Mendulang Rezeki di Balik Kemacetan Puncak Bogor

Tak seperti orang lainnya, Rahman Sahid membuka jasa WC umum bagi pengendara yang terjebak macet di Puncak, Bogor.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 24 Des 2015, 18:01 WIB
Diterbitkan 24 Des 2015, 18:01 WIB
Menuju Puncak Macet 8 Kilometer
Hingga siang ini kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat mencapai 8 Kilometer.

Liputan6.com, Bogor - Setiap libur panjang terjadi kemacetan di jalur menuju kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Namun kemacetan di kawasan itu justeru membawa berkah bagi warga sekitar.

Tak sedikit warga sekitar yang memanfaatkan situasi itu untuk mengais rezeki dengan cara berjualan kopi, snack, gorengan hingga minuman.

Namun berbeda dengan Rahman Sahid (39), warga Kampung Pendeuy, Desa Pandansari, Ciawi, Kabupaten Bogor lebih memilih membuka bisnis WC umum di tepi jalan tol Jagorawi KM 47.

"Saya baru tahun ini buka bisnis WC umum," kata Rahman ditemui di lapak WC umum miliknya di sekitar 1 kilometer dari pintu tol Ciawi, Bogor, Kamis (24/12/2015).

Ia tidak sungkan-sungkan menawarkan bisnisnya itu kepada pengendara yang terjebak macet di tepi jalan.

"Saya buka kalau di Jalan Tol terlihat macet karena akses ke Puncak ditutup," tutur pria pemilik usaha pertukangan kayu.

Ia memanfaatkan WC yang biasa digunakan para pekerja tukang kayu itu sebagai usaha sampingan. "Kalau tanggal merah kan, tempat saya ikut libur. Jadi manfaatin saja," kata dia.

Begitu juga Adjie Putra (23). Ia membuka toilet umum bersama teman-temannya di sebuah lahan kosong tak jauh dari jalan tol.

"Ya modal terpal, bambu, keran air dan selang air saja. Tapi itu semua yang buat bareng-bareng sama temen," ujar Adjie.

Ia mengaku membuka toilet umum sejak Sabtu 19 Desember kemarin. Dalam sehari bisa meraup Rp 150-200 ribu.

"Per orang dipungut Rp 1.000 untuk buang air kecil. Kalau buang air besar Rp 2.000. Tapi tergantung macet atau enggaknya. Kalau lancar mana ada orang yang mau ke WC umum," ucap Adjie.

Nur Aida (45) warga Pekayon, Bekasi yang terjebak macet selepas pintu tol Ciawi mengaku tertolong dengan menjamurnya WC Umum ini. Sebab, WC di rest area Ciawi tidak dapat menampung begitu banyaknya pengunjung.

"Enggak mungkin kalau ditahan sampai nunggu jalan ke Puncak dibuka. Bisa-bisa kebelet," kata Aida usai menggunakan jasa toilet umum di tepi jalan tol itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya