Liputan6.com, Bandung - Bencana longsor yang menewaskan 4 orang dan melukai puluhan warga di Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa barat, Selasa 5 Mei sore, disebabkan oleh pergeseran tanah. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menyatakan longsor bukan akibat ledakan pipa.
Tanda-tanda akan adanya longsor sudah diterima pria yang karib disapa Mbah Rono itu pada Sabtu 2 Mei 2015. Petugas Geologi juga telah memantau di lokasi tersebut sebelum longsor terjadi.
Berdasarkan hasil temuan, menurut Surono, terjadi retakan tanah dengan garis horizontal sepanjang 150 meter dan garis vertikal sepanjang 250 meter.
"Gejala longsor di Pangalengan itu sudah terjadi sejak Maret dan kita mendapat laporan dari baru-baru ini dari BPBD Kabupaten Bandung lalu diperiksa 2 Mei 2015. Jadi ada ancaman karena jalur pipa di situ," kata Surono saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Badan Geologi Kementerian ESDM, Kota Bandung, Rabu (6/5/2015).
"Jadi perlu diluruskan bahwa kejadian di Pangalengan itu ledakan pipa terjadi karena terkena longsor bukan karena ledakan pipa yang menimbulkan longsor," tegas pria yang akrab disapa Mbah Rono tersebut.
Menurut dia, pihaknya telah melaporkan hasil temuan tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan telah disampaikan kepada pihak Star Energy Geothermal.
"Tapi kan tidak bisa langsung. Itu proses memerlukan waktu cukup lama. Tidak mungkin tanggal 2 (Mei) kita rekomendasi, tanggal 3 (Mei) langsung dipindahkan," terang mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana tersebut.
Longsor terjadi pada Selasa 5 Mei 2015 sekitar pukul 14.40 WIB itu mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 kepala keluarga (200 jiwa). Selain itu longsor juga menghantam 3 pipa utama panas bumi Star Energy.
Pencarian Korban
Saat ini pencarian korban longsor di Kampung Cibitung, RW 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Bandung, Jawa Barat terus dilakukan. Tim gabungan telah menemukan 4 korban tewas.
"Korban tewas yang ditemukan, yaitu Iran laki-laki berusia 55 tahun, Dating perempuan berusia 60 tahun. Pardi laki-laki berusia 70, dan Naela perempuan berusia 1,5 tahun," kata Kepala Pusat Data Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Rabu 6 Mei 2015.
Dengan begitu, korban tewas yang ditemukan hingga hari ini berjumlah 4 orang, 1 orang luka berat atas nama Rukman dirawat di RS Al Iksan. Sedangkan 8 orang luka ringan sudah pulang ke rumahnya atau kerabatnya. "Diperkirakan 9 orang masih tertimbun longsor," pungkas Sutopo. (Ans/Mut)
Mbah Rono: Penyebab Longsor Pangalengan Bukan Ledakan Pipa
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono, tanda-tanda akan adanya longsor di Pangalengan, sudah diterima pada 2 Mei 2015.
Diperbarui 06 Mei 2015, 16:12 WIBDiterbitkan 06 Mei 2015, 16:12 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gedung Putih: Tarif Impor dari China Jadi 145 Persen
Link Live Streaming Liga Europa Olympique Lyon vs Manchester United, Segera Tayang di Vidio
Titiek Puspa Meninggal, Ini Doa untuk Jenazah Perempuan dan Mendengar Kabar Duka
Prabowo Mengaku Grogi Pidato di Parlemen Turki: Ini Bukan Sekadar Kunjungan Kenegaraan
Hasil Piala Asia U-17 2025 Afghanistan U17 vs Timnas Indonesia U17: Garuda Muda Gagal Cetak Gol di Babak Pertama
Sepeda Motor Dinas Bhabinkamtibmas Digasak Maling, Polisi Tangkap Tiga Pelaku
Mengenal Vanguard 1 Satelit Buatan Tertua yang Masih di Orbit Bumi
Tarif Impor AS Naik, Komoditas Ekspor Unggulan Lampung Bisa Terdampak
Kisah Perjalanan Spiritual Titiek Puspa dan Kekagumannya terhadap Ustadz Jefri Al Buchori
Link Live Streaming Piala Asia U-17 2025 Afghanistan U17 vs Timnas Indonesia U17, Sebentar Lagi Kick-off
Mengenal Silat Beksi, Seni Bela Diri Khas Betawi Dikenal Dengan Ciri Khas Main Pukulan
Menimbang Rencana Prabowo Evakuasi Sementara 1.000 Warga Gaza ke Indonesia