Catatan IOM: Human Trafficking Paling Banyak Terjadi di Indonesia

Jawa Barat menempati urutan pertama lokasi perdagangan manusia dengan jumlah korban mencapai 2.151 orang.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Jun 2015, 14:44 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2015, 14:44 WIB
Dua dari lima korban perdagangan manusia (trafficking) menutupi wajah saat berada di Gedung Direktorat Reskrim Polda Kalbar usai diamankan jajaran Dir Reskrim Polda Kalbar di Pontianak.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - International Organization for Migration (IOM) mencatat, pada periode Maret 2005 hingga Desember 2014, jumlah perdagangan orang atau human trafficking yang terjadi di Indonesia mencapai 6.651 orang.

National Project Coordinator for Counter Trafficking and Labor Migration Unit IOM Nurul Qoiriah mengatakan, angka ini menjadi jumlah paling besar di antara negara-negara tempat terjadinya human trafficking di dunia.

"Data dari IOM, hingga Desember 2014 human trafficking tercatat ada 7.193 orang korban yang terindentifikasi," ujar Nurul di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (11/6/2015).

Dari jumlah tersebut, Indonesia menempati posisi pertama dengan jumlah 6.651 orang atau sekitar 92,46 persen, dengan rincian korban wanita usia anak 950 orang dan wanita usia dewasa 4.888 orang. Sedangkan korban pria usia anak 166 orang dan pria dewasa sebanyak 647 orang.

"Dari jumlah itu, ada 82 persen adalah perempuan yang telah bekerja di dalam dan di luar negeri untuk eksploitasi tenaga kerja," kata dia.

Sedangkan sisanya 18 persen merupakan lelaki yang mayoritas mengalami eksploitasi ketika bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) untuk mencari ikan atau buruh lainnya, termasuk di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat, Sumatera, Papua, dan Malaysia.

Sedangkan dari sisi daerah tempat terjadinya tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Indonesia, Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah korban mencapai 2.151 orang atau mewakili lebih dari 32,35 persen. Posisi kedua yaitu Jawa Tengah dengan 909 orang atau 13,67 persen, dan ketiga yaitu Kalimantan sebanyak 732 orang atau 11 persen.

"Kebanyakan mereka diperdagangkan ke Jakarta 20 persen, Kepulauan Riau 19 persen, Sumatera Utara 13 persen, Jawa Timur 12 persen, dan Banten 13 persen," tandas Nurul. (Mvi/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya