Pertemuan Setya Novanto-Trump Bisa Ganggu Hubungan Indonesia-AS?

Mahkamah Kehormatan Dewan pasti mempermasalahkan pertemuan Setnov dan Trump tersebut. ‎Sebab, ada pelanggaran etika yang dilakukan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 05 Sep 2015, 13:11 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2015, 13:11 WIB
20150903-Ketua DPR RI Hadiri Kampanye Donald Trump di New York
Ketua DPR RI Setya Novanto (kiri) bersama Donald Trump usai penandatanganan perjanjian dengan komite Nasional Partai Republik di New York, Kamis (3/9/2015). Trump menyebut Setya Novanto sebagai orang berpengaruh di Indonesia. (REUTERS/Lucas Jackson)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Setya Novanto bertemu dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump pada saat konferensi pers terkait pencalonannya sebagai bakal capres AS di Trump Tower, New York City, Kamis 3 September 2015.

Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan kehadiran Setnov di acara itu bukan tak mungkin akan mengganggu hubungan AS dan Indonesia di masa mendatang.

"Ini kan menunjukkan keberpihakan yang tidak baik bagi hubungan Amerika-Indonesia ke depan. Kalau nanti yang terpilih bukan Donald Trump, ini kan akan mengganggu hubungan kita. Seolah-olah kita mendukung Trump," kata Bambang di Jakarta, Sabtu (5/9/2015).

Menurut dia, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pasti mempermasalahkan pertemuan Setnov dan Trump tersebut. ‎Sebab, ada pelanggaran etika yang dilakukan.

"Sekali lagi, dari sisi etika itu tidak elok, kemungkinan besar beberapa anggota DPR akan mempermasalahkan itu ke Dewan Kehormatan DPR," tutur dia.

"Tanpa dijelaskan pun sikap atau tindakan tersebut jelas pelanggaran etika yang sebetulnya tidak perlu terjadi‎," imbuh Bambang.

Belajar Jadi Presiden

Politisi Golkar ini menyindir niat Setnov bertemu Trump adalah belajar jadi calon presiden. Setelah masa jabatan Ketua DPR selesai, kemungkinan besar Setnov akan maju sebagai kandidat presiden mendatang.

"Mungkin saja setelah jadi Ketua DPR kan step selanjutnya mencalonkan sebagai presiden. Paling nanti kompetitornya kalau tidak Surya Paloh ya Jokowi," sindir Bambang.

‎Rombongan DPR disebutkan bertemu dengan calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump pada Kamis 3 September 2015. Dalam rombongan itu, ikut serta Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Fadli Zon menyampaikan, pertemuan berlangsung pukul 13.00 siang waktu setempat di Trump Plaza lantai 26, Amerika Serikat. ‎Pertemuan itu bersifat informal.

Dalam konferensi pers tersebut, Fadli Zon juga sempat menjawab pertanyaan dari wartawan AS terkait maksud kedatangan rombongan DPR. Ia pun menjelaskan maksud kedatangan tidak ada hubungan dengan pemilu yang akan berlangsung di Negeri Abang Sam. (Ado/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya