BNPB: Kurun 10 Tahun, Longsor Tewaskan 1.815 Orang

Dalam kurun waktu itu, ada 2.000 lebih peristiwa tanah longsor di sejumlah daerah di Indonesia.

oleh Oscar Ferri diperbarui 15 Des 2014, 23:23 WIB
Diterbitkan 15 Des 2014, 23:23 WIB
Pencarian Korban Longsor Banjarnegara Masih Pakai Cara Manual
TNI menerjunkan 1.353 personel, pencarian korban longsor Banjarnegara hari ini. Sedangkan relawan berjumlah mencapai 2.000 orang.

Liputan6.com, Jakarta - Bencana longsor Banjarnegara, Jawa Tengah bukan kejadian pertama dalam 10 tahun terakhir di Tanah Air. Dalam kurun waktu itu, ada 2.000 lebih peristiwa tanah longsor di sejumlah daerah di Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, dalam kurun waktu 2005 sampai 2014 total terdapat 2.278 peristiwa. "Total ada 1.815 orang tewas dan hilang akibat bencana-bencana longsor‎ dalam waktu 10 tahun terakhir," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (15/12/2014).

Dijelaskan Sutopo, tahun 2005 tercatat ada 50 kejadian tanah longsor. Tahun 2006 ada 73 kejadian, 2007 ada 104 kejadian, 2008 ada 112 kejadian, 2009 ada 238 kejadian, 2010 ada 400 kejadian, 2011 ada 329 kejadian, 2012 ada 291 kejadian, 2013 ada 296 kejadian, dan 2014 ada 385 kejadian. Dalam 10 tahun itu, tren bencana longsor cenderung meningkat tiap tahunnya.

Selain mengakibatkan 1.815 tewas dan hilang, ribuan peristiwa tanah longsor dalam 10 tahun terakhir itu juga berdampak pada 79.339 orang mengungsi, 7.679 unit rumah rusak berat, 1.186 unit rumah rusak sedang, dan 8.140 unit rumah rusak ringan.

Sementara BNPB sendiri sudah memetakan daerah-daerah rawan bahaya longsor di seluruh Indonesia. Hasilnya, daerah-daerah yang masuk dalam daerah bahaya longsor level sedang sampai tinggi sebanyak 274 kabupaten/kota.

"Daerah rawan longsor tersebar di sepanjang Bukit Barisan di Sumatera, Jawa bagian tengah dan selatan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sebab, daerah-daerah itu merupakan daerah dataran tinggi atau perbukitan, pegunungan," ucap dia.

Jika dilihat secara detail, ada 3 kabupaten yang paling banyak atau sering terjadi peristiwa tanah longsor dalam 10 tahun terakhir. Yakni, Kabupaten Wonogiri dengan 90 kejadian, Kabupaten Bogor dengan 75 kejadian, dan Kabupaten Wonosobo dengan 72 kejadian. Sementara khusus untuk Kabupaten Banjarnegara terjadi 22 peristiwa tanah longsor sejak 2005 sampai 2014 ini.

"Artinya di Banjarnegara rata-rata setahun terjadi 2 sampai 3 kali tanah longsor," kata Sutopo.

Sementara kalau dipetakan secara provinsi, maka Jawa Barat adalah provinsi paling sering terjadi tanah longsor dengan 132 kejadian, disusul Jawa Tengah dengan 102 kejadian, dan Jawa Timur dengan 47 kejadian.

Data BNPB selama 10 tahun terakhir itu, lanjut Sutopo, terlihat bahwa puncak kejadian tanah longsor terjadi‎ pada Januari di mana ada lebih dari 350 kejadian. Kemudian Februari ada kurang lebih 300 kejadian, dan Maret ada lebih dari 210 kejadian. Ketiga bulan di awal tahun tersebut merupakan rentang waktu yang paling sering terjadi tanah longsor di Indonesia dengan peningkatan kejadian mulai terlihat pada bulan Oktober tahun sebelumnya.

"Semua kejadian itu nampak sangat dipengaruhi oleh pola hujan. Rata-rata kejadian longsor memang terjadi pada bulan-bulan saat musim penghujan," ujar Sutopo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya