Liputan6.com, Mataram - Umumya anak kecil dijadikan permata oleh orang tuanya. Apapun keinginan anak pasti dituruti. Tapi berbeda dengan sepasang suami istri, DN dan NK. Pasangan suami istri di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini justru menjadikan anaknya yang baru berusia 3 tahun, sebagai jaminan motor.
kejadian langka dan aneh ini terjadi pada 17 Desember 2014 lalu. Saat itu DN dan NK hendak menggadaikan kulkasnya kepada Yuliawan, salah seorang tukang ojek yang juga teman akrabnya.
Saat tiba di kost Yuliawan, DN dan NK meminjam motor Yuliawan dengan alasan ingin keluar sebentar dan membiarkan anak perempuan mereka, Yuliana Ayu Purniti, berada di rumah Yuliawan.
Yuliawan tidak pernah menyangka, DN dan NK akan membawa kabur motornya. Sebab, anak mereka ditinggal. "Saya mikirnya, nggak mungkin dia bawa kabur motor saya karena anaknya ada sama saya, pasti dia balik," kata Yuliawan, di Lombok, Rabu (7/1/2014).
Setelah menunggu beberapa jam hingga malam hari, kedua orang tua Yuliana tak kunjung datang. Kecurigaan pun muncul di benak Yuliawan. Tapi dia masih tidak percaya dan yakin kedua orang tua bocah malang itu akan kembali membawa motornya.
Namun, DN dan NK tak kunjung datang. Dua hari setelah itu, barulah NK datang ke kosan Yuliawan untuk menengok keadaan Yuliana dan mengabari dia, motor akan dikembalikan suaminya (DN) beberapa hari lagi.
"Waktu dia datang, saya tanya mana motor saya, dia bilang lagi dibawa suaminya dan akan dikembalikan. Cuma itu kata-katanya, setelah itu dia pergi dan sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi," kata dia.
Bocah malang itu kemudian diasuh Yuliawan dan istrinya. Mereka mengaku tidak keberatan merawat bocah malang itu meski kehidupannya kurang. Apalagi motor yang biasa dipakai ngojek untuk mencari nafkah, dibawa kabur oleh orang tua si bocah.
"Sama sekali ndak ada perasaan terbebani, saya anggap dan saya asuh dia seperti anak saya sendiri," kata Yuliawan.
Badan Lebam
Advertisement
Badan Penuh Lebam
Badan Penuh Lebam
Masih khawatir dengan keberadaan Yuliana dan takut disangka sebagai penculik, Yuliawan dan istrinya melaporkan kejadian ini ke polisi.
"Saya takut nanti dikira nyulik anak orang, makanya kami cepat lapor ke polisi dan meminta agar orang tua anak ini ditangkap," kata Suhaimah, istri Yuliawan.
Atas kejadian ini, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) akan mengambil Yuliana untuk diasuh agar psikologinya tidak terganggu. Namun bocah tersebut enggan dibawa oleh LPA karena merasa nyaman bersama Yuliawan dan istrinya.
"Kami biarkan sementara bersama orang tua asuhnya karena dia terlihat nyaman bersama mereka. Namun kami tetap memantau kondisinya dan mencari orang tuanya," kata Joko, aktivis LPA.
Joko menjelaskan, kemungkinan besar anak tersebut sering mendapat perlakuan kasar dari orang tua kandungnya. Ini diketahui dari penuturan Yuliawan dan istrinya yang melihat banyak luka lebam di wajah dan badan Yuliana saat anak itu dititip.
Mereka curiga, kelahiran bocah itu tidak diinginkan oleh orang tuanya. Itu terbukti dari tindakan orang tuanya yang menjadikan bocah itu sebagai jaminan motor dan banyaknya tanda kekerasan di badan Yuliana.
Kini polisi dan LPA masih mencari kedua orang tua Yuliana. "Kami akan tetap berkoordinasi dengan polisi untuk mencari tahu dimana keberadaan orang tuanya," tutup Joko. (Sun/Sss)
Advertisement