Penyair Sitor Situmorang Tutup Usia

Pada 2010, Sitor menolak Bakrie Awards bidang kesusastran yang dianugerahkan kepadanya.

oleh Yus Ariyanto diperbarui 21 Des 2014, 11:31 WIB
Diterbitkan 21 Des 2014, 11:31 WIB
Sitor
Sitor Situmorang di saat muda (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Penyair Sitor Situmorang meninggal dunia di Apeldoorn, Belanda, pada usia 91 tahun, Sabtu 20 Desember pukul 21.00 waktu setempat.

Sejarawan JJ Rizal adalah salah seorang yang pertama kali mengabarkan hal tersebut via twitter. "pagi ini dapat berita dari Apeldoorn, Belanda, sasterawan #SitorSitumorang meninggal dunia," kicau Rizal di akun pribadinya, @JJRizal.

Ucapan duka lantas bermunculan. Salah satunya dari penyair Sapardi Djoko Damono. "Selamat jalan, kita pasti bertemu lg nanti entah di Mana," tulis Sapardi dalam akun @SapardiDD.

Sitor dilahirkan dengan nama Raja Usu. Dia mengenyam pendidikan di HIS di Balige dan Sibolga serta MULO di Tarutung, kemudian AMS di Batavia (kini Jakarta). Pada 1950-1952, Sitor merantau ke Amsterdam dan Paris. Selanjutnya, ia mendalami ilmu sinematografi di Universitas California pada 1956-57.

Pada tahun-tahun pertama Orde Baru, nasib buruk merundung Sitor. Ia mendekam di penjara Gang Tengah, Salemba, Jakarta, tanpa melalui proses peradilan, pada 1967-1975. Ia masuk bui dengan tuduhan terlibat G30S. Dikenal sebagai Soekarnois, Sitor menjadi Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) periode 1959-1965, sebuah organisasi di bawah Partai Nasional Indonesia (PNI).

Sejak 1980-an, dia tinggal di Belanda, bersama istrinya, Barbara Brouwer. Sitor sempat mengajar di Universitas Leiden sampai 1991. Hingga usia senja, Sitor terus produktif menulis puisi, esai, maupun cerita pendek. Kumpulan sajak dia di antaranya Surat Kertas Hijau, Angin Danau, dan Bulan di Atas Batu.

Pada 2010, Sitor menolak Bakrie Awards bidang kesusastraan yang dianugerahkan kepadanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya