Mbah Rono: Penyebab Longsor Pangalengan Bukan Ledakan Pipa

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono, tanda-tanda akan adanya longsor di Pangalengan, sudah diterima pada 2 Mei 2015.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 06 Mei 2015, 16:12 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2015, 16:12 WIB
Ilustrasi Tanah Longsor
Ilustrasi Tanah Longsor

Liputan6.com, Bandung - Bencana longsor yang menewaskan 4 orang dan melukai puluhan warga di Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa barat, Selasa 5 Mei sore, disebabkan oleh pergeseran tanah. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menyatakan longsor bukan akibat ledakan pipa.

Tanda-tanda akan adanya longsor sudah diterima pria yang karib disapa Mbah Rono itu pada Sabtu 2 Mei 2015. Petugas Geologi juga telah memantau di lokasi tersebut sebelum longsor terjadi.

Berdasarkan hasil temuan, menurut Surono, terjadi retakan tanah dengan garis horizontal sepanjang 150 meter dan garis vertikal sepanjang 250 meter.

"Gejala longsor di Pangalengan itu sudah terjadi sejak Maret dan kita mendapat laporan dari baru-baru ini dari BPBD Kabupaten Bandung lalu diperiksa 2 Mei 2015. Jadi ada ancaman karena jalur pipa di situ," kata Surono saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Badan Geologi Kementerian ESDM, Kota Bandung, Rabu (6/5/2015).

"Jadi perlu diluruskan bahwa kejadian di Pangalengan itu ledakan pipa terjadi karena terkena longsor bukan karena ledakan pipa yang menimbulkan longsor," tegas pria yang akrab disapa Mbah Rono tersebut.

Menurut dia, pihaknya telah melaporkan hasil temuan tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan telah disampaikan kepada pihak Star Energy Geothermal.

"Tapi kan tidak bisa langsung. Itu proses memerlukan waktu cukup lama. Tidak mungkin tanggal 2 (Mei) kita rekomendasi, tanggal 3 (Mei) langsung dipindahkan," terang mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana tersebut.

Longsor terjadi pada Selasa 5 Mei 2015 sekitar pukul 14.40 WIB itu mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 kepala keluarga (200 jiwa). Selain itu longsor juga menghantam 3 pipa utama panas bumi Star Energy.

Pencarian Korban

Saat ini pencarian korban longsor di Kampung Cibitung, RW 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Bandung, Jawa Barat terus dilakukan. Tim gabungan telah menemukan 4 korban tewas.

"Korban tewas yang ditemukan, yaitu Iran laki-laki berusia 55 tahun, Dating perempuan berusia 60 tahun. Pardi laki-laki berusia 70, dan Naela perempuan berusia 1,5 tahun," kata Kepala Pusat Data Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Rabu 6 Mei 2015.

Dengan begitu, korban tewas yang ditemukan hingga hari ini berjumlah 4 orang, 1 orang luka berat atas nama Rukman dirawat di RS Al Iksan. Sedangkan 8 orang luka ringan sudah pulang ke rumahnya atau kerabatnya. "Diperkirakan 9 orang masih tertimbun longsor," pungkas Sutopo. (Ans/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya