KNKT Sebut Black Box Bisa Saja Lepas dari Ekor AirAsia QZ8501

Saat terjadi kecelakaan, khususnya terkena dampak benturan, bukan tidak mungkin ‎black box sudah tidak berada di posisinya semula.

oleh Oscar Ferri diperbarui 08 Jan 2015, 13:08 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2015, 13:08 WIB
Black Box
Black Box (www.traditionalcatholicpriest.com)

Liputan6.com, Pangkalan Bun - Hasil kerja keras Tim SAR Gabungan mencari dan mengevakuasi puing pesawat AirAsia QZ8501 membuahkan hasil signifikan di hari ke-11. Selain menemukan jenazah, Tim SAR Gabungan juga berhasil menemukan bagian ekor pesawat tipe Airbus A320-200 PK-AXC itu.

Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo mengatakan, black box atau kotak hitam selalu dipasangan di bagian ekor. Terutama di sebelah kanan. Namun, saat terjadi kecelakaan, khususnya terkena dampak benturan, bukan tidak mungkin ‎black box sudah tidak berada di posisinya semula.

"Waktu dipasang memang ada di ekor. Setelah benturan tidak tahu," kata Nurcahyo di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015).

Selain itu, ‎jika nantinya ditemukan, lanjut dia, maka penelitian terhadap black box harus dilakukan di Jakarta. Yakni di Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Saya tidak tahu, tapi finalnya harus dibawa ke Jakarta. Entah lewat sini (Pangkalan Bun) atau langsung," ujar Nurcahyo.

Dia menambahkan, negara luar bisa terlibat dalam proses investigasi black box. ‎Prancis, misalnya, di sini boleh terlibat. Karena pesawat Airbus A320-200 pabrikannya asal Prancis.

"Tapi KNKT-nya Prancis. KNKT Prancis itu namanya BEE," ujar dia.

Tim SAR menemukan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 di zona tambahan 2 kawasan Selat Karimata, Kalimantan Tengah. Sekitar pukul 05.00 WIB, Kapal Geosurvei melaporkan ke Basarnas terkait temuan objek di dasar laut.

Setelah di potret, ada tanda khusus yang menunjukan objek itu adalah bagian ekor pesawat berupa tulisan 'AX' dan 'Air'. Tim penyelam TNI AL menemukan benda diduga ekor pesawat AirAsia di perairan Laut Jawa, yang berjarak sekitar 52 NM dari titik koordinat yang sebelumnya diduga kuat badan AirAsia. Benda tersebut diduga berada di 33 meter kedalaman air. (Ado/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya