Ahok Akan Sulap Kampung Atlet Kemayoran Jadi Rusun Kaum Berdasi

Apartemen yang dibangun adalah rusun kelas menengah 7.200 unit.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 15 Sep 2015, 11:55 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 11:55 WIB
20150729-Ahok
Ahok (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan membangun rumah susun di Kemayoran, Jakarta Pusat, setelah mendapat tanah dari Sekretariat Negara. Rusun ini dibuat sebagai Kampung Atlet Asian Games 2018, namun setelah itu akan disewakan untuk kaum berdasi.

"Waktu kami mendapatkan tanah dari Setneg, dari Presiden itu sudah dicantumin bahwa ini peruntukkan bukan komersial tapi sebagai rusun yang sebelum dipakai akan dipinjemin dulu buat atlet," jelas Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Dalam International Olympic Commite, Pemprov DKI sebagai tuan rumah harus menyampaikan adanya apartemen untuk menampung 14.000 atlet. Apartemen yang dibangun adalah rusun kelas menengah 7.200 unit.

"Apartemennya mana? Kami tunjukin rusun. Rusun kami mirip apartemen nggak? Mirip. Kita pasangin gas, furniture, AC, semua kalau sudah selesai, itu jadi rusun untuk kelas yang bisa bayar Rp 100-150 ribu per hari. Jadi kelas-kelas berdasi," jelas Ahok.

Rusun ini memang diperuntukkan bagi warga yang tidak bisa membeli rumah di sekitar Jakarta tapi bekerja di Jakarta. Dengan begitu, tidak perlu lagi pulang ke rumah di luar Jakarta setiap hari.

"Targetnya tuh dia nggak mampu beli rumah di Jakarta, tapi dia beli rumah sekitar Jakarta, kerja di Jakarta. Hari kerja, dia akan tinggal di situ sama keluarganya, tapi akhir pekan dia akan kembali ke rumahnya. Jadi hari kerja tidak ada lagi puluhan ribu, jutaan mobil masuk ke Jakarta," imbuh Ahok.

Langkah ini, kata Ahok, sesuai dengan analisa para ahli perkotaan tentang teknik mengembalikan orang kota yang kerja di kota, tapi terpaksa tersingkir menempati rumah di luar karena biaya rumah yang mahal.

"Untuk itu, kita ajak kembali lagi sehingga ini akan menghemat biaya hidup mereka, waktu mereka, dan pemerintah tidak perlu menyediakan banyak transportasi massal dari luar kota masuk ke dalam. Nah tekniknya seperti itu," tutup Ahok. (Ali/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya