Ketua DPRD DKI: PKL Dijadikan 'ATM' Pejabat Jakarta Selatan

"Kan kasihan loh. Makanya saya bilang Pak gubernur saya bilang tolong ini diperhatikan."

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Agu 2015, 04:34 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 04:34 WIB
Mediasi Buntu, DPRD DKI Gelar Konferensi Pers
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan di Jakarta Selatan ternyata juga diketahui oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Bahkan banyak pedagang yang dijadikan 'ATM' oleh para pebajat.

"Saya berdiskusi dengan Pak gubernur (Basuki Tjahaja Purnama) kalau di Selatan ini banyak juga persoalan yang terjadi. Ada 'ATM'," kata Prasetio di Balaikota, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Para pejabat biasanya mengincar kawasan pedagang kaki lima (PKL) sebagai sasaran. Sebuah lahan yang seharusnya dijadikan lokasi binaan justru dibongkar dan dibiarkan liar. Sehingga lahan ini digunakan para preman untuk mengambil keuntungan. Bahkan mereka dimintai Rp 150 ribu per malam.

"Kan kasihan loh. Makanya saya bilang Pak gubernur saya bilang tolong ini diperhatikan," ujar politisi PDIP itu.

Tak hanya itu, masalah peruntukkan lahan yang tidak sesuai juga masih jadi masalah. Sebut saja di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Kawasan itu izinnya perumahan tapi sudah banyak diperuntukan untuk komersial.

"Di Kemang sudah 80% komersial, padahal peruntukannya perumahan. Kenapa itu enggak dijadikan legal? Kan itu pemasukan PAD. Senopati, Cipete, Blok M juga ada pasar tradisional. Tapi alhamdulillah sekarang bayar pakai ATM Bank DKI," tutup Prasetio. (Ali/Mar)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya