Liputan6.com, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menilai salah satu faktor yang memperparah kebakaran hutan dan lahan gambut, selain kesengajaan manusia, adalah faktor alam. Dimana suhu udara pada Juli hingga September 2015 lebih tinggi dibanding tahun 2014.
"Eskalasi meluasnya hostspot dari tahun lalu dibandingkan tahun ini periode bulan Juli sampai September 145% ke 400%. Artinya di bulan September 2015 jauh lebih panas dibanding tahun lalu. Ada situasi alam yang keras di beberapa provinsi," terang Siti di Kemang, Jakarta, Minggu (27/9/2015).
Ia menambahkan, sebenarnya presentase hotspot tahun 2015 dibanding 2014 menurun. Misalnya di Kalimantan Tengah hanya 67 persen dibanding tahun lalu. Dan Riau 48 persen dibanding tahun lalu.
Advertisement
Namun daerah Kalimantan Barat, Jambi dan Sumatera Selatan memang paling banyak mengalami eskalasi percepatan api karena faktor cuaca yang sangat panas.
"Saya sudah cek dari periode 1 Januari sampai 26 September, total hotspot di Kalimantan Tengah 67% compare to last year same periode. Kalau bicara Riau, hotspotnya cuma 48% dibanding tahun lalu," jelas Siti.
"Tapi memang Kalimantan Barat, Jambi dan Sumatera Selatan jumping-nya tinggi. Ada persoalan alam. Kita harus memahami juga," sambung Siti.
Ia mengatakan Pemerintah sudah langsung mengambil langkah-langkah pemadaman setelah analisa eskalasi percepatan api itu diketahui meningkat. Saat ini 26 pesawat bom air dikerahkan untuk memadamkan api dan terus bersinergi dengan instansi Polri, TNI, BNPB untuk mengerahkan personel pemadam kebakaran lahan.
"Pengerahan pasukan terus berlangsung. Personel Polri dan TNI terus diterjunkan ke lokasi kebakaran," tandas Siti. (Ali/Dan)