Nama-nama Pendaki Korban Kebakaran Hutan Gunung Lawu

Para pendaki gunung diharapkan untuk mematikan api unggun atau sumber api.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 19 Okt 2015, 14:35 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2015, 14:35 WIB
20151019-Korban-Tragedi Gunung Lawu-
Tim SAR gabungan saat berupaya menurunkan korban terakhir tragedi Gunung Lawu. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige).

Liputan6.com, Semarang - Kebakaran hutan yang melanda Gunung Lawu menelan korban jiwa. Tujuh dari 9 pendaki meninggal dunia akibat terjebak dalam kebakaran di lereng gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu.

Berdasarkan data di Basarnas Kantor SAR Semarang, Jawa Tengah, hingga saat ini tercatat 7 orang meninggal dunia dan 2 orang luka berat akibat kebakaran itu. Semua korban meninggal dibawa ke RS Magetan, Jawa Timur.

Humas Basarnas Kantor SAR Semarang Zulhalwary Agustianto mengatakan, jenazah terakhir yang dievakuasi tim medis dan SAR yaitu sekitar jam 10.20 WIB. "Semua langsung kita bawa ke RS Magetan," kata Zulhalwary kepada Liputan6.com, Senin (19/10/2015).

Berikut daftar nama korban yang ada di kantor Basarnas, Kantor SAR Semarang:

1. Awang (20 tahun), warga Ngawi, Jawa Timur     
2. Sumarwan (50 tahun), warga Ngawi, Jawa Timur                    
3. Nanang Setyo Utomo (17 tahun), warga Ngawi, Jawa Timur    
4. Rita Septi (14 tahun), warga Ngawi, Jawa Timur
5. Joko Prayitno, Kebun Jeruk,  Jakarta
6. Nanang (siswa SMK PGRI), alamat belum diketahui          
7. Mr. X, masih dalam identifikasi
 
Korban luka berat:
1. Eko Nurhadi (45 tahun) dari Brangol RT 2/RW 1 Brangol Kecamatan Karangjati Ngawi dirawat di RSUD dr. Sudono
2. Novi Dwi Estiwati (14 tahun) alamat Jl. Rajawali Kel. Beran RT 04/RW 01 Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi dirawat di RSUD Mardi Solo.
 
Zulhalwary mengatakan, akibat kebakaran hutan tersebut, jalur pendakian pos pendakian Cemoro Sewu ditutup. Hal ini dilakukan karena cuaca makin kering.

Daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah lebih dari 2 bulan tidak hujan, sehingga menyebabkan semak belukar kering dan mudah terbakar.

"Kami berharap para pendaki gunung untuk mematikan api unggun atau sumber api. Semua harus dimatikan dengan sempurna. Pastikan api benar-benar sudah padam. Jika perlu ditimbun dengan tanah. Karena angin kencang sering kali menyebabkan api hidup kembali dan membakar semak di sekitarnya," kata Zulhalwary. (Mvi/Yus)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya