Liputan6.com, Jakarta - Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar Peluncuran dan Diseminasi Buku Moderasi Beragama Bahasa Asing di Pelataran Candi Sewu, Prambanan, Jawa Tengah, Minggu, 18 Desember 2022.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Suyitno mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi moderasi beragama selain melalui buku juga melalui media sosial (medsos). Sebab dalam beberapa riset terkini, medsos paling masif digunakan publik mengkampanyekan hal-hal positif.
Baca Juga
“Hampir tidak ada satu pun bidang hari ini yang promote-nya tidak menggunakan media sosial. Hampir semua bidang, mulai yang positif sampai yang negatif,” kata Suyitno dalam keterangan tertulis, Senin (19/12/2022).
Advertisement
Menurut dia, media sosial ibarat dua mata pisau. Ada sisi positif yang harus digunakan karena sangat efektif, tapi tidak jarang digunakan oleh kelompok yang antimainstream untuk kepentingan negatif, termasuk untuk kepentingan isu-isu intoleransi, radikalisme, dan sejenisnya.
“Karena tugas kita dan Kementerian Agama sangat konsen di bidang ini, kita harus sudah saatnya melakukan counter issue, promote, dengan berbagai cara. Baik dalam bentuk artikel, komik, cerita, buku, apapun produk itu. Sudah saatnya kita hadirkan ke media sosial yang jumlah penduduk media sosial jauh lebih responsif, lebih kritis, dibanding penduduk dunia nyata,” paparnya.
Karenanya, Kemenag memandang perlu terus menerus hadir di dunia maya, terus mengisi sekian banyak layanan di medsosdalam rangka mengimbangi konten-konten negatif yang beredar.
“Mari kita semua memiliki komitmen yang sama, tiada pilihan lain kecuali meng-counter issue-issue yang berseliweran di dunia maya, baik sengaja atau tidak kita menemukan konten yang negatif,” serunya.
“Sebelum itu terlambat, maka kita harus berkomitmen bersama, supaya hal itu tidak terjadi di Indonesia yang kita cintai,” tegas Suyitno.
Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag, Arfi Hatim menyampaikan, moderasi beragama merupakan kunci bagi terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun international atau global. Ada berbagai cara dan media untuk penguatan moderasi beragama, baik secara internal maupun eksternal.
“Salah satunya kegiatan hari ini yang merupakan penguatan moderasi beragama melalui ‘Peluncuran dan Diseminasi Buku Moderasi Beragama Bahasa Asing’ yang telah diterjamkan sebagai panduan kebijakan mengarusutamakan cara beragama yang moderat,” kata Arfi Hatim dalam sambutannya.
“Serta menjadi bagian dari strategi dalam mempromosikan moderasi beragama baik di tingkat nasional maupun internasional,” imbuhnya.
Arfi berharap, penerjemahan empat buku ke dalam Bahasa asing (Jerman, Prancis, Belanda, dan Jepang) ini tidak hanya sampai pada tahap penerjemahannya belaka.
“Tapi yang paling urgen dan subtansial adalah bagaimana buku-buku tersebut yang telah diterjemahkan mendapatkan masukan atau perbandingan terhadap religious moderation dari masing-masing agama,” katanya.
“Artinya setelah kita menerjemahkan, tidak selesai sampai di situ, tapi ada beberapa tahapan kegiatan-kegiatan selanjutnya agar buku ini di mana Indonesia sebagai salah satu negara teladan bagi dunia yang mampu mengelola kemajemukan,” tambah Hatim.
Sekadar diketahui, Kegiatan yang merupakan bagian dari strategi mempromosikan moderasi beragama baik di tingkat nasional maupun internasional ini dihadiri perwakilan Kantor Wilayah Kemenag Provinsi DIY, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten/Kota di DIY.
Kemudian perwakilan Forum Komunikasi Umat Beragama DIY, Jawa Tengah, dan Kabupaten Klaten, termasuk perwakilan dari badan Kesbangpol DIY, Jawa Tengah, dan Kabupaten Klaten. Selain itu juga hadir perwakilan dari para Tokoh Agama dari Ormas-Ormas Keagaman lintas Agama, para budayawan, serta akademisi