Liputan6.com, Jakarta - Salah sebut tempat kelahiran Presiden pertama RI Sukarno oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi perbincangan. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai polemik atas kesalahan yang dibuat oleh tim komunikasi presiden itu merupakan tanda 'kehausan' rakyat atas kebenaran sejarah, khususnya tentang Bapak Bangsa, Bung Karno.
Menurut dia, seluruh cita-cita politik pembebasan atas dasar nilai Pancasila dapat terwujud jika sejarah ditempatkan pada sejarah yang sebenarnya.
"Berbagai polemik yang kurang produktif tersebut harus diubah menjadi positif, yakni prakarsa aktif pemerintah untuk meluruskan sejarah bangsanya. Pelurusan sejarah Bung Karno, realitas yang tak bisa ditunda," kata Hasto kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (7/6/2015).
Tanpa berdamai dengan masa lalu, lanjutnya, Indonesia tidak akan bangkit menjadi bangsa besar. "Inilah momentum untuk mengobarkan kembali martabat dan kehormatan bangsa dengan kembali pada ide, pemikiran, gagasan dan perjuangan Bung Karno," tutur Hasto.
Mantan anggota Komisi VI DPR ini menilai Bung Karno tidak hanya dicintai rakyat dan masuk dalam sanubari rakyat Indonesia. Bung Karno ada di setiap jejak sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa.
"Dedikasi hidupnya benar-benar dipersembahkan untuk bangsa dan negara. Terbukti bahwa ide, cita-cita, gagasan dan perjuangan Bung Karno selalu hidup dan tidak bisa ditenggelamkan oleh berbagai proyek 32 tahun desoekarnoisasi," papar Hasto.
Dia melanjutkan, apa yang diajarkan Bung Karno sudah berbeda dengan realitas akhir-akhir ini, ketika kekuasaan lebih sering dijadikan alat mobilisasi kekayaan daripada membangun peradaban politik antipenjajahan.
"Sebagai contoh adalah sila ke-5 Pancasila. Itu merupakan sila yang sangat progresif dengan cita-cita keadilan sosial. Keadilan dalam ranah politik, ekonomi dan kebudayaan. Keadilan sosial yang membuat negara harus berpihak pada kaum miskin dan membebaskan kemiskinan sistemik yang kembali menjelma sebagai penjajahan baru di bidang ekonomi," tandas Hasto. (Bob/Ado)
Hasto PDIP: Polemik Tempat Lahir Sukarno Tanda 'Kehausan' Sejarah
Menurut dia, seluruh cita-cita politik pembebasan atas dasar nilai Pancasila dapat terwujud jika sejarah ditempatkan pada sejarah.
diperbarui 07 Jun 2015, 12:34 WIBDiterbitkan 07 Jun 2015, 12:34 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers menjelang HUT ke-42 PDIP di Jakarta, Jumat (9/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jay Idzes Akui Merasa Terhormat Bisa Bermain di Serie A, Liga Terbaik bagi Pemain Bertahan
Akhir Pekan Ini, Jay Idzes dan Pemain Diaspora Timnas Indonesia Akan Hadapi Tantangan Berat dalam Jadwal Pertandingan di Liga Eropa
Pemprov Jakarta Prediksi Jumlah Sampah Malam Tahun Baru 2025 Akan Capai 150 Ton
Pesawat Jeju Air yang Bawa 175 Penumpang dan Jatuh di Bandara Muan Korea Diduga Tabrakan dengan Burung
11 Makanan Khas Palestina yang Wajib Dicoba, Hummus hingga Moussaka
Ustadz Das’ad Latif Bongkar Tabiat Istrinya, Bikin Paksu Tak Bakal Berpaling ke Lain Hati
Kecelakaan Jeju Air, Kemlu RI: KBRI Seoul sedang Berkoordinasi dengan Otoritas Setempat
Taman Margasatwa Ragunan Targetkan 80 Ribu Pengunjung di 1 Januari 2025, Siapkan 30 Pintu Masuk hingga Akses Ramah Disabilitas
Pesawat Jeju Air Kecelakaan di Bandara Korea Selatan, Bawa 181 Penumpang
Pemain Sering Cedera Manchester United Mau Ditolong Napoli, Conte Ingin Ulangi Kisah McTominay
Ada Malam Muhasabah dan Doa Bersama di Monas Besok, Begini Rekayasa Lalu Lintasnya
Harga Tiket Masuk Jakarta Aquarium, Wisata Indoor Menarik di Jakarta