Ratusan Titik Api Terlihat di Sumatra

Akibatnya, asap menyebabkan jarak pandang di Pekanbaru, turun menjadi 3 kilometer, Dumai 1 km dan Pelalawan 3 km.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Jul 2015, 17:09 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2015, 17:09 WIB
Kebakaran lahan dan hutan
Helikopter Mabes Polri turut menanggulangi kebakaran lahan dan hutan.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan titik api terlihat di sejumlah wilayah di Sumatra. Sebagian besar titik api terlihat di Riau, yakni sebanyak 167 hotspot.

"Pantauan satelit Modis pada Minggu ada 237 hotspot di Sumatera, yaitu 167 hotspot di Riau," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya, Minggu (12/7/2015).

Menurut dia, 37 titik api di antaranya tersebar di Sumatera Utara, 14 buah ada di Sumatera Selatan, 18 terdapat di Jambi, dan 1 hotspot terdeteksi di Lampung.

Akibatnya, asap menyebabkan jarak pandang di Pekanbaru, turun menjadi 3 kilometer, Dumai 1 km dan Pelalawan 3 km. Kualitas udara di Kota Pekanbaru juga dinyatakan dalam kategori tidak sehat.

"Ancaman kebakaran hutan dan lahan makin meningkat. Adanya pengaruh El Nino moderat akan menyebabkan kondisi cuaca lebih kering dan musim kemarau lebih panjang hingga November 2015," kata Sutopo.

Untuk mencegah semakin meluasnya titik api, BNPB bersama pemerintah dan TNI AU menyiapkan modifikasi cuaca atau hujan buatan. Hujan buatan di Riau sudah dilakukan sejak 22 Juni 2015 dengan pesawat CN-295 TNI AU.

Sebanyak 36,5 ton garam (NaCl) telah ditaburkan ke awan dari pesawat sebanyak 21 kali penerbangan. Di Sumsel, hujan buatan menggunakan pesawat Casa 212-200 Pelita Air Service sejak 9 Juli 2015 dengan menaburkan 5 ton garam.

"BNPB mengalokasikan Rp 40 miliar," ungkap Sutopo.

Anggaran ini juga untuk membiayai rekayasa cuaca di Kalimantan. Biaya ini sebagian besar untuk operasional pesawat terbang.

"Jika tidak diantisipasi dengan baik, bencana asap dapat berulang kembali dan menimbulkan dampak besar. Kerugian ekonomi kebakaran lahan dan hutan di Riau pada Februari-April 2014 sekitar Rp 20 triliun, 2.398 hektare cagar biosfer terbakar, 21.914 hektare lahan terbakar, 58.000 orang menderita ISPA dan sekolah diliburkan," kata Sutopo. (Bob/Ado)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya