Bernostalgia, SBY Kunjungi Kamar Saat Menjadi Taruna Akmil

SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono meninjau Museum Paviliun 5 Akmil, tempat Kepala Negara dulu tinggal saat menjadi taruna Akmil.

oleh Rinaldo diperbarui 17 Okt 2014, 19:03 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2014, 19:03 WIB
Isi Pidato Terakhir SBY di HUT TNI
Presiden SBY menghadiri upacara HUT TNI ke 69 di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Selasa (07/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Magelang - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan Museum Paviliun 5 Akademi Militer dan Batalyon Infanteri 10 Marinir Satria Bumu Yudha serta Skuadron Udara 16/Vijayantaka Abhyasti Virayante.

Acara peresmian berlangsung di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Jumat (17/10/2014). Skuadron Udara 16 berada di Pekanbaru, Riau, sedangkan Batalyon Infanteri 10 Marinir terletak di Batam, Kepulauan Riau.

Usai menandatangani prasasti tanda peresmian ketiganya, SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono meninjau Museum Paviliun 5 Akmil, tempat Kepala Negara dulu tinggal saat menjadi taruna Akmil.

"Ini adalah paviliun 5A, sebelah kiri 5B. Di sini ada saya dan teman-teman dan di sebelah kiri ada Pak Syamsul Maarif (sekarang Kepala BNPB)," ujar SBY seperti dikutip laman presidenri.go.id.

SBY juga menunjukkan buku-buku yang dibaca olehnya saat menjadi taruna dulu. Terdapat sebuah meja belajar di kamar SBY kala itu.

"Ini meja belajar bisa dipakai untuk menyimpan roti. Kalau menyimpan roti ketahuan pelatih, bisa berat sekali hukumannya. Saya agak jarang, Pak Syamsul yang sering dulu," canda SBY disambut tawa para undangan yang ikut melakukan peninjauan.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan, Museum Paviliun 5 Akmil menyimpan koleksi lintasan sejarah seorang prajurit TNI-AD asal Pacitan, Jawa Timur.

"Dari tempat terisolir pada zamannya di Pacitan, menggapai mimpi dengan hambatan yang tidak ringan. Putra tersebut mampu mengukir kepemimpinan yang tidak mudah. Dengan tekad bulat, mengukir sejarah dari Lembah Tidar ini berangkat ke Istana Negara Republik Indonesia," kata Jenderal Gatot.

Sang prajurit, lanjut KSAD, mengalami tantangan yang luar biasa serta jalan yang berliku. Namun semua ia hadapi dan akhirnya menjadi satu-satunya putra Indonesia yang mencapai posisi Panglima Tertinggi, akademisi, profesor, dan politikus dengan pencapaian tertinggi menjadi Presiden RI 2 periode sekaligus. Prajurit asal Pacitan yang dimaksud Jenderal Gatot tak lain adalah SBY.

Menurut KSAD, latar belakang ini diharapkan menjadi motivasi bagi generasi muda. Lintasan sejarah sang prajurit asal Pacitan tersebut perlu diketahui. "Sebagai pembelajaran untuk menggapai mimpi yang tinggi," jelas Jenderal Gatot.

SBY adalah alumnus Akmil tahun 1973. Ia pernah menjadi Komandan Divisi Korps Taruna dan merupakan salah satu alumnus terbaik. Banyak jasa dan kenangan yang ditorehkan SBY di Akmil, khususnya di Gunung Tidar dan Paviliun 5 di mana SBY pernah tinggal, yang kini telah menjadi sebuah museum. (Mvi)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya