KRI Banda Aceh, Komando Utama Pencarian AirAsia QZ8501

Kapal perang buatan Indonesia ini mengangkut ratusan awak dari TNI AL, tim medis, dan sejumlah tim penyelam dari berbagai ksatrian.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jan 2015, 08:30 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2015, 08:30 WIB
KRI Banda Aceh
KRI Banda Aceh (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Pangkalan Bun - Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh adalah salah satu kapal perang milik Indonesia yang berjenis armada pendukung. Kapal yang dibuat PT PAL Indonesia tahun 2011 lalu ini memiliki kemampuan mengangkut pasukan serta kendaraan tempur, termasuk helikopter.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (6/1/2015), dalam insiden hilangnya pesawat AirAsia QZ8501, KRI Banda Aceh yang dikomandani Letkol Laut Arief Budiman menjadi markas besar atau pusat komando dari operasi pencarian pesawat rute Surabaya-Singapura itu.

Kapal sepanjang 220 meter dan lebar 125 meter ini memiliki banyak peran penting. Mulai dari sebagai pusat infomasi, penyisiran lokasi yang diduga menjadi tempat jatuhnya pesawat, menjadi tempat evakuasi korban dan barang-barang korban serta puing pesawat AirAsia QZ8501.

Dalam misi pencarian AirAsia QZ8501, di KRI Banda Aceh inilah ratusan awak yang berasal dari TNI AL, tim medis, dan tim penyelam bahu-membahu untuk menuntaskan pencarian dan evakuasi korban dan badan pesawat.

Sementara para penyelam yang terdiri dari Komando Pasukan Katak, Kopaska, Detasemen Jala Mengkara, Denjaka, dan Intai Amphibi Marinir harus berpacu dengan waktu agar bisa segera menemukan bagian penting dari pesawat AirAsia QZ8501, termasuk black box (kotak hitam).

Selain kapal-kapal milik Indonesia, misi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 juga melibatkan sejumlah kapal perang asing. Namun kiprah mereka tetap di bawah komando KRI Banda Aceh. Seperti saat kapal perang Takanami milik militer Jepang yang melakukan kunjungan ke KRI Banda Aceh.

KRI Banda Aceh sendiri merupakan kapal berjenis landing platform dock --sebuah kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa, dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat-- yang dimiliki oleh Indonesia. (Nfs/Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya