Fraksi PKS: Harusnya Kemenhub Empati, Bukan Bekukan Rute AirAsia

Menurut Yudi, seharusnya Kemenhub mempunyai rasa empati atas tragedi AirAsia QZ8501, bukan membekukan izin AirAsia rute Surabaya-Singapura.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 06 Jan 2015, 23:33 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2015, 23:33 WIB
Peawat AirAsia
Foto: bbc.co.uk

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana menilai, seharusnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan mempunyai rasa empati atas tragedi AirAsia QZ8501, bukannya malah meperkeruh keadaan dengan mencari permasalahan baru. Yakni dengan membekukan izin AirAsia rute Surabaya-Singapura.

"Harusnya Kemenhub harus empati dalam masa berkabung AirAsia. Dan kemenhub fokus melakukan perbantuan pencarian black box dan evakuasi," kata Yudi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2014).

Sementara mengenai pembekuan izin rute AirAsia tersebut, pihaknya menilai maskapai penerbangan tidak dalam posisi salah. Menurutnya, Kemenhub harusnya juga bersikap obyektif dalam membekukan suatu rute penerbangan.

"Saat ini libur natal tahun banyak extra flight yang sudah direncanakan maskapai dan ini dimanfaatkan benar oleh maskapai," ujar Yudi.

Akibat pernyataan pihak Kemenhub jika AirAsia dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura ditutup, Yudi yang merupakan anggota Fraksi PKS menilai, konsumen AirAsia yang sudah terlanjur membeli tiket rute tersebut yang dirugikan.

"Kalau seperti ini masyarakat lagi yang dirugikan, seperti pencairan (tiket)," tandas Yudi.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebelumnya menegaskan, pembekuan rute yang dilakukan oleh pemerintah tak ada kaitannya dengan insiden jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dengan rute Surabaya-Singapura.

Dia mengatakan, pembekuan rute merupakan niatan pemerintah untuk membenahi penerbangan di tanah air, salah satunya penerbangan di luar jadwal yang ditentukan.

"Pembekuan izin rute tak ada kaitannya dengan penyebab kecelakaan," kata dia, Jakarta.

Dia mengatakan, untuk soal rute pihak maskapai bisa mengajukan izin ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Menurutnya, pemerintah juga akan memberikan pergantian jadwal jika slot masih tersedia dan di hari yang sama. "Kalau jam ada ganti, slot ada, harinya sama dikasi," tandas Jonan. (Fiq/Riz)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya