Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah sampai kapan kita harus bertobat?
Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan jawaban yang penuh makna tentang hal ini dalam salah satu ceramahnya.
Advertisement
Ceramah tersebut dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @askartdr9440. Dalam penjelasannya, UAH memberikan motivasi agar umat Islam tidak pernah berhenti bertobat, meskipun berkali-kali terjatuh dalam dosa.
Advertisement
“Jangan putus asa dari tobat. Kalau sekarang ditobati, ada maksiat lagi, tobat lagi. Terus tobat sampai hati Anda merasa lelah dan mulai tunduk untuk bertobat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” ujar UAH dalam ceramah tersebut.
Pesan ini seolah mengingatkan bahwa manusia tidak pernah lepas dari kesalahan. Namun, yang terpenting adalah usaha untuk selalu kembali kepada Allah dengan penuh kesungguhan.
UAH menegaskan bahwa taubat bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga proses yang membutuhkan kesadaran diri. Tobat yang benar adalah tobat yang disertai dengan tekad untuk tidak mengulangi dosa yang sama.
Dalam penjelasannya, UAH juga menyebutkan bahwa tobat adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah selalu membuka pintu tobat selama nyawa masih berada di raga.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Tobat Berulang Tidak Memalukan
Menurut UAH, manusia tidak seharusnya merasa malu atau putus asa untuk kembali bertobat. “Mudah-mudahan saat wafat, ajal tiba dalam keadaan sedang bertobat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” tambahnya.
Penjelasan ini mengandung pesan bahwa kematian adalah misteri yang tidak bisa diprediksi. Karena itu, UAH mendorong agar setiap muslim memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri.
Dalam ceramah tersebut, UAH juga mengingatkan bahwa tobat adalah wujud pengakuan atas kelemahan manusia di hadapan Allah. Dengan bertobat, manusia menunjukkan ketergantungannya kepada Sang Pencipta.
Proses tobat yang berulang kali bukanlah sesuatu yang memalukan. Sebaliknya, hal ini menunjukkan kesadaran bahwa manusia harus selalu berusaha memperbaiki diri, meskipun sering kali terjatuh.
UAH juga memberikan motivasi agar umat Islam tidak menunda-nunda untuk bertobat. Menunda tobat sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Allah untuk memperbaiki diri.
“Selama masih hidup, selama Allah masih memberi kesempatan, jangan pernah berhenti bertobat,” ungkap UAH dalam ceramahnya.
Pesan ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya tobat sebagai jalan menuju pengampunan Allah. Allah adalah Maha Pengampun, dan tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni-Nya.
Advertisement
Jadikan Tobat sebagai Bagian Hidup
UAH mengingatkan bahwa sifat manusia yang mudah tergoda oleh dosa bukan alasan untuk menyerah. Justru, hal ini menjadi alasan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui tobat.
Dalam ceramahnya, UAH juga mengajak umat Islam untuk menjadikan tobat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Tobat bukan hanya dilakukan setelah melakukan dosa besar, tetapi juga sebagai cara untuk membersihkan hati dari kesalahan kecil.
UAH menekankan bahwa tobat adalah proses yang melibatkan hati dan pikiran. Dengan bertobat, manusia tidak hanya memohon pengampunan, tetapi juga berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Pesan ini memberikan harapan bagi siapa saja yang merasa dirinya penuh dosa. UAH mengingatkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada Allah.
Melalui ceramahnya, UAH juga menekankan bahwa tobat adalah tanda keimanan yang kuat. Hanya orang yang beriman yang memiliki keinginan untuk memperbaiki diri dan mendekat kepada Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, pesan ini dapat menjadi pengingat bahwa manusia tidak sempurna, tetapi selalu memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik.
UAH menutup pesannya dengan ajakan agar umat Islam tidak pernah lelah untuk bertobat. Selama masih ada waktu, selalu ada kesempatan untuk kembali kepada Allah.
Ceramah ini menjadi pengingat bahwa hidup adalah perjalanan untuk mendekat kepada Allah. Dengan tobat, manusia dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh harapan.
Tobat bukanlah tanda kelemahan, tetapi bukti kekuatan iman seseorang. Dengan bertobat, manusia menunjukkan bahwa dirinya selalu berusaha menjadi hamba yang dicintai oleh Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul