Keluarga Menangis dan Pingsan Saat Dengar AirAsia Ditemukan

Tangis duka pecah di ruang Crisis Centre Bandara Juanda saat keluarga para penumpang AirAsia mendengar pengumuman Basarnas.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 30 Des 2014, 15:12 WIB
Diterbitkan 30 Des 2014, 15:12 WIB
Keluarga korban AirAsia
Keluarga korban AirAsia

Liputan6.com, Sidoarjo - Tangis duka pecah di ruang Crisis Centre Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur saat keluarga korban mendengar pengumuman yang disampaikan Badan SAR Nasional (Basarnas) yang memastikan, serpihan yang ditemukan di Selat Karimata adalah puing pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang Minggu pagi 28 Desember 2014.

Sejumlah anggota keluarga bahkan jatuh pingsan, dan langsung diberi bantuan medis. Terlihat sejumlah relawan berusaha menenangkan keluarga korban, pun dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang tak beranjak dari ruang crisis center sejak hari pertama hilangnya AirAsia.

"Hari ini Pada pukul 10.05 WIB pesawat C-295 TNI AU menemukan benda-benda serpihan yang mengapung," kata Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Sulistyo di Jakarta, Selasa (30/12/2014).

Sejumlah temuan lain yang ditemukan memastikan bahwa memastikan 95 persen adalah serpihan pesawat. "Saya pastikan benda-benda itu adalah bagian dari pesawat yang kita cari (AirAsia QZ8501)," kata dia.

Pesawat Hercules TNI AU juga menemukan bayangan di dalam laut seperti diduga bentuk pesawat.

Pesawat AirAsia Airbus A320-200 berangkat dari Bandara Internasional Juanda Sidoarjo pukul 05.20 WIB. Kapal terbang itu seharusnya tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura pukul 08.30 WIB, namun hilang kontak pada pukul 06.17 WIB.

Pilot sempat minta izin ke menara ATC untuk mengubah haluan dan naik ke ketinggian 38 ribu kaki untuk menghindari awan berbahaya. Namun sesaat kemudian komunikasi terputus, pesawat hilang dari radar.(Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya