Liputan6.com, Jakarta - Basuki Thaja Purnama atau Ahok telah 3 hari resmi memimpin Ibukota Jakarta. Tetapi teka-teki siapa yang akan mendampingi Ahok menjadi Wakil Gubernur belum terpecahkan. Ketiadaan wakil gubernur sudah dirasakan oleh Ahok, karena beban kerja yang dirasa makin berat.
Ahok menginginkan calon pendampingnya dari kalangan birokrat di Pemda DKI, tetapi kemungkinan akan terganjal niat dari tokoh partai pendukung dari PDIP dan Gerindra. Karena kedua partai ini menginginkan Calon Wakil Gubernur (cawagub) berasal dari politisi partai.
Dalam acara pertemuan dengan para pengusaha, Ahok menceritakan beratnya beban yang ia pikul sebagai gubernur seorang diri. Ahok menyatakan keinginan sosok Wakil Gubernur (Wagub) berasal dari internal Pemda DKI seperti Sarwo Handayani dan bukan politisi.
"Saya juga orang politik loh. Dan jabatan saya juga orang politik. Tetapi persoalannya, Anda mau nggak taat kepada konstitusi bukan konstituen. Kalau Anda taat kepada konstituen, karna takut tidak terpilih, rusak nih negara. Kalau sudah berpikir bersama saya, kamu yakin saja bahwa masih ada lebih dari setengah rakyat yang milih kamu yang lebih waras melihat hasil kerja kamu. Bukan fanatik pilih partai," kata Ahok, seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (22/11/2014).
Tetapi Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumulo yang juga adalah Politisi PDIP menginginkan agar Ahok memilih cawagub dari partai pendukung PDIP.
"Pak Jokowi, Pak Basuki sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur adalah produk politik. Ia dipilih oleh masyarakat Jakarta yang diusulkan oleh partai politik. Walaupun Pak Basuki berpendapat tidak harus orang politik, tetapi kalau saya berpendapat karena jabatan gubernur dan wakil gubernur itu adalah keputusan politik, jabatan politis, ya sebaiknya melihat aspek-aspek politik yang ada," kata Tjahjo Kumulo.
Jadi, siapakah pendamping Ahok? Saat ini masih misteri.
(Mar/Riz)