Damai dengan SMA Muhammadiyah, EO Pesta Bikini Bubarkan Diri

SMA Muhammadiyah pun akan mencabut laporan kepolisian atas pencemaran nama baik terhadap pencatutan nama sekolahnya oleh Divine Production.

oleh Oscar Ferri diperbarui 27 Agu 2015, 18:30 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2015, 18:30 WIB
Pesta Bikini Siswa Jakarta usai UN
(Foto:@DivineProduction)

Liputan6.com, Jakarta - Pihak SMA Muhammadiyah 11 berdamai dengan Divine Production, penyelenggara atau event organizer (EO) rencana pesta bikini siswa-siswi sekolah menengah atas dan kejuruan usai ujian nasional, 25 April 2015 lalu.

Mengenai perdamaian ini, maka SMA Muhammadiyah 11 akan mencabut laporan kepolisian atas pencemaran nama baik terhadap pencatutan nama sekolahnya oleh Divine Production.

"‎Karena ini sudah ada kesepakatan, insya Allah (kami) akan mencabut laporan di kepolisian. Pencabutan itu akan dilakukan 7 hari dari hari ini," ujar Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 11, Slamet Sutopo di kantornya, kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/8/2015).

Menurut Slamet, pencabutan itu akan dilakukan dengan syarat. Yakni peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi di hari-hari mendatang.‎ Slamet mengatakan, perihal pencabutan itu juga sudah dirapatkan dengan para Pimpinan Cabang (PCB) Muhammadiyah Rawamangun.

"Kami sudah diskusi dengan atasan kami, setelah kesepakatan ada itikad baik ini, otomatis kami ikuti organisasi kami, dan organisasi kami bisa memaafkan dan mencabut laporan dengan syarat, hal ini tidak terulang kembali," ujar Slamet.

Divine Production menggelar perdamaian dengan SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun, Jakarta Timur. Perdamaian ini terkait dengan pencatutan nama SMA Muhammadiyah 11 dalam rencana pesta bikini siswa-siswi sekolah menengah atas atau kejuruan yang diselenggarakan Divine Production.

SMA Muhammadiyah 11 berdamai dengan Divine Production, penyelenggara rencana pesta bikini usai ujian nasional. (Liputan6.com/Oscar Feri)

Perdamaian dilakukan di SMA Muhammadiyah 11. Kedua belah pihak menandatangani surat kesepakatan ‎damai mengenai pencatutan nama SMA Muhammadiyah 11 dalam promosi pesta bikini bertajuk 'Splash After Class' yang saat itu akan diselenggarakan di The Media Hotel & Tower, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, 25 April 2015.

Selain SMA Muhammadiyah 11, ada 15 sekolah menengah atas dan kejuruan lain di Jakarta dan sekitarnya yang dicatut oleh Divine Production.

Selain menandatangani, pemilik dan pendiri Divine Production, Immanuel Tulus Hasiholan juga menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Permintaan maaf itu dilakukan di depan Kepala Sekolah dan guru-guru SMA Muhammadiyah 11.

Immanuel mengakui, kalau pihak SMA Muhammadiyah 11 sedari awal tidak pernah memberi izin atau dukungan dalam bentuk apa pun terkait rencana acara pesta bikini itu. Immanuel juga mengakui, SMA Muhammadiyah 11 tidak pernah tahu ‎kalau ada acara yang rencananya melibatkan siswa-siswi sekolah menengah atas atau kejuruan itu.

Penyelenggara Bubarkan Diri

Nama Divine Production sebagai penyelenggara atau event organizer (EO) rencana pesta bikini 'Splash After Class' jadi perbincangan publik, April 2015 lalu. Sebabnya, EO yang didirikan oleh Immanuel Tulus Hasiholan itu mengadakan pesta bikini untuk siswa-siswi sekolah menengah atas dan kejuruan di kolam renang sebuah hotel mewah di Jakarta.

Dalam promosi acara yang sedianya diselenggarakan Sabtu 25 April 2015 lalu itu Divine Production mencatut belasan nama sekolah SMA dan SMK di Jakarta dan sekitarnya. Atas pencatutan itu, Di‎vine Production pun dilaporkan ke polisi oleh sekolah-sekolah yang namanya dicatut.

"Total ada 16 sekolah yang kita catut. Lalu ada 4 laporan ke polisi," ujar Immanuel usai kesepakatan damai dengan SMA Muhammadiyah 11, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/8/2015).

Menurut Immanuel, dari 4 laporan itu ada 3 laporan yang saat ini sedang dalam proses pencabutan. Salah satunya rencana pencabutan laporan dari SMA Muhammadiyah 11 pascadamai ini. Sebelum ini, pencabutan laporan juga tengah dalam proses oleh pihak Dinas DKI Jakarta yang mewakili 9 sekolah, dan SMA Negeri 8 Bekasi.

"Tinggal SMA Alkamal di Kedoya, Jakarta Barat, yang belum proses pencabutan laporan," ucap Immanuel.

Immanuel mengaku, SMA Muhammadiyah 11 menjadi sekolah pertama yang memberi damai. Sementara untuk sekolah-sekolah lain, Divine Production sendiri yang berinisiatif mendatangi dan meminta maaf sekaligus berdamai.

"Yang pertama beri damai pertama ke kita ini SMA Muhammadiyah 11. Dan yang lain semua sekolah yang kita catut sudah kita datangin dan sudah dalam proses perdamaian," ujar dia.

Immanuel mengaku, peristiwa ini tidak akan terulang kembali.‎ Apalagi, Immanuel mengaku, Divine Production sudah dibubarkan sejak 1 Juli 2015 setelah dilaporkan ke polisi. Divine itu dibubarkan, imbuh Immanuel, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral pihaknya atas peristiwa pencatutan nama sekolah itu.

"Divine sudah bubar diri sebelum puasa kemarin. Sudah bubar per 1 Juli 2015. Ini bentuk tanggung jawab moral kami," beber Immanuel.

Immanuel menambahkan, pihaknya baru sekali itu saja berencana membuat pesta kelulusan bagi siswa-siswi sekolah menengah atas dan kejuruan. Sebelumnya sudah 3 kali bikin pesta bikini di kolam renang, namun tidak melibatkan siswa-siswi sekolah.

"Pool party sudah 3 kali. Tapi yang mencatut nama institusi sekolah dan yang benar-benar pesta kelulusan siswa baru kali ini," pungkas Immanuel. (Ans/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya