Tolak Pabrik Semen, Warga Gombong Tanam Pohon di Bukit Kapur

Penelitian UGM menyatakan sumber air bakal hilang jika wilayah itu tetap ditambang.

oleh Aris Andrianto diperbarui 15 Des 2015, 16:38 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 16:38 WIB
Mengunjungi Bukit Kapur di Madura Seperti Berada di Turki
Siapa sangka, penampakan bukit kapur di Madura ini seperti Cappadocia di Turki. Indonesia memang indah

Liputan6.com, Kebumen - Rencana pendirian pabrik semen ditolak warga Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dengan menanam pohon di perbukitan karst (kapur) Gombong Selatan.

Warga tidak ingin bukit kapur yang selama ini menjadi sumber air utama ditambang oleh perusahaan tersebut.

Wakil Ketua Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag), Lapiyo, mengatakan pendirian pabrik itu dipastikan merusak daerah resapan air.

"Pabrik semen akan menambang bukit karst Gombong Selatan. Itu akan mematikan sekitar 32 mata air di wilayah tersebut," kata Lapiyo, Selasa (15/12/2015).

 



Lapiyo mengungkapkan sumber mata air yang ada di perbukitan karst Gombong selatan dimanfaatkan warga yang tinggal di 11 kecamatan di wilayah Kebumen untuk konsumsi sehari-hari hingga mengairi lahan pertanian.

Dia menjelaskan pada aksi ini, warga menanam pohon di lahan seluas 500 ubin atau setara dengan 7000-an meter persegi di lahan yang belum terbeli oleh perusahaan semen. Aksi itu akan dilanjutkan lagi ke perbukitan selatan Gombong.

Dia menambahkan, "Aksi tahap pertama ini, kami menanam pohon di sekitar Gua Banteng, perbukitan karst (kapur), Desa Sikayu, Kecamatan Buayan. Lahan itu masih dimiliki oleh warga."

Keputusan warga menolak pertambangan didukung hasil penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut Lapiyo, penelitian menyatakan sumber air bakal hilang jika wilayah itu tetap ditambang.

"Eksploitasi terus-menerus pada bukit kapur akan merusak ekosistem dan mematikan sumber air," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya