Bupati Kampar Ajak Damai Petani yang Ngaku Diancam

"Bupati sempat mendatangi kami. Ia mau berdamai. Awalnya kami mau, tapi ...".

oleh M Syukur diperbarui 03 Jun 2014, 22:06 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2014, 22:06 WIB
Bupati Ajak Damai, Petani: Tapi Kami Diancam
Nur Asni, istri petani yang mengaku dianiaya istri Bupati Kampar Jefri Noer. (Liputan6.com/ M.Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Bupati Kampar Jefri Noer sempat mengajak pasangan suami istri Nur Asmi dan Jamal berdamai, setelah kedua petani di Kabupaten Kampar, Riau itu mengaku dianiaya istrinya, Eva Yuliana. Dalam pembicaraan damai itu, Jefri disebutkan keduanya mengancam agar tidak melaporkan kasus penganiayaanya ke polisi.

"Bupati sempat mendatangi kami. Ia mau berdamai. Awalnya kami mau, tapi mengurungkannya karena kami diancam dengan perkataannya," kata Jamal di Pekanbaru, Riau, Selasa (3/6/2016).

"Yang kalian hadapi ini merupakan keluarga bupati. Sedangkan kalian, hanya petani," sambung Jamal menirukan perkataan perkataan Jefri saat itu.

Atas perkataan itu, Jamal sebagai manusia merasa terendahkan. Dengan penuh keberanian, ia melaporkan kejadian penganiayaan yang dilakukan istri Jefri, Eva Yuliana.

Saat ini, Nur Asmi masih dirawat intensif di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Ia mengalami luka lebam di bagian tangan, kepala dan bagian perutnya.

"Saya juga sempat dipukuli oleh istri bupati dan dua ajudannya. Jefri memang tidak memukul, ia hanya mellihat dan tidak melerai," terang Jamal.

Jefri dalam keterangan persnya membantah semua pengakuan Jamal. "Tidak benar istri dan ajudan saya memukuli masyarakat saya. Itu tidak benar," tegas Jefri.

Menurut Jefri, kedua petani tersebut justru yang memukuli istrinya. "Kami datang ke lahan itu dan dihadang keduanya memakai parang. Kami hanya membela diri," tegas Jefri.

Kasus ini sendiri sudah dilaporkan ke Polres Kampar dan Polda Riau. Jamal didampingi beberapa keluarganya meminta dugaan penganiayaan ini secara adil dan sesuai aturan berlaku.

Nur Asmi terbujur lesu di salah satu kamar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad sejak Senin 2 Juni. Di tangannya masih tertempel tali infus. Ia mengaku mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan isteri Bupati Kampar Jefry Noer, Eva Yuliana Minggu 1 Juni sore, di Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

Nur Asmi mengalami luka lebam di sejumlah bagian tubuhnya. Ia mengaku masih mengalami sakit di sekujur tubuhnya.

Suami Nur Asmi, Jamal menuturkan bahwa kejadian berawal saat ia dan sang istri sedang menggarap lahan seluas 1 hektar di desa tersebut. "Lahan itu punya kami. Sudah kami beli 2 tahun lalu," katanya.

Sempat terjadi adu mulut antara Eva dengan Nur Asmi. Karena emosi, Wakil Ketua DPRD Kampar itu langsung mengejar dan menjambak rambut Nurhasmi, hingga roboh ke tanah.

"Melihat itu, saya menolong istri saya. Kemudian, dua ajudan Bupati Kampar langsung memukuli kami berdua. Saya berhasil menyelamatkan istri dan kami disuruh pergi," kata Jamal, dan membawa isterinya ke rumah sakit.

Penganiayaan ini, menurut Jamal, sudah dilaporkannya ke Polres Kampar. Ia juga berencana melapor ke Polda Riau untuk meminta perlindungan hukum. Pihak kepolisian pun telah mengambil visum terhadap istrinya. Ia berharap, polisi bekerja adil dan mengusut tindak pidana yang mereka alami.

Sementara, Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono melalui Kasat Reskrim AKP Herfio Zaki membenarkan adanya laporan tersebut. "Yang dilaporkan Jefry dan Eva," kata Herfio.

Keterangan lebih lanjut, belum bisa diberikan secara gamblang oleh Herfio. Ia mengaku bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih dulu dengan mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi-saksi.

Terkait laporan ini, Jefry dan Eva belum bisa dimintai keterangan. Nomor HP keduanya mendadak tidak aktif sewaktu kasus ini menguak ke permukaan. (Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya