Jerman Akan Sumbang Dana Rp 1,5 Miliar untuk Pengungsi Sinabung

Saat ini dari data yang diterima Pemerintah Jerman, pengungsi Sinabung mencapai lebih dari 3.800 orang.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 30 Okt 2014, 17:46 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2014, 17:46 WIB
Kota Brastagi Pasca Erupsi Gunung Sinabung
Suasana Kota Brastagi tertutup debu vulkanik akibat dampak erupsi Gunung Sinabung, Karo, Sumut, Kamis (9/10). Sejak sepekan terakhir aktivitas Gunung Sinabung meningkat, mengakibatkan kota wisata tersebut tertutup debu vulkanik. (ANTARA FOTO/Tibta Perangi

Liputan6.com, Jakarta - Erupsi Gunung Sinabung mengundang keprihatinan banya pihak. Masyarakat di sekitar gunung api ini harus terkena imbas akibat erupsi. Pemerintah Indonesia pun bergerak cepat menangani bencana itu. Demi menunjukan kesiriusannya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadikan Sinabung tempat blusukan pertamanya usai dilantik.

Ternyata keprihatinan dan bantuan untuk pengungsi Sinabung tidak hanya datang dari pemerintah. Salah satu negara di Eropa, Jerman menyatakan siap menggelontorkan dana demi membantu meringankan beban yang tengah dipikul warga sekitar Sinabung.

"Pemerintah Jerman sedang bersiap untuk menyediakan bantuan kemanusiaan cepat bagi petani di Sinabung, yang akibat erupsi gunung itu kehilangan penghasilannya selama 1 tahun," sebut Duta Besar Jerman George Witschel di kantornya, Jakarta, Kamis (30/10/2014).

"Kami berencana menawarkan bantuan berupa dana sebesar 100 ribu euro (atau sekitar Rp 1,5 miliar) yang akan kami berikan kepada pengungsi, khususnya petani," sambung Witschel.

Dalam upaya menyalurkan bantuannya, Jerman memastikan tidak akan bekerja sendiri. Mereka akan mengandeng pemerintah dan LSM setempat demi memperlancar bantuan yang mereka berikan.

Saat ini dari data yang diterima Pemerintah Jerman, pengungsi Sinabung mencapai lebih dari 3.800 orang. Tidak cuma mengungsi, orang-orang di sekitar Sinabung harus menerima kenyataan, daerah tempat mereka mencari rezeki sudah rusak terkena awan panas.

Diperkirakan awan panas yang muncul dari Sinabung menghancurkan tanah pertanian setempat seluas 4000 hektar. Tanah itu sebelum awan panas datang digunakan untuk menanam jeruk, kopi, sayuran, coklat dan padi. (Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya