Menteri Anies: Pencak Silat Bagian Pembentukan Karakter Anak

Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan berharap dunia usaha ikut bersama mengembangkan pencak silat.

oleh Yanuar H diperbarui 15 Feb 2015, 03:05 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2015, 03:05 WIB
Mendikbud Anies Baswedan Beri Pernyataan Terkait Pelaksanaan UN 2015
Mendikbud Anies Baswedan seusai menjelaskan tentang Pelaksanaan Ujian Negara Tahun Ajaran 2015 di Gedung Ki Hajar Dewantara Kementerian, Jakarta, Jumat (23/1). (Liputan6.com/Panji Diksana)

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Rasyid Baswedan mengatakan akan mendukung perkembangan pencak silat di Indonesia. Sebab pencak silat membentuk karakter manusia yang jujur dan disiplin.

Anies juga menyebut pencak silat bukanlah sejarah, tetapi bagian dari masa kini dan masa depan. Maka itu pencak silat harus diajarkan kepada anak-anak Indonesia untuk pembentukan karakter.

"Pencak silat ini bukan sekedar olahraga tapi justru ekspresi budaya dan karakter. Jadi kami melihat kembali rayakan pancak silat bagian dari karakter anak-anak kita," kata Anies saat mengahdiri Pra Jambore Pencak 2015 di Plasa Ngasem, Yogyakarta, Sabtu (14/2/2015) malam.

"Kita ingin pencak silat bagian dari proses pendidikan. Untuk apa? Pendidikan itu untuk membangun kebudayaan. Jangan kebalik. Pendidikan itu bagian dari kebudayaan," sambung dia.

Anies mengatakan, pemerintah mendukung pembentukan karakter anak melalui pencak silat di sekolahan. Sebab pencak silat mengajarkan anak tentang kejujuran, kedisiplinan, dan kesatria.

"Bagaimana sekolah kita memberikan tempat untuk pencak silat. Pencak silat itu keren bahasa anak sekarang. Pencak silat itu sesuatu yang membanggakan. Kita akan terus mendorong. Tidak hanya di sekolah tapi di dataran kementeian pendidikan menegah dan kebudayaan," ujar dia.

Pencak silat di sekolah, kata Anies, bisa dimasukan ke dalam berbagai bentuk. Nantinya pelaksanaan di sekolahan bisa dimasukkan dalam ekstrakurikuler atau pun nonkurikuler.

"Pencak silat ini salah satu tradisi luar biasa. Mengajarkan Kedisiplinan, sifat kesatria dan kejujuran itu harus dibangun di anak-anak kita. Modelnya bisa macem-macem. Bisa ekstrakurikuler. Bisa nonkurikuler. Intinya pendidikan perlu memanfaatkan tradisi ini," ujar Anies.

Anies yang mendapat simbol kependekaran sebagai pembina pencak silat itu berharap, selain pemerintah mendorong tumbuhnya pencak silat, dunia usaha ikut bersama mengembangkan tradisi ini. Dengan dukungan dunia usaha, akan mendorong pencak silat menjadi besar.

Dialog Terbuka

Anies menggatakan pencak silat merupakan warisan leluhur yang harus dijaga seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu cara adalah menjaga kesatuan pencak silat dengan dialog terbuka antar-pendekar pencak silat. Dialog terbuka ini dapat menjembatani permasalahan yang dihadapi dunia pencak silat.

"Ujicoba itu tidak di ruang terbuka tapi dialog terbuka. Dialog seperti ini tidak banyak muncul kenapa? Karena kegagalan membedakan antara lawan dengan musuh. Lawan badminton adalah teman lawan olahraga. Lawan itu saling menguatkan kalau musuh saling menghabisi. Pencak silat itu menjelaskan itu," ujar Anies.

Menurut Anies jika setiap orang memahami pesan yang didapat dari nilai pencak silat. Maka Indonesia akan sangat kuat, khususnya di bidang keamanan.

"Bagaimana pencak silat tidak dilihat sebagai ilmu berkelahi, tapi daya hidup yang menghidupi. Indonesia dibangun lewat gagasan ide. Jadi Indonesia terbangun karena kesadaran," ujar dia.

Anies mengaku senang dengan Kota Yogyakarta yang sudah menjadikan pencak silat bagian dari muatan lokal di sekolahan. Hal ini yang membuatnya optimis pendidikan muatan lokal nanti nya dapat memunculkan kreasi dan produktifitas manusia.

"Kita sedang ada perubahan kurikulum dan anak kita bukanlah cendawan yang bisa dimasuki apa saja. Tapi kita akan beri ruang yang cukup pada ekspresi lokal pada budaya nusantara. Agar pendidikan kita bukan penyeragaman. Pendidikan kita memberikan ruang sikap kreasi munculnya produktifitas. Tujuan pendidikan kita mengahasilkan manusia baru dan hidup mandiri dan bisa kelola budaya lokal," ujar dia.

Anies menyebut, Kota Yogyakarta memiliki perguruan silat paling banyak di Indonesia. Pemerintah pun mendukung langkah-langkah yang membuat pencak silat dikenal. Salah satunya mendukung Jambore Pencak Nusantara yang akan digelar 28-31 Mei 2015.

Jambore pencak silat ini atas permintaan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X. Acara yang diselenggarakan oleh Paseduluran Angkringan Silat (PAS) dan Tantungan Project ini akan dihadiri 7500 pesilat se-Nusantara. (Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya