BNPB Prioritaskan Pengurangan Risiko Bencana

Pengurangan risiko bencana telah masuk dalam RPJMN 2015 -2019. Diharapkan bisa menurunkan indeks risiko bencana di Indoensia.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 06 Okt 2015, 14:17 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2015, 14:17 WIB
ina-fil-4-131113.jpg
Bantuan dari BNPB berupa 6.000 paket makanan, 1.000 paket lauk pauk, 21.000 paket tambahan gizi, 500 lembar selimut, 1.000 paket sandang, 1.000 paket kidsware, 10 unit genset. (AFP/Adek Berry/wwn)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem ‎Rampangilei mengatakan, program pengurangan risiko bencana telah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Tadi bertemu dengan komunitas internasional dan Indoensia sudah sangat fokus dengan pengurangan risiko bencana‎. Pengarusutamaan ini jadi langkah besar indonesia," kata Willem, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Menurut Willem, dengan masuknya pengurangan risiko bencana di RPJMN, maka diharapkan bisa menurunkan indeks risiko bencana di Indonesia. Program ini juga lanjut Willem, harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

‎Ada beberapa hal yang akan dilakukan untuk mewujudkan pengurangan risiko bencana yaitu membangun kapasitas institusi, membangun sumber daya manusia, memperkuat aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian, diperlukan untuk membangun sistem peringatan dini.

"Kita bisa belajar dari Chile, dengan gempa kekuatan tinggi, boleh dikatakan tidak ada korban dan kita akan belajar dari sana," tutur dia.

Selanjutnya, diperlukan riset penanggulangan bencana, dan didukung pula oleh emergency logistic support system. Sebab, tanpa didukung logistik maka penanggulangan bencana akan berjalan dengan sulit.

"Akan dibuat kerangka pemilihan bencana scara nasional. Terakhir saya sampaikan bahwa kita akan mengembangkan mitigasi dan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan," pungkas Willem. (Dms/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya