Kebakaran Lahan di Kalimantan Tengah dan Sukabumi

Kobaran api yang menghanguskan lahan kosong di jalur trans-Kalimantan Palangkaraya semakin parah.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Okt 2014, 02:15 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2014, 02:15 WIB
(lip6 Malam) Kebakaran-Lahan
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Palangkaraya - Kobaran api yang menghanguskan lahan kosong di jalur trans-Kalimantan Palangkaraya, Kalimantan Tengah semakin mengkhawatirkan. Kebakaran pun tak terhindarkan lagi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (9/10/2014) dini hari, apalagi itu bukan kali pertama lahan kosong terbakar. Lahan yang terbakar pun tidak jauh dari kawasan pemukiman warga.

Upaya pemadaman juga tidak mudah dilakukan, meski sudah melibatkan anggota TNI. Para petugas kesulitan mendapatkan air karena musim kemarau. Para petugas menduga lahan kosong itu diduga sengaja dibakar karena akan dimanfaatkan untuk kepentingan dunia usaha.

Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah semakin mengkhawatirkan. Dari data satelit NOAA 18, sepanjang hari ini, ditemukan sebanyak 35 titik panas baru dan tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah.

Selain membuat kualitas udara semakin buruk, jarak pandang pun seringkali terganggu bahkan penerbangan di Bandara Cilik Riwuk, Palangkaraya beberapa kali ditunda.

Kebakaran lahan kosong juga terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, sekitar 3 hektare lahan milik Indocement di Kampung Batununggul, Kecamatan Cibadak, terbakar.

Api yang terus menjalar dan membakar dahan serta batang pohon yang kering mengakibatkan sejumlah titik api terus bermunculan. Bahkan ada titik api yang jaraknya berdekatan dengan Hutan Pendidikan Gunung Walat milik Institut Pertanian Bogor (IPB).

Polisi bersama pegawai kantor camat dan Satpol PP berupaya melakukan pemadaman kebakaran di sejumlah titik api dengan alat seadanya.

Baca Juga:

Lahan Kosong di Sepanjang Jalur Trans Kalimantan Habis Terbakar

Kebakaran Jambi Meluas, Alat Pemecah Asap Palembang Tak Berfungsi

Kabut Asap Palembang Makin Pekat, Kesehatan Warga Mulai Terganggu

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya