Alasan Ahok Damprat Pengelola TPU Karet Bivak

Sebetulnya, kata Ahok, pihaknya bukan melarang peziarah memberikan tip kepada para penjaga makam.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Jun 2015, 15:56 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2015, 15:56 WIB
Gaya Ahok Usai Bertemu Jokowi
Gubernur Ahok memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/2/2015). Kedatangan Ahok terkait kisruh dana siluman di APBD 2015 DKI Jakarta (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat menegur para petugas makam saat berkunjung ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta. Karena ada makam yang tidak dibersihkan sehingga sampah menumpuk.

Ahok meminta pengelola makam tidak perlu menunggu bayaran dari para peziarah untuk membersihkan makam mereka. Karena Pemprov DKI telah mengeluarkan Rp 100 miliar per tahun untuk Suku Dinas (Sudin) Pemakaman dan Pertamanan.

"Kamu tahu berapa satu Sudin (dapat dananya) ngurusin per tahun? Rp 100 miliar. Makanya saya bilang ada uang atau tidak, rumput (sampah) ini dibersihkan oleh DKI. Karena DKI ada dana," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Sebetulnya, kata Ahok, pihaknya bukan melarang peziarah memberikan tip kepada para penjaga makam. Namun, ia tak ingin itu semua menjadi dasar bagi para penjaga makam bekerja.

Menurut Ahok, ziarah dengan memberikan tip kepada pengelola makam kerap terjadi. Apalagi menjelang Ramadan, peziarah biasanya lebih banyak dari hari biasanya. Bagi peziarah yang berkecukupan, biasanya kerap memberikan tip kepada penjaga makam.

"Ini kan biasa terjadi keluarga yang mampu (peziarah) memberikan uang kepada yang membersihkan rumput atau sampah. Saya sudah tutup mata kalau ada yang kasih tip. Tapi yang kurang ajar, kalau tidak dikasih duit, petugas enggak mau kerja (membersihkan makam)," tegas Ahok.

Karena itu, Ahok pun meminta Kasudin Pertamanan dan Pemakaman agar lebih tegas. Sebab selain makam tak bersih, banyak preman yang melakukan pemungutan liar atau pungli di makam. Jangan sampai image publik terlintas bahwa kota Jakarta identik dengan serba uang.

"Dinas Pertamanan dan Pemakaman itu harus orang tegas. Bukan hanya bisa pelihara taman saja. Lihat saja masih banyak preman di makam. Ini kan orang Jakarta kasihan. Lahir enggak ada duit susah, mati enggak ada duit susah. Kencing enggak ada duit pun susah. Ini sudah keterlaluan, padahal Jakarta duitnya banyak," pungkas Ahok.

Jelang perayaan HUT DKI Jakarta ke-488 pada 22 Juni 2015, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berziarah ke sejumlah makam pahlawan dan para pemimpin Ibukota terdahulu. Pagi tadi, Ahok itu menyekar ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Usai menabur bunga ke sejumlah makam, Ahok bertolak ke Taman Pemakaman Umum Karet Bivak. Ahok langsung berziarah ke pahlawan, Mohammad Husni Thamrin, setiba di kompleks makam tersebut. Pada kesempatan itu, dia juga nyekar ke makam ibu angkatnya yang bernama Misribu Andi Baso Amier. (Rmn/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya