Liputan6.com, Jakarta - Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono mengaku sudah mengetahui bahwa Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengajaknya untuk bertemu di Bali sejak Sabtu 29 November kemarin. Namun Agung menolak ajakan tersebut dan menyatakan telah menutup pintu islah dengan kubu Aburizal Bakrie atau Ical.
"Tahu saya (Akbar mengajak bertemu), tapi tidak ada perjanjian kami ketemu di Bali, saya juga ke sini karena ada acara keluarga," kata Agung, di Nusa Dua, Bali, Senin (1/11/2014).
Agung berujar, sejak awal presidium telah membuka kesempatan selebar-lebarnya untuk islah dengan kubu Ical, yakni dengan syarat Munas di Bali pada 30 November hingga Desember 2014 ditunda pelaksanaanya hingga Januari 2015. Namun, saat ini Munas tetap dilaksanakan dan telah memasuki hari kedua.
"Tidak usah lagi diburu-buru islah. Munas sudah jalan terus, mau apa lagi?" ketus dia.
Akbar Tandjung sebelumnya mengungkapkan, keinginannya bertemu dengan Agung Laksono untuk melakukan lobi dan mengupayakan penyelesaian konflik di internal Golkar. Akbar mengaku telah berusaha menemui Agung sejak Sabtu kemarin, namun usahanya belum membuahkan hasil.
"Pagi ini saya baru bicara sama Priyo (Budi Santoso) karena sama Agung enggak dapat-dapat," kata Akbar di Bali, Senin (1/12/2014).
Pertemuan antara Akbar dan Priyo terjadi di salah satu kamar hotel di Bali pada Senin pagi, namun Akbar tak menyebut nama hotel tersebut.
Dalam pertemuan itu, Akbar mengaku dirinya meminta Priyo memberikan kepastian apakah Agung bersedia bertemu dengannya atau tidak. Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, Akbar ingin semaksimal mungkin mengakhiri konflik di tingkat pengurus DPP Golkar.
Energi & Tambang