Liputan6.com, Jakarta - Kemarahan sejumlah warga Pekanbaru, Riau terhadap kerusuhan yang ditimbulkan ratusan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar belum redam. Suporter bola dari PSPS Pekanbaru atau Askar Theking kembali mendatangi penginapan peserta kongres HMI di Gelanggang Remaja, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa dini hari.
Ratusan pemuda gabungan ini menggeruduk Hotel Green di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru. Massa yang geram dan terlihat emosi itu mempertanyakan sikap panitia kongres HMI, yang dinilai sudah mempermalukan Riau sebagai tuan rumah.
Para panitia digiring ke lobby hotel. Massa mempertanyakan alasan anggota HMI Makassar dan Ambon tidak difasilitasi dengan baik dan tidak mendapat konsumsi yang cukup, hingga membuat kerusuhan.
"Kenapa panitia bisa terjadi kayak gini? Kerusuhan, aksi anarkis, dan lainnya. Bagaimana kalian mengkoordinir massa dari sejumlah daerah?" tanya seorang pria dari Askar Theking, Pekanbaru, Riau, Selasa (24/11/2015).
"Banyak peserta terlantar, kalian enak-enakan makan di hotel," celetuk seorang pemuda.
Aksi sweeping ini nyaris berujung anarkis jika tidak segera diredam koordinator aksi. Massa yang sudah terlanjur geram tak mampu menahan emosi.
Massa gabungan dari warga, mahasiswa dari Universitas Negeri Riau (Unri) dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unri itu juga dihadang puluhan polisi dari Polda Riau dan Polresta Pekanbaru. Mereka mengawal massa ke penginapan panitia kongres HMI.
"Jangan sampai ada lagi ribut-ribut, apalagi bawa badik. Kami minta panitia bisa menjamin. Kami ke sini hanya meminta kepastian, apa pihak panitia bisa menggaransi hal tersebut," tegas perwakilan Pemuda Riau, Ade Arnas.
Â
Baca Juga
Baca Juga
Kecolongan
Advertisement
Kepada massa, panitia kongres berjanji menertibkan para peserta kongres yang bertindak anarkis dan membawa senjata tajam, khususnya peserta pendatang dari luar kota.
Menurut seorang panitia, Ahmad, kerusuhan yang terjadi dalam 2 hari belakangan di luar prediksi mereka.
"Ini di luar skenario. Massa dari luar kota datang lebih awal dari waktu yang semestinya, dan membuat kami kelabakan mencari tempat menginap," jelas Ahmad.
Panitia mengaku kecolongan dengan berbagai kerusuhan yang terjadi, sehingga dikecam warga setempat. "Kami akui kecolongan. Namun kami berjanji dan akan berusaha keras, supaya jalannya kongres dapat kondusif dan tidak meresahkan masyarakat," pungkas Ahmad.
Ratusan anggota HMI dari Makassar, Minggu 22 November merusak sejumlah fasilitas umum di sekitar lokasi kongres HMI di Pekanbaru, Riau. Senin kemarin, mereka kembali membuat ulah dengan merusak mobil patroli milik polisi.
Mereka kesal diduga lantaran panitia kongres tidak dapat memfasilitasi penginapan dan makanan yang memadai. Polisi akhirnya membantu memberikan makanan kepada mereka, namun belum cukup dari jumlah mahasiswa yang ada.
Polisi akhirnya menggeledah lokasi penginapan darurat seperti di gelanggang olah raga, kampung Universitas Riau dan sejumlah SPBU. Hasilnya, sejumlah senjata tajam ditemukan seperti parang, pisau, sumpit, panah, cairan racun, dan senjata api mainan berupa macis.
Polisi juga menetapkan sejumlah mahasiswa yang diduga memiliki senjata tajam dan memprovokasi kerusuhan sebagai tersangka. Sebagian lainnya dipulangkan ke Makassar dan Ambon, serta beberapa daerah lainnya di wilayah timur. (Rmn/Sun)