TNI Fokus Cari Amunisi di Lokasi Hercules Jatuh

"Karena amunisi dan senjata sangat berbahaya jika ditemukan oleh masyarakat."

oleh Reza Efendi diperbarui 01 Jul 2015, 20:56 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2015, 20:56 WIB
20150701-Evakuasi Hercules-Medan
Pencarian 600 amunisi dan 4 buah pistol belum membuahkan hasil. Sedangkan 14 senjata laras panjang tadi malam sudah berhasil ditemukan.

Liputan6.com, Medan - Proses evakuasi pesawat Hercules C-130 di kawasan Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, masih terus berlangsung. TNI tidak akan menghentikan evakuasi jika seluruh amunisi yang dibawa oleh pesawat nahas itu belum ditemukan semua.

"Masyarakat belum diperbolehkan mendekat ke lokasi jatuhnya pesawat ini sebelum semua amunisi dan senjata yang dibawa pesawat Hercules berhasil ditemukan oleh tim evakuasi," kata Dandim 0102/BS Letkol Inf Maulana Ridwan di lokasi jatuhnya pesawat, Rabu (1/7/2015).

Maulana mengungkapkan, dalam satu kotak amunisi yang dibawa pesawat Hercules C-130 berjumlah 23 ribu. Selain itu, dua jenis pistol jenis S-1 juga belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian di lokasi evakuasi.

"Selain jenazah dan puing-puing pesawat, pencarian amunisi dan senjata juga menjadi fokus tim evakuasi. Karena amunisi dan senjata sangat berbahaya jika ditemukan masyarakat," ujar Maulana.

Selain itu, Maulana juga mengatakan tim evakuasi telah berhasil mengumpulkan sejumlah barang milik penumpang yang nantinya akan diserahkan langsung kepada keluarga korban yang mengetahuinya.

"Barang-barang bawaan para korban sebagian sudah kita temukan dan kita kumpulkan untuk selanjutnya akan kita umumkan kepada para keluarga korban," terang dia.

Pangdam I/BB Mayjen TNI Edi Rahmayandi memastikan pihaknya telah menemukan 14 senjata laras panjang jenis SS-1 di lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 di kawasan Jalan Jamin Ginting Medan.

Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni kemarin sekitar pukul 11.50 WIB.

Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan sekitar pukul 11.48 WIB. Pesawat buatan tahun 1960-an itu hendak menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yakni pengiriman logistik.

Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Sandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) 2 menit usai take off dan menginformasikan telah terjadi kerusakan.

Saat itu, pilot juga meminta untuk return to base (RTB) ke Lanud Suwondo. Belum sempat dibalas, ATC sudah kehilangan kontak. Pesawat kemudian diketahui jatuh di pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting. (Ali/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya