BNPB : Titik Api Sudah Berkurang

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, kebakaran hutan yang menyebabkan bencana asap di sejumlah provinsi sudah mulai berkurang.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Okt 2015, 15:55 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2015, 15:55 WIB
20150912-TNI Bantu Padamkan Kebakaran Lahan di Sumatera
Seorang petugas pemadam dari Kementerian Kehutanan Indonesia, bersama anggota TNI menyemprotkan air ke hutan lahan gambut di Parit Indah Desa, Kampar, Riau, Rabu (9/9/2015). Kebakaran lahan menyebabkan kabut asap di sejumlah wilayah. (REUTERS/YT Haryono)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, kebakaran hutan yang menyebabkan bencana asap di sejumlah provinsi sudah mulai berkurang. Titik-titik api pun sudah tak banyak lagi seperti di bulan September.

"Kalau kita lihat sekarang, titik kebakaran lebih sedikit berkurang daripada di awal September. Jumlah titik api pun sudah sangat berkurang," ujar Willem di kantornya, Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Meski berkurang, dia tidak menepis peningkatan jumlah asap belum berhenti. Menurut Willem, tantangan kali ini adalah mengatasi kebakaran di gambut.

"Kenapa asap masih banyak? Karena kebakaran sebagaian besar di lahan gambut. Kalau belum padam, maka banyak asap, apalagi airnya tidak cukup banyak," jelas dia.

Berdasarkan data BNPB, ada tiga daerah yang masih mengalami bencana asap yakni di Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Tengah. Menurut catatan instansinya, di Sumatera Selatan jarak pandang paling maksimal mencapai 800 meter dengan tingkat ISPU 732. Kondisi ini berbahaya dan penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) berjumlah 22.855 orang.

Sementara di Jambi, jarak pandangnya jauh lebih ekstrim yaitu 400 meter dengan ISPU tak bisa dideteksi lantaran alatnya rusak. Jumlah penderita ISPA mencapai 30.000 orang. Sedangkan di Kalimantan, jarak pandang hanya mencapai 100 meter dengan tingkat ISPU 965, namun yang menderita ISPA hanya 11.522 jiwa.

Karena itu, Willem memprediksi, bencana ini akan bisa selesai pada akhir Oktober atau di awal November nanti. "Saya harapkan dalam sebulan ini bisa selesai pada akhir Oktober atau awal November. Kekeringan juga sesuai prediksi akan berakhir pada November ini," pungkas Willem. (Dms/Sun)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya