Kisah Terpidana Mati Sergei Areski Mengaku Muslim

Kondisi psikis warga Prancis yang bakal dieksekusi mati itu terpantau baik.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 28 Feb 2015, 11:29 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2015, 11:29 WIB
Pulau-Nusakambangan
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Semarang - Terpidana mati warga Negara Prancis, Sergei Areski Atlaoui kini masih mendekam di LP Pasir Putih Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Kondisi psikisnya terpantau baik.

Pengasuh pesantren warga binaan se-Nusakambangan, KH Hasan Makarim mengaku, warga Prancis itu pernah menemuinya dan mengaku sebagai muslim. Sejauh ini, kata dia, Sergei terpantau baik. Begitu pun hubungannya dengan terpidana lain.

"Hubungannya dengan warga binaan lain sangat baik. Selama ini ia juga aktif dalam kegiatan kerohanian," kata KH Hasan Makarim ketika dihubungi dari Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/2/2015).

KH Hasan Makarim mengaku belum mengenal dekat Sergei. Sehingga dia tak mengatahui pasti soal pertobatan terpidana mati itu. Hasan juga belum menerima penunjukkan untuk mendampingi Sergei.

Biasanya, kata dia, surat penunjukan rohaniwan pendamping diterima beberapa hari sebelum pelaksanaan eksekusi mati.

"Yang pasti sampai saat ini belum ada surat penunjukkan," kata Hasan.

Hasan juga bercerita, kondisi Lapas Pasir Putih saat ini sangat stabil dan tak terpengaruh adanya rencana eksekusi mati. Namun, sambung dia, lapas itu masih memberlakukan sistem pengamanan maksimal.

Serge Areski Atlaoui adalah warga Perancis yang menjadi salah satu terpidana mati jilid II. Dia terbukti terlibat dalam kasus operasi pabrik ekstasi dan sabu-sabu di Cikande, Tangerang, dengan barang bukti yang disita berupa 138,6 kilogram sabu-sabu, 290 kg ketamin, dan 316 drum prekusor pada 11 November 2005. (Ndy)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya