Liputan6.com, Hong Kong - Pada Minggu (12/1/2025), Hong Kong mengerahkan sebuah tim tugas ke Thailand untuk bertemu dengan pejabat keamanan dan menindaklanjuti kasus-kasus yang melibatkan warganya yang dijebak dan dipaksa bekerja secara ilegal di negara-negara Asia Tenggara.
Langkah ini diambil setelah hilangnya aktor China, Wang Xing, di dekat perbatasan Thailand-Myanmar pada 3 Januari, sebuah area yang terkenal dengan sindikat kriminal yang mengoperasikan pusat penipuan online.
Advertisement
Baca Juga
Sejak kuartal dua tahun 2024, Biro Keamanan Hong Kong pada Minggu menyatakan bahwa semakin banyak warga Hong Kong yang diduga dipikat untuk bekerja di negara-negara Asia Tenggara, di mana mereka dipaksa bekerja dalam kondisi seperti perbudakan di pusat penipuan online.
Advertisement
Badan penegak hukum menyebutkan mereka telah menerima 28 permintaan bantuan dari warga Hong Kong dan keluarga mereka. Dari jumlah tersebut, 16 orang sudah berhasil kembali ke Hong Kong.
"Dua belas kasus lainnya mengalami pembatasan pergerakan," kata biro keamanan seperti dikutip dari CNA, Selasa (15/1) yang berarti para korban tidak bisa bebas bergerak, namun mereka tetap aman dan masih dapat menghubungi keluarga mereka.
Antara tahun 2022 dan awal 2023, otoritas Hong Kong menerima 46 permintaan bantuan dari warganya yang terjebak di kawasan-kawasan di Myanmar dan Kamboja. Dari 46 kasus tersebut, 43 berhasil kembali ke Hong Kong. Tiga sisanya menolak bantuan lebih lanjut setelah diselamatkan.
Tim tugas Hong Kong dilaporkan bertemu dengan pejabat dari Kedutaan Besar China di Thailand serta otoritas Thailand terkait, di mana mereka akan bertukar informasi dan meminta otoritas terkait memberikan bantuan semaksimal mungkin dalam penyelamatan mereka yang meminta bantuan.
Aktor China Jadi Korban Perdagangan Manusia
Perkembangan terbaru ini menyoroti pusat-pusat penipuan ilegal yang terus beroperasi di negara-negara seperti Kamboja dan Myanmar.
Para korban, yang sebagian besar adalah warga negara China, mengatakan mereka diperlakukan dalam kondisi kerja dan kehidupan yang seperti perbudakan.
Aktor China Wang Xing berhasil diselamatkan oleh pihak berwenang Thailand dan kembali ke China pada 10 Januari. Dia menceritakan bahwa dia dipikat dengan janji akan terlibat dalam produksi besar di Thailand, namun malah dibawa melintasi perbatasan menuju Myanmar. Polisi Thailand mengatakan dia adalah korban perdagangan manusia.
Kehilangannya menjadi viral di media sosial China dan memicu tindakan dari pihak berwenang Thailand dan China.
Berbicara kepada South China Morning Post, seorang anggota legislatif menuturkan bahwa kunjungan tim tugas ke Thailand menjadi peringatan bagi warga yang rentan.
"Mungkin setelah berita awal mengenai kasus-kasus seperti ini mereda dua tahun lalu, orang-orang mulai lengah terhadap pekerjaan dengan gaji tinggi semacam ini," kata Gary Chan Hak-kan.
"Perjalanan pemerintah yang menonjol ini dapat membantu kasus-kasus yang sedang berlangsung dan juga mengingatkan warga untuk berpikir dua kali sebelum menerima pekerjaan semacam itu."
Tim tugas akan bekerja sama dengan pejabat dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Hong Kong (ETO) di Bangkok dan pejabat kedutaan besar China di ibu kota Thailand.
"ETO saja mungkin tidak memiliki kekuatan politik, tenaga kerja, atau keahlian keamanan yang cukup untuk menangani kasus-kasus ini, jadi tim tugas, yang terdiri dari petugas dari Departemen Imigrasi, polisi, dan staf biro, dapat membantu dalam koordinasi dan komunikasi," terang Chan.
Advertisement
Peringatan China
Hilangnya Wang Xi dan penyelamatannya kemudian menakut-nakuti wisatawan China yang berencana bepergian ke Thailand.
Polisi Thailand telah meluncurkan penyelidikan terkait hilangnya dua warga negara China lainnya di tengah kekhawatiran perdagangan manusia.
Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra menanggapi kekhawatiran tentang laporan ketakutan akan keselamatan di kalangan wisatawan China, yang telah memengaruhi sektor pariwisata Thailand.
Dia juga mengaitkan ketakutan ini dengan informasi yang salah secara daring mengenai reputasi Thailand, yang digambarkannya tanpa dasar dan merusak.
“(Kami) sekarang bekerja untuk memastikan penyebaran informasi yang akurat kepada audiens internasional dan membendung penyebaran informasi yang merugikan,” katanya kepada media Thailand, menambahkan bahwa pemerintahnya bekerja untuk membangun kembali kepercayaan di kalangan wisatawan China maupun internasional.
Dalam pernyataan yang diunggah di akun WeChat resmi mereka, pejabat Kedutaan Besar China di Bangkok mengingatkan warganya untuk berhati-hati terhadap tawaran perekrutan yang menawarkan gaji tinggi atau fasilitas mencurigakan seperti "tiket pesawat, makanan, dan akomodasi".
"Wisatawan China harus mematuhi peraturan visa dan tidak bekerja secara ilegal di luar negeri," ungkap pejabat Kedutaan Besar China.