Alasan Ahok Copot Tour Guide di Bus Wisata DKI

Tak akan ada lagi tour guide (pemandu wisata) di city tour bus atau bus wisata DKI Jakarta.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 08 Jan 2015, 00:32 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2015, 00:32 WIB
4-interior-bus-tingkat-140116b.jpg
Abang dan None Jakarta berkesempatan menduduki bangku bus wisata bagian atas yang di dominasi warna putih dan biru (Liputan6.com/JohanTallo).

Liputan6.com, Jakarta - Tour guide (pemandu wisata) di city tour bus atau bus tingkat wisata dianggap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah tak diperlukan lagi. Untuk itu, kepala daerah yang karib disapa Ahok itu menghentikan operasi pemandu wisata di bus tersebut demi efektivitas.

"Saya rasa pemandu wisata yang ada di dalam city tour bus tidak terlalu efektif. Jadi keberadaannya sudah tidak diperlukan lagi," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015).

Apa yang dikatakan Ahok itu bukan tanpa alasan. Mantan Bupati Belitung Timur itu ingin jumlah pekerja di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak berlebihan. Dia mengaku tak segan akan mencopot mereka yang bekerja malas dan dianggap tidak efektif.

Ahok juga mengaku merasa khawatir lantaran ia mendapat kabar bahwa ada 12 pemandu wisata di bus yang menuntut perubahan status pegawai, yaitu dari pekerja kontrak menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Selama ini kan mereka para pemandu wisata dipekerjakan secara kontrak. Mereka (tour guide) ini baru diuji coba. Dan mereka itu bagian dari Dinas Pariwisata DKI yang sedang promosi dan ada kontraknya. Kalau mental mereka seperti itu, nanti mereka minta nuntut jadi PNS DKI. Padahal kami sudah kelebihan PNS,"? kata dia.

Menurut Ahok, sebagai karyawan kontrak, para pemandu wisata semestinya bisa menerima bila dipindah di tengah jalan. Ia bahkan mengatakan, bila para pemandu wisata itu tetap menuntut, Ahok mengaku tak segan akan langsung memutus kontrak mereka.

"Para pemandu wisata ini dikontrak secara individual. Kalau kamu dikontrak, harus tahu diri. Kontrak selesai, ya selesai. Baru berapa bulan mereka kerja sudah minta kompensasi. Saya bersyukur sekali sekarang mereka sudah diberhentikan. Kalau sampai 3 tahun, bisa mati saya," ujar Ahok.

Selain itu, dia menuturkan keberadaan para pemandu wisata itu kurang efektif karena dapat digantikan dengan video rekaman yang menjelaskan tentang sejarah Kota Jakarta.

Seperti diketahui, Sebanyak lima unit bus tingkat wisata pertama kali dioperasikan di Jakarta sejak Januari 2014. Para penumpang atau wisatawan yang ingin mengendarai bus tersebut tidak dipungut biaya alias gratis.

Selama berlangsungnya masa operasi, setiap unit bus dilengkapi dengan tiga awak yang terdiri atas pengemudi bus, keamanan serta pemandu wisata (tour guide).

Setiap hari, bus tingkat wisata beroperasi mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB dengan rute Bundaran Hotel Indonesia (HI), Medan Merdeka Barat, Harmoni, Juanda, Gedung Kesenian Jakarta, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Juanda, Medan Merdeka Utara, Istana Negara, Balai Kota, MH Thamrin dan kembali lagi ke Bundaran HI. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya