Meja Rapat

Ahok itu mengaku sebenarnya kemarahannya itu tidak ditujukan kepada Kadis Kebersihan.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 09 Mei 2014, 17:55 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2014, 17:55 WIB
Ubah Sistem SMANU MHT, Ahok: Nggak Mau Lagi Masuk NEM Tinggi
Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat naik pitam hingga menggebrak meja saat rapat dengan Dinas Kebersihan dan operator kebersihan, Kamis 8 Mei 2014 kemarin. Amarahnya meluap saat mengetahui jumlah pegawai honorer Dinas Kebersihan DKI melonjak dari 3.500 pekerja menjadi 10.721 orang.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptatri Ediningtyas pun menjadi sasaran kemarahannya.

Namun saat dikonfirmasi, pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku sebenarnya kemarahannya tidak ditujukan kepada Kadis Kebersihan. Melainkan kepada Kepala Bidang Pengendalian Sampah, Made Indrayasa yang dianggapnya menyewakan truk sampah dan melarang sistem angkut sampah per sekali jalan.

"Sebenarnya sih saya nggak marahin dia (Bu Tyas). Saya marahin si Made. Sampah numpuk atau sewa truk sembarangan kamu bisa hitung nggak? Kan konyol tuh, saya nggak mau lagi pakai sistem hitungan absen, saya maunya per wilayah," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (9/5/2014).

Sementara mengenai laporan daftar nama pegawai honorer yang ditulis tangan, Ahok mengatakan sebenarnya Kadis Kebersihan menyanggupi perbaikan daftar nama tersebut selama 3 hari. Namun, ternyata Made kembali meminta agar diberi kelonggaran waktu hingga 2 minggu.

Karena itu, mantan Bupati Belitung Timur itu menduga Made dan pegawai Dinas Kebersihan lain memang sengaja mempersulit proses perhitungan jumlah pegawai honorer dinasnya. Bahkan, ia menuding mereka sengaja ingin menipu Kadis kebersihan yang baru menjabat selama 2 bulan itu.

"Bisa juga dia (Kadis Kebersihan DKI) ditipu dari anak buahnya, kebersihan kan udah satu geng lama nih. Ternyata susah diharapin orang dalem untuk berani ngelawan semua. Dia kan mau dikadalin, ditanya-tanyain tulis tangan," tukas Ahok.

Dalam rapat evaluasi kontrak Dinas Kebersihan dan usulan kontrak berbasis kinerja bersama para operator kebersihan Kamis 8 Mei 2014 kemarin, Ahok mendapat laporan jumlah petugas kebersihan di Jakarta berjumlah 10.721 orang. Padahal, pada masa kepala dinas sebelumnya, jumlah petugas hanya 3.500 orang.

Ahok menilai, jumlah yang tiba-tiba membludak itu patut diduga ada permainan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan perusahaan swasta dalam pengangkutan sampah. Terlebih, Kepala Dinas Kebersihan saat ini Saptastri Ediningtyas melaporkan jumlah itu dengan corek-coretan tangan.

Salah seorang perwakilan swasta mengaku untuk satu kota hanya butuh sekitar 834 orang petugas. Terlebih, perwakilan swasta ini mengaku pegawainya tidak diterima Dinas Kebersihan padahal sudah 30 tahun bekerja.

Mendengar pengakuan itu, kemarahan Ahok memuncak. Ahok spontan menggebrak meja di hadapan para peserta rapat. "Bapak salah ini! Ada permainan ini. Saya minta data ini ada nama orang yang dicoret. Coret semua orang yang baru masuk," tegasnya.

Melihat kejanggalan itu, Ahok meminta Dinas Kebersihan melengkapi data 10.721 petugas kebersihan dengan nama, alamat, dan nama jalan yang menjadi tanggung jawab petugas itu.

Ahok memberi waktu 2 minggu ke depan untuk melengkapi data itu. Jika tidak, Ahok mengancam akan memutasi 90% pejabat di Dinas Kebersihan. (Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya